Pengalaman Kursus Membuat Roti di Dapur Omah Jajan Malang

Terseret di arus perduniabikinrotian selama periode work from home ini bikin saya frustasi. Kayaknya lihat di YouTube itu gampang sekali. Pada kenyataannya, saya sampai menulis Tweet seperti ini, “Setelah percobaan di atas 5x baking dan ga sukses2, tampaknya aku perlu menyadari bakatku itu membeli.”

Padahal oven sudah beli, beberapa macam loyang sudah dimiliki, setumpuk bahan-bahan roti dan kue sudah ada di lemari. Masih gagal terus! Dari percobaan pertama saja sudah salah langkah, sehingga saya menyambut dengan gembira ketika Athya, owner dari Omah Jajan Malang, membuka dapur untuk teman-temannya belajar membuat roti. Iba hatinya mendengar saya curhat nguleni 800gram adonan dengan tangan kosong.

Bayangin, 800gram adonan kering itu sama dengan 1,6kg adonan basah. Hahahaha, tidak heran setelah bikin roti saya nggreges minta dipijeti sampai minum obat penghilang rasa sakit. Ngga mau kayak gitu lagi jadilah suatu siang saya menitipkan anak-anak pada suami, lalu nginclik naik motor sendiri ke Omah Jajan untuk kursus bikin roti di Malang ala-ala aja sama Athya.

Disclaimer: Saya tetap menganut anjuran di rumah aja lebih baik. Keluar rumah kalau ada perlu banget dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan dan mandi saat pulang ke rumah.

Omah Jajan dan Athya, Jadi Kursus Bikin Roti di Malang

Sekadar perkenalan, Omah Jajan ini warung ngemil murah meriah yang dekat dengan Universitas Brawijaya. Tempatnya sederhana ngga neko-neko, menunya macam-macam dan cocok untuk kantong mahasiswa. Seiring dengan perkembangan tempat nongkrong hits di Malang, rupanya Omah Jajan perlu mundur sejenak dari percaturan dunia kulineran. Kini Athya menerima orderan jajanan sambil sesekali membuka kelas bikin roti dengan ilmu yang dia miliki.

Bikin Roti Tawar atau Roti Manis?

Ketika penawaran belajar bikin roti dibuka Athya, saya agak ragu mendaftar meski menyadari saya yang paling butuh belajar. Habis, Athya galak sih kalo di chat, saya takut dimarahi kalau salah langkah pas kursus sama mantan dosen ini, hahahaha. Tapi, ayoklah dicoba. Masa mau nggreges mulu tiap bikin roti padahal pengen bikin toast sendiri. Tapi bikin roti manis juga seru sih, kan bisa diisi macam-macam selai buat camilan anak-anak.

Saya memilih resep roti tawar dan ada teman yang memilih resep roti manis. Adil, jadi dapat ilmu yang berbeda di waktu yang sama. FYI, resep roti tawar atau shokupan dan roti manis di YouTube sudah banyak dikreasikan. Buanyak banget malahan, dengan berbagai teknik baking, teknik menguleni adonan sampai kalis tanpa mixer, teknik menguleni roti dengan dua jari dan macam-macam lainnya seperti teknik autolisis.

Saat kursus di bawah bimbingan Athya, saya menyadari ada satu masalah mendasar yang tidak saya miliki. Soal mempelajari bahan-bahannya dulu sebelum menjadikan satu.

Pemahaman Soal Bahan Roti dan Tekstur Adonan

Bikin roti bikin cookies jadi, tapi apa kamu sadar apa sih fungsi masing-masing bahannya? Mulai dari tepung terigu, raginya, baking powder, telur, susu, bread improver, dan masih banyak lagi bahan-bahan yang sering disebutkan di resep-resep.

Saya masih ingat tips untuk mengaktifkan ragi instan yang sering dilihat di YouTube-YouTube. Ternyata, ragi instan itu nggak perlu dibikin pasta dulu atau di kasih air hangat dulu. Namanya juga ragi instan. Artinya sudah siap pakai. Kondisi diaktifkan dengan susu/air hangat dan gula itu biasanya berlaku untuk ragi yang sudah disimpan terlalu lama. Khawatir nggak ngembang, coba aktifkan dulu baru dipakai dengan air hangat dan gula.

Begitu juga perdebatan susu/cairan dingin atau pakai yang hangat ya. Menurut yang disampaikan di short course Athya, sebaiknya pakai yang dingin suhu kulkas baik untuk susu atau telur misalnya dipakai. Karena adonan nanti akan diuleni yang artinya akan ada gesekan dengan bahan-bahan lainnya sehingga menjadi hangat. Jadi membuat adonan sebaiknya bahan-bahan cairan dalam kondisi dingin saja.

Cara Menyimpan Bahan Kue dan Roti

Soal tekstur adonan juga tergantung dari cara menyimpan bahan kuenya. Kamu menyimpan di tempat tertutup yang dingin, atau diangin-anginkan, atau bagaimanapun caranya pasti akan berpengaruh pada jadinya adonan. Alangkah lebih baik jika tepung dan gula (selain adonan cair) disimpan di tempat tertutup dan disesuaikan dulu dengan suhu ruang sebelum digunakan.

Bahan Roti dan Kue Premium Memang Nyata Hasilnya

Ada harga ada rupa. Mau yang enak, carilah bahan yang direkomendasikan bakery-bakery atau tukang kue. Beberapa merk seperti Bogasari cukup memenuhi standar. Mau tingkatkan sedikit hasilnya, coba Double Zero atau Komachi. Begitu pesan Athya. Pasti hasilnya berbeda, tetap enak, tapi ada kelembutan yang terasa jika dipegang teksturnya.

Tidak Semua Bahan Kue Perlu Dibeli

Di beberapa resep ada bahan-bahan yang kayaknya kok susah disimpan atau jarang dibeli. Biasanya seperti bread improver dalam berbagai merk, whip cream juga termasuk. Ini nggak mutlak harus dipakai kok. Bisa diskip saja kata Athya kalau nggak ada. Sudah cukup diatasi dengan bahan-bahan standar lainnya seperti ragi, baking powder, tepung terigu, susu, telur dan gulanya.

Cobalah Berbagai Tips Menguleni Adonan Kalau Nggak Punya Mixer

Berbahagialah yang punya mixer khusus roti. Itu sangat membantu sekali buat membuat adonan roti. Seperti kitchen aid yang menggoda iman itu. Tapi kalau mau yang mixer tangan, merk Kirin sudah cukup kok. Asal tahu cara menggunakannya aja biar mesinnya nggak boncos.Jadi adonan roti kan lama-lama kalis tuh, pakai giginya yang spiral saja. Lalu caranya jangan diam saja, tapi bikin gerakan memantul-mantul seperti memukul adonan.

Kalau nggak punya mixer, ada berbagai tips dan trik menguleni di YouTube. Ada yang pakai V-shape, ada yang nggak diuleni, ada yang pakai autolisis, dan sebagainya. Semua bisa dicoba sampai menemukan mana yang cocok untuk tenagamu.

Jadi begitulah. Kursus membuat roti di Malang di Omah Jajan nggak cuma sekadar datang bikin adonan dan bikin kue. Tapi juga sharing tips-tips membuat roti yang dihadapi murid-muridnya sebelum kursus. Sementara di sebelah kami, adonan yang sudah dishaping tadi mengembang. Siap dimasukkan ke dalam oven.

Kalau ada adonan sisa, bisa disimpan juga lho di freezer biar dia tidak mengembang. Nanti dikeluarkan dulu sampai bisa diuleni tipis-tipis saat mau dibaking lagi. Tapi cukup pelik itu, saya belum sukses menyimpan adonan dan bakingnya bisa seperti yang diharapkan. Harus dicoba lagi dan lagi biar tahu sendiri celah penyimpanan dan baking ulangnya.

Sampai hari ini menulis ulang pengalaman kursus membuat roti di Athya, saya baru recook 2x. Entah ini banyak sekali kiriman serta dapat giveaway kue dan roti dari teman-teman selama beberapa minggu ini. Alhamdulillah dan terima kasih semuanya ya.

PS: Athya nggak galak kalau ngajar.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *