Kolam Amaranta Prambanan Hotel

Love and Hate with Amaranta Prambanan Hotel

“Staycation kok jauh-jauh ke Jogja sih? Ke Jogja kok nggak ke Malioboro sih?” Celetukan saudara GoWil bikin saya cengengesan. Lha total sewa villa di Batu dengan roadtrip ke Jogja + hotelnya 2 malam = harga sewa villa semalam saja di Batu. Sekalian aja. Toh ceritanya memang masih ogah sambang objek wisata di Jogjakarta, hanya ingin meetup saja.

Jadilah setelah ke UBU Villa Donolayan yang bikin jatuh cinta, saya berpindah ke Amaranta Prambanan Hotel. Separuh aku, eh separuh jalan keluar dari Yogyakarta dan gate tol menuju Malang. Oleh karena itu semua perurusan di Jogja baiknya diselesaikan semua sebelum menuju hotel selanjutnya.

Beli oleh-oleh urusannya tentu, tapi memilih untuk tidak masuk kota di pinggiran saja. Lalu lanjut cus ke Prambanan sambil melihat-lihat di mana jajanan yang bisa ditemui sesudahnya sebelum masuk hotel yang kayaknya jauh dari peradaban kota.

Lokasi Amaranta Prambanan Hotel

“Amaranta Prambanan sama Amarta Hills Hotel and Resort di Batu itu ada hubungannya ngga ya, Mba?” Sekali lagi si driver Gowil Kurir Malang nyeletuk waktu moncong mobil sudah melihat ujung bangunan hotelnya. Sederet saja gedung putih dengan bentuk atap Y sederhana. Beneran sederhana tampak luarnya.

Posisinya mirip dengan Amarta, minggring-minggring di lereng bukit. Tapi dengan jalan yang luar biasa berbeda. Cukup 1 tanjakan untuk naik ke Amarta, Amaranta sendiri nggak tau deh tanjakannya ada berapa.

Menuju ke sana cukup ikuti maps atau ikuti saja petunjuk lokasi sejak perempatan Candi Prambanan. Dari Yogya belok kanan, dari Solo belok kiri. Melewati Abhayagiri masih terus naik ke atas. Hampir 5 kilometer dari jalan provinsi. Dekat sekali dengan Spot Riyadi yang rupanya jadi tempat hits para pesepeda dan penikmat senja.

Nah, dari titik riyadi itulah tanjakan terbangsat (kalau jalan kaki) menuju Amaranta Prambanan Hotel.

Tapi sebelumnya saya ceritakan dulu apa yang bikin love and hate relationship sama hotel ini ya.

5 Things I Love The Most from Amaranta Prambanan Hotel

Area Entrance yang Cakep Banget

Kalau dilihat-lihat lagi, saat masuk Amaranta Prambanan itu kita ternyata berjalan menerobos gunung. Entrancenya cakep banget dengan jembatan kayu di atas kolam. Kalau malam, woooh spot foto yang superb sekali!

Mungkin ada harga yang harus dibayar untuk bisa menikmati entrance tersebut, apalagi kalau habis jalan kaki keluar area hotel mencicipi jogging track yang disediakan.

Percayalah. Saya nggak bohong.

View Amaranta >> Abhayagiri?

Setelah dari entrancenya yang WOW sekali, saat check in jangan lupa untuk melihat dulu view Candi Prambanan dari ketinggian. Posisi hotel ini lebih tinggi dari Abhayagiri yang kelewatan saat menanjak. Sejauh mata memandang terlihat hijau dan puncak candi di kejauhan. Fokus Abhayagiri memang ke Candi yang lebih dekat, sedangkan Amaranta lebih luas lagi.

Rentang waktu tertentu kereta Pramex Jogja Solo melintas dan terlihat jelas. Si bocah penyuka kereta api langsung kegirangan dan betah berlama-lama menanti keretanya lewat lagi. Tentu, view Amaranta jauh lebih ok bagi saya.

TERLOVE Ada Family Room dan Kamar Hotelnya Luas Sekali!

Family room dengan 2 queen bed! Gimana nggak happy kalau bawa anak kecil ke sini. Nggak papa yang family room tidak ada balcony, daripada saya capek jerit-jerit mengingatkan anak-anak untuk nggak naik-naik pagarnya. Meski diisi 2 queen bed tidak terasa mengurangi kelapangan kamarnya. Saya masih bisa menggeletakkan koper dan tas begitu saja, dan sepatu-sandal anak-anak di mana-mana.

Terlove lagi kamar Papa Mama di sebelah yang kayak 2x kamar family room luasnya. Bahkan King Bednya nggak kelihatan waktu buka pintu. King bed dan ada sofa bed yang kalau kamu ngajak anak bisa diungsikan ke situ. Yang agak gengges memang kamar mandinya kenapa harus didesain pintu geser yang bertemu di pojokan pintunya.

Memang akan menambah luas ruang kalau dibuka, sementara agak deg-degan bagi yang ada di dalam kamar mandinya.

Swimming Pool dengan Berbagai Kedalaman Air

Puas berenang sepagian di Ubu Villa Donolayan tidak membuat anak-anak capek. Recharge sebentar selama menuju Amaranta langsung dibayar tunai dengan nyemplung kolamnya. Hangat pula airnya, jadi anak-anak semakin betah bermain air sesorean sampai kolamnya sepi. Apalagi ada yang super dangkal 0.4 meter saja.

Bukan anaknya Mimi juga kalau cuma bertahan di kolam yang dangkal. Sasi dan Gaga merepet-merepet mencari kolam yang agak dalam ke pinggiran infinity poolnya. Kedalamannya 1 meter lebih sedikit mungkin karena Gaga agak tenggelam dan Sasi ngamplok di gendongan.

Di atas kolam anak-anak ada kolam berjemur dengan kursi-kursi panjang yang direndam. Di atasnya lagi baru kolam dewasa dengan ketinggian sedada. Sungguh nyaman berjemur sore-sore menanti senja.

Ada Jogging Track Lewat Candi-Candi

Staycation lalu bangun pagi? Itu bukan saya banget sih. Tapi karena lagi nggak ada mas bojo, mau nggak mau harus on terus kalau anak-anak sudah bangun. Termasuk minggu pagi di Amaranta Prambanan yang adem. Dan jogging tracknya yang naik turun tanjakan curam.

Fyuh. Belum 100 meter dari pintu gerbang saya sudah menyesal kenapa nggak berenang aja malah jalan-jalan. Memang viewnya bagus, lewat hutan, lewat bendungan, dan Candi-candi yang sudah jadi reruntuhan.

Tapi jalannya turuuun datar sedikit lalu naaaanjaaak banyaaaaak. Dan puncaknya setelah mencapai Spot Riyadi saya misuh-misuh melihat tanjakan yang terlihat tegak menuju pintu hotel itu.

Ancat. Hahahahaha. Belum lagi baterai anak-anak kayak energizer, saya masih menarik napas dan mengurut kaki di kamar, mereka sudah mengajak berenang lagi. Baik. Sampai siang. Baik. Saya sudah kelaparan mereka belum, baik.

Tidak lama setelah berenang pada tidur dan kami bersiap-siap pulang menuju Malang. Meninggalkan kamar yang nyaman dan rasan-rasan sedikit soal pengalaman menginap di hotel ini.

Ramahnya pelayanan dan view yang cakep dari Amaranta Prambanan agak menghapus pertanyaan kok buffet makanannya gitu aja ya. Cukup minimalis 1 meja saja baik dari buffet dinner sampai breakfastnya. Es teh dan air mineral. Bakso, sate dan jagung bakar. Sempat terpikir ini sebenarnya hotel bintang berapa ya..

Ndilalah kok seminggu kemudian ngintip IGnya, buffetnya full 3 meja. Kan gemes ya harganya sama. Hahahaha, sungguh lalu merasa kurang beruntung melihat pelayanan yang berbeda selang seminggu saja.

Apakah itu tandanya harus balik menginap lagi di Amaranta Prambanan? Ada cerita horor nggak sih di hotel ini?

ADA, huhuhuhu

Update Cerita Horor di Amaranta Prambanan Hotel

Baru aja klik publish, sesembak nambahin ada sepenggal cerita horor di malam yang sama staycation di sana. Saya mendapat kamar di lantai 5. Ternyata lantai 2 dan 3 diblok oleh keluarga teman lama kakak yang nggak sengaja menginap bersama di sana.

Saya sih no problem. Sudah lelah jalan dan berenang dan makan malam kejar-kejaran. Di lantai 2 dan 3 tempat teman kakak menginap ternyata diganggu suara langkah berlari-lari dan menggeser meja. Sampai tengah malam. Seluruh penghuni lantai mendengar suara yang sama dari kamar di atasnya.

“Bukan suaranya Gaga sama Sasi?” wkwkwkw, kan saya di atasnya 3 lantai. Ngga lah yang pasti. Anak-anak sudah tidur sejak pulang makan malam. Saya sendiri nggak kuat ngobrol-ngobrol lagi dan jam 10 malam sudah tidur.

Suara tersebut hilang ketika katanya mereka menyalakan murrotal selama beberapa waktu.

Ndilalah kok ya Adik saya mengaku dia mendengar suara yang sama dari kamar di sebelahnya.

Di lantai 5 yang sama dengan kamar saya. Dyem.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *