“Hun, nanti kalau aku impulsif beli laptop ASUS-nya gimana?” Spesifik sekali izin pamit saya ke suami saat berangkat ke ASUS VivoBook Ultra A412 Blogger Gathering di Atria Hotel Malang beberapa waktu lalu. Galau ya kayaknya? Iya sih karena saya tahu saya bisa saja membeli satu dua laptop langsung kalau sedang begini.
Begini itu karena saya dalam kondisi sedang sangat bosan setelah lama tidak memberi hadiah pada diri sendiri. Terhitung sejak membeli Ninja di era 2016, saya nggak berganti smartphone, membeli kamera, atau sekadar memperbarui laptop untuk lebih semangat ngeblog atau bekerja.
Saya bosan. Dia pun membalas izin saya dengan singkat. “Bosan apa sih? Dilihat-lihat dulu spesifikasinya, Mi. Kalau cocok, beli aja.” Tampak memilih kata dengan hati-hati biar nggak disemprot sang istri.
Baiklah baiklah. Alasan bosan itu memang mengada-ngada. Hanya saya bosan pada kehidupan yang monoton setiap hari kantor, rumah, kantor, rumah, demi anak-anak yang sedang sangat butuh perhatian ibunya. Minggu bermain sama anak. Saya yang sebelumnya naik pesawat seperti minum obat, touring naik motor berhari-hari, juga keluar kantor bekerja di mana saja dengan modal laptop dan modem. Sesekali datang ke event blogger tapi itu pun jumlahnya tidak sebanyak jari di tangan.
Jadi.. sesungguhnya saya hanya… hmmm.. sedang ingin sesuatu yang berwarna.
Jalan itu sedikit terbuka saat Banana mengajak berangkat ke ASUS VivoBook Ultra A412 Blogger Gathering.
Sebelum tiba di lokasi, saya membaca-baca dulu produk VivoBook Ultra A412 di websitenya. Diklaim menyandang gelar sebagai “world’s smallest colorful 14-inch ultrabook”, penasaran juga sih akankah laptop ini bakal seseru laptop touch-screen milik saya sebelumnya. Ya, memang harus ada faktor SERU biar saya tertarik untuk memiliki. Oh you are so capricorn, Neng! Makanya, ekspektasi saya terhadap laptop yang akan diperkenalkan di event ini disetting tidak terlalu tinggi. Sekadar bertemu teman-teman sambil hore-hore saja mengintip laptop baru dari ASUS yang diperkenalkan.
Tapi, di akhir gathering saya mengucapkan terima kasih Pencipta semesta alam. Dan ASUS serta Mba Marisa. Dan Mas Firman serta Mas Danu.
Begini ceritanya.
Saya duduk bersebelahan dengan teman yang smartphonenya punya kamera jahat. Penting itu karena salah satu yang bikin seru ASUS VivoBook Ultra A412 Blogger Gathering adalah sesi lomba foto dengan produknya setelah sesi perkenalan ASUS serta lini VivoBook terbarunya.
Bareng Graha, saya mencoba berbagai macam gaya yang berusaha menggambarkan bagaimana ASUS VivoBook Ultra A412 dan K403 ini dapat mewarnai hidup dengan desain ultra-ringkas namun memiliki performa terbaik di kelasnya.
Pertama memotret Graha duduk sambil memegang VivoBook Ultra K403. Graha ini canggung banget sik difoto-foto, saya sampai gemas karena dia sendiri sangat perfect mengambil foto. Ketika tiba gilirannya yang jadi objek malah kaku kayak pensil yang disediakan di meja. BTW, pensilnya sendiri kalah tebal dengan sisi samping layar ASUS VivoBook Ultra K403!
K403 ini 11-12 mirip banget sama A412. Sama-sama berdimensi bodi kecil dan ringkas, tapi didesain dengan warna imut. Tidak ketinggalan, 2 seri VivoBook Ultra terbaru dari ASUS ini punya spesifikasi yang bikin gemas. Sehingga saya berkomentar ke Graha, tahun ini laptop kecil dari merk lain dipastikan harus memperhatikan produknya dan berusaha ekstra keras demi mengalahkan dimensi ASUS VivoBook Ultra A412 dan K403.
Gimana engga.. Kalau sebelumnya laptop 14 inci dirilis berbodi bongsor dengan ukuran rata-rata 34.8×24.7cm, VivoBook Ultra A412 20% hadir dengan mengejutkan. Bodinya nyata lebih ringkas dan lebih kecil dengan ukuran 32.2×21.2cm. Dalam salah satu slide yang dipaparkan mas Danu, telah dilakukan berbagai komparasi ukuran laptop 14 inci. Terlihat jelas perbedaannya mulai dari bezel hingga body size-nya.
Pantas kalau VivoBook Ultra A412 digadang-gadang sangat cocok dibawa sama yang hobi traveling. Laptop ini bisa diselipkan di tas selempang, cukup di kabin ngga perlu masuk bagasi pesawat, dan tidak menghabiskan ruang penyimpanan tas sekali pun.
Nyaris dibingkai tanpa bingkai, layar ASUS VivoBook Ultra A412 memberi view yang lebih luas dengan teknologi NanoEdge Display-nya. Teknologi ini dapat memperkecil bezel atau bingkai pada layarnya hingga mencapai ukuran 5,7mm saja. Inilah rahasia body kecil ASUS VivoBook Ultra A412. Berkurangnya dimensi layar mempengaruhi dimensi bodi A412 secara ekstrem hingga dapat menghadirkan screen-to-body ratio hingga 83 persen.
VivoBook Ultra K403 juga mengadopsi NanoEdge Display seperti A412. Ukuran layarnya 14 inci, panjangnya 32,3cm dengan lebar 20,8cm. Sedangkan, ketebalannya 1,65cm dengan bobot 1,3kg. dengan bezel yang lebih tipis 4,1 mm saja dan memiliki screen-to-body ratio hingga 87 persen.
Vote 1 for ASUS VivoBook Ultra A412 & K403 size.
Kecil-kecil cabe rawit, di pose foto berikutnya yang saya pilih gaya mencoba K403 dibawa glesotan di lantai.
FYI, sejak si kecil lahir saya terbiasa duduk nyempil diam-diam membuka laptop di pojokan. Bukan dalam rangka liputan, tapi karena kalau di rumah membuka laptop di tempat terbuka yang ada nggak jadi kerja. Direbut si Gagaaaa.
Mau ngelesot di bawah meja, di belakang pintu, di bordess tangga, dijabanin demi bisa mengupdate task dari tempat kerja. Salah satu syarat penting bekerja di tempat tersembunyi adalah kudu ada colokannya. Sejam dua jam tiga jam mungkin laptopnya bertahan. Jam ke-empat harus keluar dari persembunyian dan mencari colokan.
Kalau ke depannya saya masih bekerja sambil sembunyi-sembunyi pakai VivoBook Ultra seri terbaru dari ASUS, sepertinya bakal nggak muncul lagi sampai besok pagi. Bayangkan saja, sesuai dengan klaimnya ASUS VivoBook Ultra A412 dapat digunakan lebih lama karena sudah memakai baterai polimer-lithium berkualitas tinggi.
Kalau habis baterai, cukup dicolokin saja selama 49 menit untuk mengisi hingga 60% kapasitas baterainya lalu bisa digunakan lagi berjam-jam kemudian. Seri K403-nya sendiri dapat bertahan hingga 24 jam sampai dicolokin lagi untuk mengisi baterainya.
Laptop K403 yang dibawa menemani VivoBook Ultra A412 saat diperkenalkan bahkan telah mengantongi sertifikasi standar ketahanan militer MIL-STD-810G. Nggak main-main ketangguhannya kalau sudah lewati Altitude Test, Humidity Test, Drop Test, Vibration Test dan Temperature Test seperti syarat dan ketentuan untuk mendapatkan label tersebut. Soal dipakai di tempat sempit, sudah pasti nyaman dan bisa digunakan dengan tenang.
Mungkin tes lanjutan yang perlu dilalui VivoBook Ultra K403 dan A412 adalah ketahanan kuping karena membeli laptop seharga jutaan tanpa bilang istri. OK, si suami – – suami, maksud saya.
Suami saya tipe yang perfeksionis masalah spesifikasi laptop. Cerewetnya tentang RAM lah, prosesor lah, konektivitasnya lah, mengalahkan kecerewetan saya ketika memilih kosmetik. Tapi kalau tiba-tiba membeli VivoBook Ultra K403 langsung tanpa bilang-bilang dia, pasti dia akan mingkem kalau membaca label military-grade yang disandangnya. Yang penting lagi kan prosesornya meski terbagi dalam dua varian, sudah menggunakan Intel Core i3-8145U RAM 4GB dan penyimpanan SSD 512GB. Varian satunya menggunakan serta Intel Core i5-8265U dengan RAM 8GB dan penyimpanan SSD 512GB.
Yakin juga kalau pun saya memilih VivoBook Ultra A412, dia tidak akan menolak konfigurasi prosesornya karena masing-masing variannya memiliki harga yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan budget yang kami miliki. Dibanderol murah, lha budget saya beli laptop di atas 10 jutaan. Kembaliannya banyak kan?
Vote 1 for ASUS VivoBook Ultra A412 & K403 durability and price.
Foto ketiga Graha yang saya ambil ada di balik jendela hall Atria Hotel Malang. Saya melirik hashtag yang dipakai yaitu #ColorfulisMyLife, mewarnai hari-hari. Dan harimu pasti dimulai dari membuka jendela smartphone bukan membuka gorden kamar untuk memasukkan sinar matahari, bukan?
Jadi sebenarnya nggak ada hubungannya antara gorden dan #ColorfulisMyLife kecuali kamu memang salah satu yang membaca pesan saya bahwa kedua VivoBook Ultra A412 dan K403 dapat mewarnai hari ini sejak mata dibuka hingga ditutup lagi saat dini hari tiba. Dari mata melek sampai belum merem lagi, laptop ini bisa jauh lebih lama terjaga dari pemilikinya karena kapasitas baterai yang dimilikinya.
Sepertinya nggak sesuai dengan bodinya yang tipis ya? Bukannya laptop yang baterainya kuat tahan lama itu biasanya yang tebal dan berat?
Tentu tidak kalau kamu memegang langsung ASUS VivoBook Ultra A412. Beratnya bahkan hanya 1,5kg. Lebih banyak beban hidup yang saya tanggung. Eh.
Jadinya pose selanjutnya untuk postingan lomba foto Blogger Gathering ASUS ini saya memilih mengangkat tinggi si laptop. Malah si gahar tahan banting ASUS VivoBook Ultra K403 lebih ringan 200 gram dari A412. Meski lebih enteng, K403 nggak kalah tangguhnya karena ditujukan untuk orang-orang yang sangat mobile.
Lagi nggak bawa smartphone atau kamera di jalan? Foto selfie aja pakai ASUS VivoBook Ultra A412. Seperti saya. Terus terang pose saya terinspirasi dari foto selfie para jaksa dan penuntut sidang MK beberapa waktu lalu. Nggak boleh bawa handphone, foto bareng pakai laptop boljug, mungkin pikiran mereka seperti itu. Tapi kelihatan ngga sih kalau tangan yang pegang laptop bergetar?
Kalian sih nggak pakai ASUS VivoBook Ultra A412 atau K403, jak jaksa. Kan foto-foto selfienya jadi bisa lebih banyak orang dan lebih lincah ajak hakimnya sekalian karena mengacungkan laptop seri VivoBook Ultra terbaru bisa lebih lama. 1,5kg vs 1,3kg, hanya kayak ngangkat gula sebungkus. Membawa VivoBook Ultra A412 dan K403 untuk traveling jelas pilihan terbaik karena nggak membebani kuota bagasi kabin yang gratis, kan?
Vote 1 for ASUS VivoBook Ultra A412 & K403 super light weight.
Ngomong-ngomong soal hakim dan jaksa, data-data yang dimiliki kan harus dilindungi ya karena bersifat rahasia? Itu pas banget itu menenteng ASUS VivoBook Ultra A412 ke mana-mana. Nggak usah dikekep pegangin erat-erat kalau menyimpan data penting di VivoBook ini.
Laptop VivoBook seri ini punya perlindungan yang lebih aman dengan one-touch Windows Hello Login. Dengan sensor sidik jari bawaan di touchpad dan Windows Hello, nggak perlu lagi ketik-ketik dan menghapalkan kata sandi. Cukup disentuh saja di kotak kecil di pojok kanan atas touchpad dengan ujung jari!
Apalagi kata sandi kadang-kadang gampang sekali ditebak. Bisa juga dapat diakses jika salah satu kata sandi rahasia di akun lain sudah terbuka. Kalau dengan sensor sidik jari kan tidak ada sidik jari yang identik sekali pun kamu punya kembaran yang lahir ceprot barengan. Laptop dengan fingerprint sensor jelas akan memudahkan pemilik laptop menyimpan data dengan riang gembira tanpa khawatir diutak-atik oleh tangan-tangan jahil yang tidak berhak mengaksesnya. Karena memang susah membobolnya ^^.
Masih belum ngeh tentang Windows Hello?
Ini adalah bagian dari Windows 10, sebuah cara baru untuk masuk ke perangkat, aplikasi, layanan online, dan jaringan. Windows Hello bekerja dengan teknologi kredensial yang disebut Microsoft Passport yang lebih mudah, lebih nyaman, dan lebih aman daripada menggunakan kata sandi, karena menggunakan kata sandi “biometric authentication”. Dikulik dari laman support web ASUS.com, kamu bisa masuk mengakses perangkat dengan sensor wajah, iris atau sidik jari (atau PIN). Nah, di VivoBook Ultra A412 dan K403 yang digunakan adalah sensor sidik jari.
Cara mengatur Windows Hello cukup 5 menit saja lho! Dimulai dengan mengakses menu SETTINGS dan klik ACCOUNTS. Kemudian carilah SIGN-IN OPTIONS. Setelah menyetting PIN, lanjutkan proses pengaturan sidik jari di bingkai yang muncul. Selesaikan sampai data sidik jari tersimpan.
Data sidik jari yang teridentifikasi tidak digunakan untuk membuat ulang gambar sidik jari. Istilahnya ngga bisa dijual gitu lah datanya kayak sistem jual beli data yang lagi marak di internet itu. Jika sudah tidak digunakan atau laptop akan dipindahtangankan, data identifikasi sidik jari bisa dihapus kembali di SETTING ACCOUNT yang sama.
Mas Danu dari Technical PR ASUS juga turut menyampaikan kemudahan pemakaian fingerprint censor di Windows Menu yang dipakai A412 dan K403. Kalau laptopnya ingin dipakai barengan, buat saja multiple account yang dapat merekam hingga maksimal 10 sidik jari. Untuk mengamankan laptopnya sendiri mas Danu menyarankan untuk menambahkan aplikasi semacam Find My Device agar dapat menelusuri jejak ke mana laptop pergi jika dicuri orang.
Vote another 1 for ASUS VivoBook Ultra A412 & K403 security system.
Di akhir sesi pengenalan ASUS VivoBook Ultra, mas Danu sempat nyeletuk “Kalau sudah pakai SSD, pasti nggak mau pakai yang lain.” Saya yang lagi sibuk ngobrol tentang tipe keyboard yang digunakan A412 jadi ketinggalan topik pembahasan.
Menarik sih diskusi tentang jenis keyboard pada laptop yang ditanyakan Graha ke Mas Danu. Salah satu fitur premium VivoBook Ultra A412 adalah ErgoLift Design dan chiclet keyboard yang sudah dilengkapi backlit serta jarak antar tombol yang ideal 1,3mm untuk memberi penerangan dan kenyamanan saat mengetik. Namun Graha menyukai tipe keyboard mechanical karena sensasi solidnya saat diketuk. A412 memakai tipe Chiclet yang responsif terhadap tekanan jari.
Tipe tombol chiclet keyboard yang digunakan A412 memang terlihat lebih nyaman kalau untuk mengetik dalam waktu yang lama. Sangat pas untuk yang pekerjaannya writer, programmer, dan blogger seperti saya. Jenis keyboard ini mungkin dapat membantu jari-jari saya supaya tidak bertambah kekar karena saya juga hobi mengetik dengan kekuatan penuh saat memakai keyboard PC di kantor.
Kembali ngomongin SSD pada A412, saya kemudian bertanya japri ke OomYahya di Twitter. “SSD apaan sih, Om?” Tidak lama OomYahya membantu jawab kalau SSD itu adalah media simpan yg lebih modern daripada hard disk, kecepatannya bisa 5x lipat. Jadi wajar kalau sudah pernah pakai SSD pasti nggak mau pake HDD lagi (HDD = hard disk drive). Ini cocok banget bagi yang mencari laptop powerful secara performa untuk menjalankan aktivitas grafis seperti Desainer, Youtuber, atau yang senang bermain game lah.
4 vote untuk laptop-laptop ini saya sematkan di akhir acara ASUS VivoBook Ultra A412 Blogger Gathering. Meski tidak membawa pulang satu hadiah pun yang disebar sepanjang acara, saya senang bisa bertemu dengan orang-orang baru di sana. Iyaaa, iyaaa, nggak gitu juga rasanya. Ada sedih juga karena seiring vakum di dunia event, vakum juga keberuntungan saya soal hadiah-hadiahan.
Ah nggak papa. Rupanya ini memang saat yang tepat untuk menghadiahi diri sendiri dengan Ultrabook 14 inci paling berwarna dan paling kecil di dunia. Beli ASUS VivoBook Ultra A412 di Malang yang asyik di mana ya? Atau beli ASUS VivoBook Ultra K403 aja sekalian lalu traveling ke mana kita?
Panjang kali penjelasan nya kaka, asus idaman banget nih