Bayi Telat Tindik Sampai 3 Bulan, Jadinya Bingung Kan!

Kata orang, punya anak di usia berdekatan itu capeknya sekalian. Sekalian berantakannya, sekalian ngajarinnya, sekalian capeknya beneran pokoknya. Kenyataannya memang demikian. Eh jangan lupa sekalian deg-degan sepanjang mereka berdua saling mengenal di masa pertumbuhannya juga. Termasuk ketika kedua anak tersebut jenis kelaminnya berbeda.

Baca: MAKANYA PAKAI KONDOM!

Inilah yang menyebabkan saya maju mundur akan tindik bayi saat ia baru lahir. Ngeri kan misal anting si adik perempuan ditarik sama kakaknya karena cemburu? Soalnya bukan sekali aja kakaknya menunjukkan cemburunya dengan ngejambak rambut dan menarik kaki adiknya. Tapi risiko nggak menindik bayi perempuan sejak lahir juga ada, dan saya mengalaminya bolak-balik. Ini bayinya cewek apa cowok ya, tanya tetangga. Huhuhu, padahal sudah dipakaikan baju warna pink-pink lho..

img by pexels

Maju mundur melakukan tindik bayi di Malang untuk anak perempuan saya, akhirnya menindik jua. Segala pertimbangan lalala yeyeye yang memberatkan sebelumnya anggaplah jadi tidak ada. Meskipun sebenarnya ada juga beberapa pemikiran yang menjadi kendala kenapa saya tidak tindik bayi sejak baru lahir, seperti:

Kasihan?

Saya pernah mewek-mewek ngelihat kakaknya dites darah untuk melihat kadar bilirubinnya. Ya itu pun terulang saat anak kedua juga agak kurang minumnya. Masa mau lihat telinganya dicubles tindik bayi juga? Kasihan kan masih terlalu kecil dianya.

Biar Dia Tentuin Sendiri

Ada memang teman saya yang bilang demikian dan saya pun sebenarnya mengaamiinkan. Iya biar atas persetujuan si anak sendiri kalau sudah besar nanti mau tindik telinganya apa engga. Siapa tahu dia nggak suka pakai anting seperti saya, biarpun ada lubang tindiknya tapi nggak dibelikan anting sama bapaknya anak-anak jadi nganggur.

Takut Dicabut Si Kakak

Percayalah, si kakak ini biarpun belum 2 tahun umurnya, sudah bisa manipulasi tingkahnya. Drama abis. Awalnya puk-puk adik biar bobo katanya, kalau pas ngga ada yang lihat puk puk jadi bak buk dengan kekuatan penuh. Masalah telinga ini juga. Dia sudah paham cara telinganya dibersihkan. Lalu dipraktikkan ke adikknya ala-ala bersihkan telinga eh ternyata dijewer dong ya.

Faktor Usia

Konon kata beberapa orang yang saya ajak bicara tentang tindik bayi di Malang, semakin besar usianya, semakin cepat menutup lubang tindikan jika tidak dipasangi anting-anting. Hmmm, benarkah begitu? Untuk yang mengalami sendiri ditindik sejak bayi, saya jadi nggak bisa buktikan. Bagaimana denganmu?

Pengalaman Teman Anting Bayinya Dicabut Sendiri

Punya teman dekat yang melahirkannya berturutan kadang ada cerita miris yang bikin mikir. Salah satunya yang anaknya ditindik tapi pakai anting dengan hoop yang lebar. Dipakai mainan sendiri sama bayinya sampai berdarah-darah. Ngeri deh pokoknya!

Nah, jadilah saya mikir panjaaang banget untuk tindik telinga bayi.

Ternyata mikirnya kepanjangan. Sampai hampir habis cuti melahirkan. Dan rambutnya si bayi nggak panjang-panjang, semakin miriplah dia sama kakak laki-lakinya. Hahahaha, mirip banget kecuali pas nangis aja ada mewek-mewek cantiknya. Saya jadi gelisah kalau si kakak menganggap mereka sama laki-lakinya jadi nggangguinnya nggak kira-kira.

Baca Juga: INDAHNYA MENJADI IBU

Akhirnya seminggu sebelum masuk kerja lagi, saya mulai survey tempat tindik bayi di Malang. FYI usia 2,5 bulan itu bayi sudah termasuk besar. Posisinya bisa di tengah-tengah antara mau tindik manual tapi sakit banget, atau menunggu saja sampai besar lagi hingga siap ditindik bayi dengan tembak.

Saya bertanya tindik bayi di Melati Husada Malang tempat dia dilahirkan dulu katanya manual dengan ditusuk jarum. Begitu pula dengan di tempat bidan, sama masih manual. Di rumah sakit Mardi Waluyo juga bisa kata bu dokter anak kesayangan si kakak. Saya kurang sreg karena tidak begitu kenal.

Ada juga hasil browsing tindik bayi di Malang yang pakai sistem tembak di Matos. Konon dia terkenal sebagai tempat piercing yang aman di Malang. Ternyata dia mewajibkan minimal usianya 8 bulan. Di bawah usia itu tindik bayi di bidan aja, mba, kata pengelolanya.

Baca Lagi: DRAMA IBU BEKERJA

Di akhir pencarian saya baru ingat kalau kakak saya bekerja di rumah sakit yang pasti ada bagian anak-anaknya juga. Yang mana perawatnya sudah saya kenal beberapa. H-1 masuk kerja, Sasi pun ditindik telinganya dan kini sudah memakai anting cantik kado dari bapaknya.

Ada beberapa notes dari pencarian tempat tindik bayi di Malang ini.

Pilih yang Emas dengan Sedikit Campuran

Untung saya punya teman-teman yang sudah berpengalaman dengan anak-anaknya. Mereka menyarankan sebelum tindik telinga bayi, pilih dulu antingnya. Jangan langsung yang lucu-lucu dari bahan plastik gitu, tapi pilih yang emas dengan sedikit campuran. Kalau bisa 24 karat sekalian, untuk meminimalkan risiko alergi yang mungkin terjadi. Kecuali alergi emas, kayak saya. Makanya saya kerja keras demi mengumpulkan emas batangan. Halah.

Tipe Anting Bayi yang Disukai Bidan

Awalnya saya ingin yang model anting tusuk saja buat bayi. Pikir saya lebih gampang pasti masangnya waktu tindik bayi. Saat pilih-pilih antingnya di Toko Emas Joyo di depan Pasar Besar Malang, ibu yang melayani menyarankan untuk memilih yang bulat sederhana saja. Katanya itu lebih disukai bu Bidan yang akan memasang anting-antingnya. Lebih mudah!

Pastikan Anting Bayi Sudah Dicoba

Bukan dicoba pasang di telinga sendiri, tapi pastikan anting bayi sudah dilepas pasang lagi dari kunciannya. Ada kejadian ketika bayi perempuan saya sedang ditindik ternyata lubang kancingan antingnya terlalu kecil untuk batang antingnya. Jadilah si bayi nangis geru-geru karena tindikan telinga kirinya tidak selancar telinga kanannya.

Mintalah Anting Bayi Disteril Sebelum Dipasang

Keamanan memasang piercing atau tindikan ini ditentukan dari sterilisasi barang-barang yang berhubungan dengan tubuh. Mulai dari jarum tusuknya, anting bayinya sendiri, dan tangan bu Bidan. Jangan sungkan-sungkan untuk meminta sterilisasi ini demi keamanan dan kesehatan tubuh bayi.

Fyuh…. meski sempat memvideo saat Sasi ditindik telinganya, saya sendiri nggak tega untuk menguploadnya. Sepertinya masih ada yang kurang dari persiapan saya sebelumnya. Tapi saya jadi bertanya-tanya, apa bayi-bayi orang luar seperti di Amerika gitu ditindik juga ya?

12 Comments

  • Saya juga bingung nyari tempat tindik buat anak saya (3 th), dari poli UB, RS UB, RS Permata Bunda, tidak ada yg mau dengan alasan alatnya tidak ada. Jika dilakukan tindik manual, sudah agak susah. Dulu waktu bayi, anak saya sudah ditindik bidan, tapi antingnya bolak-balik ditarik sendiri sampe lepas, akhirnya saya putuskan untuk melepas anting anak saya sampai sekarang. Sekarang anak saya sendiri yang ingin ditindik telinganya. Saat ini masih nyari info di RS Lavalette dan Puskesmas Dinoyo, semoga ada yang bisa.

    • waooow sudah sampe 3 tahun? eh konon kata teman2 klo sudah ditindik sejak bayi, lubangnya ngga nutup. apa di telinga adek lubangnya nutup ya?

      • Nutup mbaak.. anakku yg pertama tindik dr bayi.. pas balita antingnya copoot nyantol di kuping sampe bedarah. Akhirnya ngga ta pakein lagi… eh sekarang nutup.. lalu anaknya pengen tindik sekarang karna tergoda anting lucu nan warna warni.. alhasil aku nyantol di blog iniiih

          • Sama ini, anakku juga antingan sebelah, kira-kira dimana ya yang ada tindik tembaknya, anakku udah 5 tahun e

      • Bener kalo tindik dari bayi lubangnya ngga nutup kalo yg ngomong udah belasan tahun. Krn sejak bayi ditindik, sampai sd baru lepas anting udah minimal 6 tahun pake anting. Lobangnya udah jadi sempurna ngga gampang nutup kalo ngga luka. Kalo lobang udah jadi nutup ajaasih bisa ditembus lagi.

  • @Santi Widi
    Kalau sudah 5 tahun kyknya mending ke toko perhiasan sekalian. Atau ke jasa tato seperti info sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *