Dampak pandemi pada keramaian di Pantai Ngliyep dan sekitarnya masih cukup terasa. Setahun berlalu, jumlah kunjungannya masih rendah meski di akhir pekan. Bisa dibayangkan kalau hari biasa, bukan? Padahal fasilitas penginapan di Pantai Ngliyep sudah bertambah dibandingkan terakhir saya mengunjunginya 3 tahun lalu. Apa saja yang baru di Pantai Ngliyep? Apakah sejarah Pantai Ngliyep angker masih dikenal orang?
Sejarah Pantai Ngliyep Sampai 2021
Sekitar tahun 1989, bapak dipindahtugaskan ke Ngliyep. Masa kecil saya tercerabut dari Madiun yang (agak) ramai ke komplek di Ngliyep yang jumlah tetangganya cuma 18 rumah. Listrik masih tenaga diesel menyala 6 jam saja per harinya. Waktu itu SD saya di Kedungsalam bahkan nggak punya lampu dan kamar mandi dengan air yang mengalir. Banyak cerita di situ.
Jarak Pantai Ngliyep dari Kota Malang sekitar 60 kiloan. Dari rumah saya cuma 3 kilometer. Hampir setiap minggu ada saja alasan jalan-jalan ke sana kalau nggak ke kota. Literally berjalan kaki. Di sepanjang 1 kilometer menjelang masuk kawasan pantai, hutannya masih lebat dengan pohon-pohon tinggi menjulang di sana-sini. Hanya terdengar suara burung dan kemerisik daun karena jarang kendaraan yang melewati.
Beberapa ratus meter sebelum gerbang tiket pantai Ngliyep, ada satu ceruk kecil bergapura undak yang tingginya nggak sampai 1 meter. Konon di dalamnya merupakan makam anak kecil yang enggak tau siapa. Saya nggak pernah detil menanyakan ke warga lokal. Serem atuh lah kan saya tinggal di dekat sana. Setiap jalan melewatinya saya mengucapkan assalamualaikum secara otomatis karena bulu kuduk meremang tiba-tiba.
Mungkin itu juga sih yang menyebabkan Pantai Ngliyep dikenal sebagai pantai yang angker. Tahun 2021 Maret ini saya ke sana, lupa nggak ngintip makamnya masih ada apa engga.
Perubahan Pantai Ngliyep dari 1989 Sampai 2021
View this post on Instagram
Bapak dipindahtugaskan ke Jakarta pada tahun 1993. Cukuplah saya sekolah SD 3 tahun sampai lulus dilanjut ke SMP Donomulyo 1 semester. Dari tiap hari jalan 2 kilometer pulang pergi, sekolah SMP saya jauhnya 15 kilometer sehingga harus berangkat lebih pagi karena harus drop kakak-kakak SMA di Pagak yang jarak antar sekolahnya 10 kilometer. Belum lagi kalau mobil antar jemputnya mogok sehingga pulangnya jalan kaki.
Lho kan kudunya cerita soal perubahan Pantai Ngliyep ya. Selama 4 tahun di sana, puas sekali menjadi anak pantai. Dari Gunung Kombang yang ombaknya jedar jeder sampai Pantai Pasir Panjang yang jalan masuknya masih menembus hutan. Lintah jangan ditanya, kalau melintasi hutannya mending jalan cepet ngga usah mampir salaman sama monyet-monyet yang kalau sore biasanya turun gunung.
Tahun 1993 meninggalkan rumah di sana, keluarga saya masih bolak-balik ke sana beberapa kali karena rindu. Apalagi ada ibu tetangga komplek yang ikut pindah ke Malang menemani saya dan saudara-saudara yang ditinggal bapak tugas ke Jakarta. Jadilah masih sering ke Ngliyep. Lalu semakin jarang, dan jarang, dan lebih jarang lagi ketika saya kuliah, kerja, dan 2012 saya ke Ngliyep setelah menikah.
Perubahannya mencolok memang. Dulu pantai yang dibuka belum sampai Pasir Panjang. Penginapan cuma sebiji, pesanggrahan namanya. Warung makan yang enak hanya soto Bu…emm.. saya agak lupa namanya. 2018 ketika bocah saya berumur 7 bulan, saya sempat short escape mencari ikan bakar ke sana tapi pas warungnya tutup semua. Tahun 2021, penginapan ada di berbagai pilihan. Seperti soal makanannya, sekarang warungnya banyak sekali.
Fasilitas di Pantai Jauuuh Lebih Bagus
Mengamati perubahan suatu tempat itu menyenangkan sekali. Seperti fasilitas di Pantai Ngliyep yang sudah saya sounding di atas. Dari 1 gerbang saja menuju Gunung Kombang, sekarang Pasir Panjang sudah memiliki gerbang sendiri, tapi bayar parkirnya jadi 2 kali. Setiap orang diwajibkan membayar tiket masuk Pantai Ngliyep 2021 sebesar 15ribu rupiah, ditambah biaya parkir di arah Gunung Kombang 5ribu dan parkir di Pasir Panjang 10ribu.
Kayaknya sekarang tiap pantainya pun punya nama. Apa ya, Pantai Putri apa gimana gitu. Saya hanya mengenal pantai di sebelah gunung kombang, pantai di pesanggrahan, dan pantai di pasir panjang. Lha wong banyak memang. Setiap lompat bukit ada pantainya. Dari garis pantai Gunung Kombang sampai ujung Pasir Panjang, berderet warung penginapan warung toko pakaian penginapan warung musholla dan kamar mandi dengan air bersih.
Listrik juga sudah tersedia. Mau menginap di pantai dengan tenda tapi perlu bawa sendiri ya. Belum ada persewaan di Pantai Ngliyep sepertinya. Yang penting memilih tempat yang aman dari jangkauan ombak di pinggir pantai yang kadang-kadang naik tinggi.
Waktu Terbaik Mengunjungi Pantai Ngliyep
Kalau masih ada yang bertanya Pantai Ngliyep itu di mana, sebenarnya ya wajar aja. Kefamousannya sudah berkurang jauh sejak pantai-pantai baru dekat Ngliyep di pesisir selatan dibuka seiring jalur lintas selatan mulai terhubung. Pantai Ngudel dan Pantai Ungapan, juga masih ada Pantai Regent dan Pantai Balekambang yang kondang di jamannya. Jangan lupa Pantai Bajulmati dan Pantai Kondangmerak yang nggak sejalan tapi indahnya bukan kepalang.
Pantai Ngliyep selalu ada di sana. Rute dari Malang heading to Kepanjen lalu ke arah Sumbermanjing Kulon, belok kanan ikuti jalur lalu belok kiri ke Pantai Ngliyep. Jalan menuju ke pantai sebenarnya sudah mulai berlubang di sana sini. Apalagi di daerah Tebing Monyet yang cakep viewnya tapi susah melipir parkirnya kalau bawa mobil. Namun kondisinya jauh lebih baik daripada rute ke Pantai Balekambang yang rusak parah segede kebo lubangnya.
Di Sumbermanjing Kulon juga sudah dibuka jalan langsung ke Pantai Banthol tapi saya belum pernah ke sana. So far saya tidak bertemu angkutan umum ke pantai kemarin, mungkin ada yang lebih tahu infonya bisa dishare di komentar ya.
View this post on Instagram
Pantai Ngliyep buka setiap hari. Waktu terbaik mengunjungi Pantai Ngliyep ada di pagi hari atau sore lepas jam 2 siang. Jam brunch atau 10 ke 2 siang, gelombangnya tinggi menghempas karang. Bermain di pantainya jadi agak kesulitan karena berbahaya sekali berenang mandi di laut kalau kondisinya seperti itu. Sedangkan event yang menarik perhatian massa untuk datang seperti ritual Pantai Ngliyep Labuhan biasanya diadakan sekitar perayaan Maulid Nabi.
Wisata Pantai di Kota Malang
Berhubung pantai-pantai ini berada di pesisir selatan, struktur pemerintahannya ikut dalam wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang tidak memiliki wisata pantai kecuali Pantai Photo di dekat Alun-alun Kota. Info Pantai Ngliyep terbaru ada imbauan untuk tetap memakai masker dan menjaga jarak selama di kawasan pantainya. Tenang, banyak tempat untuk saling menjaga jarak yang aman dan nyaman untuk menikmati keindahan Pantai Ngliyep bersama keluarga.
Kalau di kawasan Pantai Pasir Panjang full pengunjung, pindah saja ke pantai kecil di tanjung sebelahnya. Tinggal lompatin saja bukitnya. Ada 2 pantai kecil di kiri pasir panjang. Sedangkan di kawasan Gunung Kombang ada tanjung kecil juga di sebelah kanannya. Biasanya kalau mau berenang dan keceh yang aman, saya memilih di dekat gunung ini. Tapi kemarin sedang kotor sekali pantainya, bikin enggan untuk gelar tikar di pinggirannya. Tenang, tinggal pilih pantai lainnya yang dekat dengan kamar mandi, atau warung makan?
Makanan Seafood di Pantai Kota Malang
Seafood di Pantai Ngliyep sama tersohornya seperti jajaran warung di pesisir selatan kabupaten Malang lainnya. Kalau enggan piknik sambil repot masak, tinggal pilih saja. Dulu waktu di Pantai Ngudel, saya dan rombongan memesan dari Pantai Kondang Merak. Padahal penjual seafood di sana juga banyak, sayang tidak terpublish kontak personnya jadi kalau mau pesan ya mencari yang ada.
Begitu juga di pantai terakhir yang saya kunjungi di 2021 kemarin. Penjual makanan di warung pinggir pantai banyak, termasuk seafoodnya. Beragam ikan laut bisa dimasak dengan goreng atau dibakar, dilengkapi lalapan dan sambal tomat segar dan sambal kecap. Juga bisa pesan oseng gurita lho. Gurita octopus yang gwede bukan yang iidako itu. Mungkin kalau lagi musimnya, ada cumi dan sotong juga.
Tidak lupa pesan juga kelapa mudanya. FYI, harga kelapa muda di Pantai Ngliyep ini nggak mahal. Almost 10 ribu saja dari tahun berapa nggak naik-naik juga. Bisa nggak modal 100 ribu rupiah main ke Pantai Ngliyep?
Mari kita hitung.
Naik motor bensin 20.000. Tiket masuk 2 orang, 30.000. Parkir 2000. Well, sepertinya baiknya bawa makanan sendiri dan piknik di pinggir pantai Ngliyep saja ya.
Baca sepanjang ini, cuma mau bilang kalo aku lebih suka gunung dibandingkan pantai hahahaha.
Masih ingat pas bulan madu, kami menginap di daerah atas yang sejuk tapi jalan-jalannya sampai ke pantai karena Arianna suka sekali dengan yang namanya pantai hihihihi