Dan nama rumah makan padangnya.. SEDERHANA! Saya selalu terdistraksi dengan rumah makan padang Simpang Raya kalau melihat rumah makan padang di pojokan Jalan WR. Supratman itu. Ingat, namanya Sederhana dan coffee shop di sebelahnya adalah SIMPANG LUWE.
Baru dibuka 6 Juni lalu, Simpang Luwe masih terasa belum maksimal 20 hari setelahnya. Tanggal 26 Juni, saya, @_sandynata dan @benrendy rendezvous di sana sepulang kantor. Jalanan sangat ramai, sehingga kami memutuskan duduk di dalam saja daripada terpapar debu. Di Simpang Luwe ini memang ada 3 zona duduk-duduk. Bisa pilih di teras, di dalam, atau di mezanin lantai 2. Sepertinya catchy di lantai 2, tapi waktu kami datang belum ready.
Ada yg mau merapat ke mari? @simpang_luwe pic.twitter.com/I1WJxrYZLu
— IG: sandynata (@_sandynata) June 26, 2013
Sesuai yang dipasang di banner-banner promosinya, Simpang Luwe mengandalkan aneka mie dengan campaignnya MIKIRMIE serta Rawon Blonceng. Mmmm.. wait a minute. Ini cafe apa resto? Biar lebih terasa mengafe, saya pesen mojito mint dan suami mesen hot chocolate kesukaannya.
Mojito mintnya saya suka. Walau teteup, mojito yang juara masih di Noodle Inc. Hot chocolate kurang terasa cokelatnya, well semua tempat memang punya khas masing-masing tapi emang jadi ga kepengen mesen itu lagi nanti kalau ke sana lagi. Mungkin perlu mencoba Phoenam Coffee yang jadi andalannya. Biasanya kan ngeliatnya Illy Coffee, di cafe ini baru sekali ini melihat Phoenam. Asal jangan diganti K ya reks!
Sup Tom Yam dan Nasi Goreng Lombok Ijo jadi pilihan saya untuk makan malam selanjutnya. Sup Tom Yam dengan rempah yang terasa sangat di lidah. Aneka rempahnya menghangatkan. Sayang foto penampilannya agak meragukan. Fotonya, bukan supnya. Jadi mending engga usa dipasang aja ^_^. Nasi Gorengnya bagaimana? Nilai 6 deh.
Yang seru lagi adalah Mie Siram yang dipesan @benrendy. Saya baru tau fungsi setoples bola-bola mie di atas open kitchen Simpang Luwe ternyata untuk menu makanan ini. Bola mie ini seharusnya (di dalam menu) disiram dengan kuah. Dalam praktiknya, kuah ayam di piring lebar dan bola mienya nangkring di atas. @benrendy protes cukup keras dengan platingnya yang ga sesuai sama bayangannya. Dan memang cuma dia yang ditanya sama waiternya bagaimana kualitas masakan di sana. Kami bertiga lainnya dikacangin, hahahhahaha.
Adalagi yang khas di sini yang dipesan oleh @_sandynata, Bu Endang dan Bu Ari. Cobain aja sendiri. Namanya lucu sesuai dengan bahan-bahannya yang engga bakal kamu dapetin di tempat lain. Juga mie pangsit rendang sambel padang pesanan suami. Lucu ah, engga nyambung sama mienya. Tapi cukup nyambung sama rumah makan padang Sederhananya memang….
Over all, dengan kualitas operasional masih belum 75%, Simpang Luwe berpotensi ramai dikunjungi karena penawaran diskon 50%nya selama masa promosi. Semoga cepat berbenah diri dan bisa melayani lebih maksimal lagi. Juga memperbaiki kualitas layanan musiknya yang bikin orang kebrebekan setengah mati kalau duduk di bagian dalamnya.
Sayang sekali potensi keindahan cafenya seperti ini kalau hanya setengah hati di sisi konsumsinya, bukan?
Ingat, diskon 50%! “@_sandynata penampakan @simpang_luwe kalo malem gini romantis pic.twitter.com/iYHIR69PxG”
— NengBiker.com (@nengbiker) June 26, 2013