Jelajah Jembatan di #MalangUklam

Puluhan tahun lalu, hobi saya menjelajah. 4 tahun di Madiun, rasanya hampir setiap bulan saya menjelajah hutan di Sarangan. 5 tahun di Ngliyep hampir setiap minggu menjelajah hutan menuju pantai. Beranjak besar, jalanan antar kota yang saya jelajahi.


Jadi, rasanya dejavu ketika memutuskan ikut #MalangUklam yang digagas Sandynata Minggu kemarin. Tujuan kami adalah Jelajah Jembatan di kawasan Oro-oro Dowo. Tepat jam 7 langkah dimulai dari Alun-alun Tugu dan mampir di JavaDancer karena Sandy kebelet pee. Dari perempatan BCA Pusat, berbelok ke kanan dan nyaris kalah godaan untuk berhenti sarapan di McDonald Kayutangan.

Di gang pertama jalan B.S. Riadi, kami mulai menyusuri gang demi gang berbekal maps di geTab. Jembatan pertama yang ditemui, verboden karena arahnya menuju sekolahan. Jembatan yang kedua, arahnya lebih kacau. Beberapa gang sedemikian kecil hingga hanya pas untuk lebar pantat saya. Bagaimana ya kalau malem2 di gang gini, pasti serem saking sempitnya…

Di jembatan kedua yang cute karena ada kandang burungnya, mendadak loss orientation. Kok sungainya 2? Kok setelah nyebrang sungai, ada sungai lagi di kanan jembatan. How come? Pusing-pusing kami kembali menyusuri gang saja. Dan di jembatan ketiga godaan mulai datang. Penghuni kampung sudah mulai beraktivitas…di sungai… Oh dear..

Saya milih jalan muter-muter lagi deh daripada menyusur tepi sungai seperti yang disarankan Mak Atik, mbok pijet yang rumahnya ada di JA Suprapto gang 1 kalau tidak salah. Selain ada beberapa orang yang mandi, ada yang asyik jongkok di sana –“. Eh, kami nemu ‘cafe’ sabung ayam lho di pinggir sungai sana. Lokasi tepatnya: LUPA! Di jembatan ke empat situasi sudah berbeda karena bisa dilewati kendaraan roda dua. Pun di jembatan terbesar dan terakhir yang kami lewati.

Menyusuri rumah demi rumah di perkampungan Oro-oro Dowo, saya yang biasa tinggal di komplek ini tentu bersyukur tak harus head to head ketemu tetangga tiap hari. Menyusuri gang demi gang tidak sedikit rumah gaya kolonial yang masih kokok berdiri. Mungil dengan kaca patri, tebal dengan tembok batanya. Sangat berkarakter.

Dari #MalangUklam yang ini, adakah gang-gang serupa dengan kawasan Oro-oro Dowo yang bisa kami jelajahi lagi? Ketagihan ^^

baca kisahnya @Sandynata

 

 

 

5 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *