1000 Cerita Horor di Kantor: Tidak Mau Ditemani, Hantunya Bisik-bisik “Ndang mulih”

Ruang Meeting yang Ada Pocongnya

Saya menulis ini dengan agak deg-deg ser sih. Ruang meeting ini cukup sering dimasuki buat shortcut masuk ke toilet di sebelahnya. Toilet ruang meeting bersebelahan dengan toilet bekas akuarium yang pintu masuknya berbeda. Di depan toilet akuarium ini, seorang mantan teman kantor pernah melihat sesepocong berdiri menunggui Ivan yang sedang bekerja di mejanya. Di lain hari, penampakan pocong di kantor berpindah ke.. dekat.. ruang.. meeting..

Well, well. Dia rupanya ingin tahu update terbaru.

Seperti update cerita dari Sorayeah yang pernah diganggu di ruang tengah yang dekat toilet ruang meeting saat piket sampai malam. Dia ini sensitif, terlebih ketika sedang menstruasi. Di hari piket itu, hawa-hawanya terasa tidak enak karena dia sendirian sehingga berusaha mengalihkan pikiran dengan menyetel musik kencang-kencang lewat headsetnya. Rasa-rasa ada orang lewat di belakang punggung gitu, mengerti kan?

Sosok itu niat sekali mengganggu Sora karena dia kekeuh tidak mau menoleh. Di puncak paniknya, dia menelpon sang pacar untuk buru-buru menjemput ke kantor. Si hantunya marah. Tidak cuma sekadar mengganggu dengan berjalan di belakang Sora, ia menampakkan wujudnya lewat pintu kaca ke taman belakang.

Sesosok bayangan besar, hitam, tapi tembus pandang, terlihat dari sudut ekor mata. Sora tetap kekeuh tidak mau menoleh, sehingga si sosok hitam tersebut kesal dan melanjutkan jalannya riwa-riwi di pintu kaca. Fufufu. Pokoknya saya nggak mau pulang lewat gelap hari ini.

Dan mungkin nda mau ke toilet ruang meeting kalau sepi. Selain tampak ada pocong, juga Sora pernah mendengar ruang meeting ribut sekali saat keluar dari toilet. Seperti terjadi diskusi dan tertawa seru membicarakan pageviews. Ternyata ruang meetingnya nggak ada orang. Bukan, bukan mbak kuntilanak yang tertawa, karena tidak ada orang. Seperti yang dirasakan sama Dimas dari musholla.

Musholla kantor ini selalu ramai saat adzan, dan bergiliran dipakai kemudian oleh yang menyusul salat. Setidaknya dhuha, dhuhur, ashar, magrib, isya, ramailah yang salat. Tapi tetap saja yang sensitif sering merasa ada yang mengganggu.

Ada yang lagi salat sendirian, tapi terasa ada yang mengantri dan lalu lalang di belakang tempat salatnya. Hanya, pintu ruang musholla yang berisik kalau dibuka tutup itu tidak terdengar bergerak. Entah masuknya dari mana. Ketika selesai salat, hilang juga pergerakan lalu lalangnya.

Hantu yang Hobinya Jalan-Jalan

Cerita horor karena seperti ada orang jalan-jalan di sekitar saat sedang bekerja ini menyusul sampai juga ke ruang tamu. Ruang meeting yang tembus ke ruang tamu hanya dibatasi pintu kaca dengan stiker buram setinggi manusia ideal. Jika ada yang jalan, paling enggak akan terlihat kakinya, atau puncak kepala. Tergantung di ruang meeting duduknya di mana.

Teman yang sudah resign itu bercerita. Waktu ia meeting terbatas dengan beberapa orang dulu, dari sudut mata seperti ada orang yang lalu lalang di ruang tamu. Lima menit, sepuluh menit, saat diskusi jadi seru, gerakan itu semakin mengganggu. Jadilah perlu ditegur kenapa jalan-jalan mulu enggak kerja di mejanya. Di ruang tamu tidak ada orang. Sama sekali. Pintu yang menuju ruang tengah tertutup rapat, begitu juga pintu ruang tamu. Apakah ia lompat jendela? Tapi struktur jendelanya juga jendela mati sih…

NEXT: Cerita Horor Dari Balkon Rumah Kosong di Sebelah

7 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *