Jam Buka Bakso Sumsum Cak Hadi Singosari

There’s a Deep Dark Hole in My Heart after You Gone

Senin, 12 September 2022

Malam itu saya kopdar bersama sirkel seram. Teman-teman twitter yang budiman dan rupawan sekaligus identitasnya tidak boleh diungkapkan. Sebuah pertemuan biasa sambil melepas teman yang meninggalkan kota Malang. Cafenya tidak jauh dari rumah seorang teman lama lainnya. Waktu pulang sempat saya obrolkan bersama suami.

“Lho tadi lewat rumah Oom Y ya?”

“Bukan lah, masih satu gang depan lagi.”

“Yah padahal deket, ga jadi mampir deh.”

“Lagian uda malem!”

Saya melirik jam, wah sudah 10 malam lewat. Dingin sih engga, tapi saya memeluk suami saya erat-erat. Motor pun melaju pulang menembus keramaian.

Selasa, 13 September 2022

Tulilililitttt, nomor suami terpampang di hp. Kalau telepon gini pasti pulangnya telat, dalam hati saya mengucap sebelum menjawab.

“MI, OoM Y MENINGGAL!”

“Astagfirullah, Innalillahi! Kenapaaa? Sakit apa?”

“Masih aku cari tahu dulu kenapanya. Sebentar ya.”

“Ya Allah Pii, semalem belum juga nanya kabarnya omyo kok sudah dapat kabar gini duluan?”

Shock saya mendengar berita singkat itu. Rasanya nangis sudah nggak mbrebes mili tapi banjir seperti hujan sebentar di jalan Suhat. Tenggorokan saya terasa tercekat, menyesal rasanya nggak bertanya apa kabar tadi malam.

Saya mencari Instagramnya. Tidak ditemukan.

Saya mencoba mencari Facebooknya. Hilang.

DEG.

Hanya tersisa jejak chat 6 tahun lalu untuk pertama dan terakhir kalinya kami chat di Facebook karena pada satu titik saya nggak tahu harus mengabari dari mana. Seingat saya namanya sempat hijau di kolom chat beberapa hari sebelum Selasa ini. Pekerjaan saya sedang banyak di social media soalnya.

Kecelakaan pas latihan tembak reaksi, Mi. Masih dicari kronologinya.

Sebuah pesan masuk dari suami kembali. Astagfirullah, kok bisaaaa. Masih kaget tapi waktunya anak-anak mandi. Saya tidak membalas dan melanjutkan aktivitas di rumah.

Kemungkinan bukan kecelakaan, Mi

Pesan selanjutnya membuat saya shock berat. Termenung membaca pesan lebih panjang yang dikirimkan suami selanjutnya.

Malam itu ketika dia pulang setelah mengurus ini itu soal keluarga teman kami, saya memeluknya erat.

Rabu, 14 September 2022

Sepanjang malam kami ngobrol saling menguatkan. Berita hari ini terlalu dalam untuk diartikan sebuah kecelakaan latihan. Berbagi informasi-informasi yang disampaikan teman-teman lainnya, masih juga ditelepon sana sini, dan dini hari baru kami bisa tidur.

Nggak ding.

Saya masih merasa menyesal sampai hari ini. Apakah jika saya bertanya “halo om apa kabar?” malam itu, mungkinkah dia menceritakan soal hatinya yang gundah? 4 malam berikutnya, saya masih mengingat dengan jelas. Penyesalan yang memberatkan hati ini jika terus dibahas. Biarpun sudah jalan-jalan, bertemu dengan teman, ke kantor, saya sepertinya hanya mencari pelampiasan.

Jika sudah duduk lagi bekerja, mengutak-atik social media, melihat namanya di pojokan message Facebook, rasanya masih nggak percaya ini semua terjadi di circle terdekat. Saya dan dia pernah dekat, saya yang menitipkan asa ketika dihantam prahara. Dia yang welas asih mengulurkan tangan dan membantu mencarikan jalan. Hingga hari ini saya masih waras juga karena bantuannya di awal-awal saya kehilangan jiwa. Ketika saya sudah kuat, prahara-prahara selanjutnya bagaikan jepretan karet dua. Pedas, tapi saya bertahan.

Agustus 2017

Aku kok jadi agen mata-mata kayak James Bond gini ya? Pernah suatu hari ketika kami teleponan dan dia menyampaikan fakta-fakta, tercetus kalimatnya. Hahahaha, daripada jadi agen minyak, capek teriak-teriak, Om, kata saya. Setelah melahirkan anak kedua, kami hampir tidak pernah bertemu karena saya mengundurkan diri jauh-jauh dari hobi angkat senjata.

Kenangan-kenangan itu selalu muncul setiap namanya teringat kembali beberapa hari ini.

There’s a big hole in my heart. And I don’t know how to heal it.

Tapi bersama ini, saya melepas kenanganmu, Om. Mendoakan arwahmu tenang kayaknya sia-sia, tapi semoga kamu tidak lagi merasakan beban yang menghimpit di dada dan tidak pernah kamu ceritakan pada siapa-siapa itu. Biarlah alasanmu melakukannya tetap jadi rahasia yang kamu simpan erat di dalam hati. Selepas ini, saya janji tidak menangis lagi.

Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.

“Sesungguhnya kami itu milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah SWT.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *