Angkot Mogok Jalan, Disambut Aksi Edan Relawan Kota Malang

Malang Guyub Rukun, tagline itu bukan sembarangan dicetuskan. Beberapa waktu belakangan damainya kota Malang dibuat guncang dengan aksi mogok angkutan umum dan taksi konvensional. Hampir sama dengan kemunculan angkutan berbasis aplikasi di beberapa kota, pengemudi angkot menuntut ditertibkannya angkutan online seperti Gojek, Grab, dan Uber.

Walikota Malang Abah Anton menegaskan tidak bisa menindak karena tidak ada aturan dari Kemkominfo. Dishub pun masih merapatkan belum bisa menertibkan. Beberapa poin keputusan bersama telah diambil seperti angkutan berbasis online dihentikan, namun rupanya belum memuaskan salah satu pihak.

Pengemudi angkot kemudian mengambil sikap dengan mogok jalan mengangkut penumpang, menutup jalan, bahkan banyak oknum dilaporkan di timeline mengeroyok orang yang diduga pengemudi angkutan online. Even teman kantor saya sendiri pun mengalami saat dibarengi temannya yang searah dengan bermobil.

Ratusan hampir ribuan penumpang angkot pun terlantar. Terhitung sejak Senin (06/03) dimulainya mogok massal pengemudi angkot, sejak saat itu juga banyak pelajar dan karyawan yang telat. Ibu-ibu nggak bisa ke pasar, ada juga anak yang mau kemoterapi ke rumah sakit diangkut oleh truk Satpol PP. Ya, kendaraan-kendaraan dinas kota Malang dikerahkan untuk mengangkut warga Malang.

Gerah dengan pengemudi angkot yang tidak mengindahkan keputusan yang sudah diambil bersama, warga Malang pun bertindak. 

Sejak kemarin saya memperhatikan teman-teman dekat mulai memasang tanda RELAWAN di motor dan mobil pribadinya. Di timeline pun ramai tagar #NebengMalang untuk mereka yang menawarkan tempat di kendaraannya jika sejalan. Hari ini, gerakan relawan jauh lebih menggila lagi!

Puluhan mobil pribadi, ratusan motor pribadi, truk dan kendaraan dinas dan masih terus bertambah, memberi tumpangan gratis buat warga Malang yang membutuhkan angkutan ke tempat aktivitas. Dari pengusaha sampai bapak sepuh menyediakan tenaga dan mobilnya.

Bahkan akun @Lambe_turah juga menyempatkan memberi apresiasi di timelinenya.

Well, sebagai mantan pengguna angkot yang beralih ke kendaraan pribadi, juga sesekali pengguna transportasi online, dan orangtua yang masih senang naik taksi serta angkot, saya berharap masalah ini segera mendapat solusi yang menenangkan semua pihak. Salut dengan reaksi cepat dan edan dari warga Malang, namun perlu juga ada solusi yang baik untuk angkot.

Setiap masalah pasti ada jalan keluar. Setiap perkembangan pasti memerlukan adaptasi. Bagaimana kita sebagai individu yang perlu bersosialisasi dengan segala perubahan ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *