rahasia menyusui

Berkah Pandemi, Menengok Teman Lahiran Jadi Bahan Tubir di Timeline

Berkah apa musibah sebenarnya ya. Sejak teman sepantaran mulai menikah dan satu per satu melahirkan anaknya, baru periode Maret 2021 ini ada yang mempermasalahkan ucapan selamat pada pasangan yang berbahagia tersebut. Katanya, “Biasakan mengucapkan selamat kepada keluarga yang baru melahirkan tanpa nanya, ‘bayinya laki atau perempuan?'”.

Kalimat ini ditanggapi luar biasa oleh netijen. Ada yang bilang pertanyaan ini nanti jadi bias gender, hingga ada yang merujuk pada tradisi daerah tertentu yang menjadikan keturunan gender tertentu lebih tinggi derajatnya bagi keluarga. Semua bisa terjadi.

Tapi, kebiasaan pasangan sekarang kayaknya sudah bergeser juga ya. Nggak perlu nanya karena pada prosesnya mereka sendiri yang mengabarkan melalui berbagai macam cara.

Foto Barang-barang Bayi Sudah Menjelaskan

kenapa waktu begitu cepat berlalu

Ada tradisi di sekitar saya kalau belanja baju bayi itu setelah kandungan usia 7 bulan. Jika sebelum itu sudah dilakukan, pamali katanya. Nggak heran kadang-kadang ada aja yang lagi hamil besar terus dipuas-puasin belanja lalu difoto dan dipajang di medsosnya. Maklum, sudah nahan selama 7 bulan.

Kebanyakan warna pink biasanya calon babynya cewek, kalau cowok biasanya warna biru. Dari topi sampai kaos kaki. Dari bedong sampai jaketnya sudah dipersiapkan sejak dini. Apalagi kalau anak pertama. We don’t have to ask, isn’t?

Tapi memang ada juga yang memilih netral dengan warna kuning, atau monokrom hitam putih abu-abu. Tenang ada cara lainnya.

Intip Foto USG-nya

Mudahnya melakukan foto USG kehamilan belakangan ini membuat arsip proses kehamilan jadi lebih semarak. Saya bahkan USG 4D hampir setiap bulan saat kontrol sampai trimester ketiga. Di trimester ketiga yang kontrolnya lebih sering, kadang-kadang dibonusi USG 4D sama dokter SpOG yang lagi nyobain mesin barunya.

Umumnya memang foto USG biasa yang hitam putih itu dilakukan setiap kontrol. Banyak fungsinya, untuk melihat pertumbuhan janin, perkiraan panjang dan berat janin, perkembangan organ-organ tubuhnya termasuk jenis kelaminnya. Nggak 100% akurat tapi penapisan awal bisa dilihat kok apakah jenis kelamin janinnya cewek atau cowok.

Kalaupun nggak ditulis di caption foto, coba perhatikan lebih jelas image yang mereka posting. Kadang-kadang sama dokternya ditulis di hasil USGnya. Actually, anak pertama saya sempat dikira cewek di USG pertama jenis kelamin. Kemudian terlihat ternyata cowok di USG selanjutnya. Akhirnya namanya harus siap-siap dua set untuk jaga-jaga misalnya ganti lagi. Ahahaha.

Sudah Ada Acara Baby Showernya

manfaat pijat bayi secara rutin

Beberapa waktu belakangan, acara gender revealing macam baby shower mulai sering diadakan. Circle pertemanan saya belum ada sih, cuma lihat-lihat kalau lagi explore instagram. Setidaknya pasti kedua orangtua sudah tau ya gendernya, sehingga pihak EOnya tinggal menyiapkan balon-balonnya saat dibuka.

Kedua kehamilan saya engga kepikiran ngadain baby shower. Ada berbagai kejadian yang sebenarnya kalau diingat-ingat saya ingin menepuk pundak sendiri. Kamu hebat. Nggak perlu perayaan macem-macem, kamu bisa melalui 9 bulan pertama, 9 bulan kedua dengan bayi pertama, dan tetap waras saja sudah baik. Jadi nggak perlu ngabarin yang nggak perlu.

Nggak Dikasih Tau Juga? Coba Menebak Jenis Kelamin Janin Dari 12 Tandanya

Cukup 12 aja, kalau banyak-banyak nanti kamu bingung karena terlalu diiyain semua. Tanda-tandanya sederhana, ada yang gejala psikis, ada juga yang berdasarkan kepercayaan. Well, saya sendiri memantap-mantapkan menebak jenis kelamin bayi ini setelah anak lahir.

Mulai dari detak jantung janin selama di kandungan. Ada juga dari yang membaca daftar belanjaan makanan. Kalau bentuk perut sih pasti sudah pada tahu ya, tapi tahukan kalau janin laki-laki itu perut tampak bulat seperti bola, sedangkan janin perempuan tandanya perut terlihat mengikuti bentuk pinggang.

Lebih lengkap saya pernah menulis di sini. Baca dulu ya.

Sabar Saja, Pasti Dikasih Tau Pas Bayinya Lahir

Mau belikan kado ya pasti ya kok kepo banget sampai cari-cari jenis kelamin bayi. Kalau dari ketiga cara di atas nggak berhasil juga menebak, memang beli kadonya nunggu lahir aja. Pasti dikasih tau, beneran.

Biasanya orangtua baru akan mengabarkan kelahiran anaknya dengan ‘Nama, Jenis Kelamin, Panjang dan Berat Badan, beserta cara persalinannya bersama hari dan tanggal dilahirkan’ lewat pesan whatsapp juga sosial media. Meminimalisir pertanyaan dan jawaban berulang, namun menimbulkan pertanyaan baru dari orang-orang yang kepo. KENAPA KOK LAHIRANNYA SESAR? HIH.

Contoh kalimat pengumuman kelahiran bayi. Alhamdulillah telah lahir bayi perempuan anak kedua kami yang bernama Lulu Tobing Anak Jalanan dengan panjang 50cm dan berat 3,5kg melalui persalinan normal.

Jadi, sangat wajar sekali ketika ada yang ngomong begini sebenarnya: “Biasakan mengucapkan selamat kepada keluarga yang baru melahirkan tanpa nanya, ‘bayinya laki atau perempuan?'” At least kamu sudah dikasih tau dari pengumuman yang dibuat orangtua karena melihat timeline pernyataan itu berarti bayinya sudah dilahirkan.

No debat. Or still debatable?

Kalau masih didebat soal mau memberi kado dan ucapan selamat sesuai gendernya, ini adalah tugas dari calon orangtua bayi sebenarnya. You have family and a lot of friends, are you? Mudahkan mereka dengan memberi daftar perlengkapan barang-barang bayi yang belum dimiliki. Berikan daftar itu kepada teman-teman dan update-lah secara berkala biar kadonya nggak kembar.

Pernyataan itu juga nggak perlu diambil pusing kok kalau memang tujuannya ngasih kado lahiran. Banyak hal lain yang dapat menjadi wujud ungkapan turut bersuka cita atas kelahiran bayinya. Kado daster dan baju menyusui, roti-roti enak, buah-buahan, atau hampers makanan siap saji sekarang juga bisa.

Nggak perlu ribut sama si baby, berikan perhatian penuh pada ibunya saja. Jangan lupa, misal teman melahirkan bukan anak pertama, alih-alih mikirin dek baby cewek atau cowok, pikirkan juga untuk memberi perhatian pada kakak si baby.

Jadi wajar jika terjadi keributan di netizen karena pertanyaan tersebut di atas. Orang-orang kebanyakan waktu, sehingga nggak mengambil esensi dari kalimat tersebut.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *