Life is Never Flat

Satu ketika kita merasa hidup ini begitu sempurna, dengan lingkungan dan seluruh isi dunia seakan mengerti apa mau kita. Lain hari kita jatuh berada di titik terbawah yang berjalan pun seakan menggaruk tanah karena tidak berdaya. Saya, sedang berada di titik ketidakmampuan saya.

Bukan, bukan masalah pekerjaan. Walau pun apa yang sedang di hadapan mata memang membuat saya bimbang. Cerita si Christian Bautista dalam Simfoni Luar Biasa itu bukan hanya sekedar cerita ala skenario film belaka yang harus saya olah perkembangannya. Mereka anak-anak kecil yang keterbelakangan mental sebagai lawan main Christian Bautista, ada di depan mata saya. Bedanya ke dua anak ini bukan mengalami cacat bawaan yang menyebabkan mental mereka terganggu. Ke dua anak ini adalah produk gagalnya keluarga karena kedua orang tuanya tidak bertanggung jawab.Usia si sulung seharusnya sudah masuk sekolah dasar, sepertinya si bungsu masih masuk kisaran taman kanak-kanak. Secara fisik mereka sehat, tapi mentalnya tidak mengikuti pertumbuhan fisiknya. Di usia mereka, bicara pun belum jelas, gerakan motoriknya juga jauh tertinggal. Sedih. Sakit hati ini ngeliat kondisi mereka. Mungkin tidak hanya satu dua, di luar sana masih banyaaak sekali anak-anak yang tidak diperhatikan pertumbuhannya oleh orang tua.

Saya bersyukur memiliki keluarga yang utuh yang saling menyayangi dan memperhatikan satu sama lain. Si kecil-kecil ini jauh dari anugerah itu. Mereka sampai harus diambil paksa agar bisa tumbuh semestinya. Tidak terlantar di tangan orang tuanya. Usia-usia yang semestinya mendapat perhatian penuh untuk mengawal mereka tumbuh tidak didapatkan. Saat pertama kali bertemu, mereka takut luar biasa pada orang baru. Berkat bimbingan dan perhatian dari keluarga barunya, malam ini saat saya bertemu ke dua kalinya, mereka sudah jauh lebih kooperatif.

Tapi tetap terlihat, mereka sangat haus perhatian dan kasih sayang. Usapan pelan di ujung rambut, bisa menenangkan mereka seketika. Perhatian saat mereka menggambar dan mewarnai, membuat mereka terpacu untuk menyelesaikan gambar selanjutnya. It is simple 🙁 so damn simple.I thought every mother in the world could do this simple thing. But, they are not lucky enough 🙁

Pengalaman 1 jam ini membuat saya …. jatuh.

Sanggupkah saya membesarkan anak saya kelak? Sedangkan keluarga itu dengan keyakinan yang jauh lebih kuat pun tidak berhasil. Saya? Sanggupkah?

 

they have teach me, life is never flat.

 

 

 

 

 

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *