Ketika Memilih Ninja Hattori Pensiun Dini

Sepertinya belum lama ketika 23 September 2016 lalu berbagi cerita bahagianya punya pacar baru, Ninja 250, sebagai pendamping jalan-jalan. Tepat tanggal 1 Oktober 2016, semua rencana jalan-jalan pun berubah total.

BACA: KAWASAKI NINJA 250: SEBUAH KOMITMEN BERSAMA PASANGAN BARU

Hari pertama pulang dengan Ninja, bahagianya nggak terkira. Besoknya pun demikian, sementara lusa karena berbagi tempat parkiran bersama Buroq-nya, Cvnah sempat bertanya.

Mbak, bawa Hattori?

Hawatwat?

Ninja. Ninja Hattori.

Dan sejak saat itu nama si Ninja ditahbiskan menjadi Hattori. Buroq adalah Toyota Yaris putih milik Cvnah yang kalau mengemudi nggak bisa pelan. Kami bertukar nama tunggangan kesayangan rupanya, karena Buroq juga hasil celetukan nggak sengaja dulu di awal kehadirannya.

Sayang, Hattori harus pensiun dini di hari ke-8 ditunggangi. Beragam insting yang dimulai sejak tanggal 20-an sebenarnya sudah harus membuat waspada. Lewat waktunya, ternyata memang demikian adanya. Saya menuliskan kisah-kisah promil dan ketebelecenya di blog yang sebelah sini.

BACA: MIMI PIPI, KISAH 2 STRIP TEST PACK

Puji syukur kami ucapkan. Sesuatu yang ditunggu hampir empat tahun lamanya, sedikit terbuka jalannya. Saatnya harus memilih Hattori dipensiundinikan dulu sampai kondisi aman terkendali. Setidaknya 9 bulan lagi. Ya 12 bulan deh sampai perut nggak keganggu tanki Hattori.

Lalu di antara taburan doa-doa, terselip juga yang memanfaatkan dengan membuka harga lelang Hattori di setiap status yang saya tuliskan.

17 juta! 17,5 juta!

14 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *