malang satu arah di rajabally

Malang Satu Arah, Usut Tuntas Biar Nggak Kecantol Pembatas

Belum juga kelar Malang Usut Tuntas, warga kota ini disibukkan dengan topik baru, Malang Satu Arah. Beberapa kali ada yang kecetus juga kalau ditanya mau ke mana, mau coba-coba jalan satu arah. Ada yang pro ada yang kontra sejak pagi rekayasa satu arah dimulai dan sudah pada melewatinya.

Bagi saya yang nggak tiap hari bahkan kalau nggak ada iseng keluar jalan-jalan ya bisa berhari-hari nggak lewat jalur satu arah itu, hidup saya baik-baik saja. Berbeda dengan beberapa teman yang harus lewat kota untuk ngantar anak sekolah, belanja, bekerja, atau pun bagi mereka yang rumahnya memang di daerah sana.

“Enak Sih Jadi Lancar Ngga Ada Lampu Merah,” Mae, Ibu dan Karyawan Swasta, 36 tahun

Orang paling pagi yang berkabar di grup whatsapp soal rekayasa Malang Satu Arah adalah Mae. Setiap pagi dia mengantar anaknya sekolah di daerah Celaket dan Dieng, rumahnya di belakang Lavalette. Waktu belum diberlakukan rekayasa, Mae bilang sebenarnya perempatan Rajabally itu baik-baik saja. Padat karena volume di jam-jam tertentu iya, tapi ya tetap jalan.

Ketika durasi lampu merah diduga diperpanjang, kepadatannya memang jadi dua kali luar biasa. Ekornya bisa sampai ke Tugu dan kendaraan juga menumpuk yang arah Avia. Kondisi ini terjadi beberapa minggu. Lalu waktu rekayasa satu arah diberlakukan, pagi hari pertama itu arus kendaraan cukup lancar karena tidak ada lampu merah. Hanya beberapa kendaraan yang berbarengan Mae agak kebingungan membaca arah.

“Lancar Puol, Setiap Hari Aku Lewat 8x PP Soalnya,” Is, Bapak 2 Anak dan Wiraswasta 40an Tahun

Warga yang paling terdampak Malang Satu Arah tentu penghuni dan pemilik tempat usaha di ruas-ruas jalan yang sedang direkayasa lalu lintasnya. Salah satunya Is, teman lama saya yang rumahnya berada di kawasan belakang Ramayana. Dia menyukai gagasan ini karena hampir setiap hari mengalami kemacetan saat pulang pergi melewati kawasan Rajabally. Sekarang beban berlalulintasnya jadi cukup lancar sampai rumah.

Malang Satu Arah Lancar tapi di Embong Brantas Macet Parah!

Fenomena memindahkan kemacetan itu memang sudah biasa terjadi. Ketika di Rajabally lancar, Embong Brantas macet parah sampai tidak bergerak di pagi hari rekayasa dimulai. Apakah banyak orang yang memilih untuk menghindari daerah kota karena takut salah jalan atau malas berputar-putar terkena satu arah?

Saya pikir opsi kedua yang lebih banyak dipikirkan orang ya. Karena opsi pertama kalau salah jalan dan terhenti di tengah-tengah pun nggak mungkin kena tilang wong jalannya lagi direkayasa. Daripada mutar-mutar di kota karena salah jalan, lebih baik dihindari sekalian. Rute paling normal ya lewat jalur propinsi dari Gadang – Embong Brantas – Rampal – Sulfat – Arjosari. Baru kemudian memecah lewat Lavalette, arah Sawojajar, dan lain sebagainya.

Makanya beban jalan kawasan Rajabally pun rasanya berkurang cukup banyak. Beberapa kali lewat dari yang nyobain, ada perlu menyeberang dari Sawojajar ke Tidar, juga waktu belanja di jalan Semeru. Membaca petanya susah, waktu dijalani sendiri lebih mudah. Beneran ini tips daripada berlama-lama ngejogrok di depan Balaikota melihat rute dan memotret balihonya karena khawatir keluar di ujian eh kawatir kecantol pembatas jalan.

Tips Melewati Rute Malang Satu Arah

“Pakai gmaps”, kata Mba Eka. Tepat dimulainya rekayasa satu arah, Mba Eka mendarat di Malang dan ada keperluan ke kota dari arah Kasin. Cukup dengan gmaps saja dia lancar sampai Lai-lai. Sempat kopdar di Zocco pun bermodalkan penunjuk arah digital yang ternyata update juga sama situasi sekitar. Pun juga ketika ia mencari tempat lain untuk buka laptop. Ngga rewel dan tinggal mengikuti rute yang disarankan.

@neng_biker

Kayu tangan satu arah. ‘Wisata’ baru kota Malang. Kali2 bingung kalo sampe Malang mau ke mana. #PercayaSemuaBisaDiAtur #GenerasiHappyTikTokChallenge

? original sound – NengBiker – NengBiker

Kalau saya bilang, tips amannya ya sebelum melewati jalan-jalan satu arah sudah menentukan mau ke mana. Yang pasti ruas Kahuripan harus saya hindari setiap mau ke arah Ijen dari Sawojajar. Antara lewat jalan depan RSU Syaiful Anwar belok kanan masuk Jalan Semeru, atau muter lewat Jalan Majapahit dan belok kanan ke Kayutangan baru belok kiri ke Jalan Semeru.

Kadung lewat Kahuripan mau ke Ijen? Belok kiri masuk jalan Pasar Splendid, ke arah Balaikota, lalu belok kanan dan mengikuti rute jalan Majapahit arah Semeru. Bisa juga lewat rute alun-alun Masjid Jami dan lewat jalan Kawi.

Kalau dari Ijen mau Pulang ke Sawojajar Gimana?

Berbeda dari berangkatnya, hanya ada dua rute yang bisa ditempuh. Turun dari Jalan Semeru belok kiri ke Jalan Bromo dan sliding kanan ke BS Riadi setelah Guri Ramen. Berikutnya belok kiri putar balik ke arah SMP 3, atau belok kanan ke perempatan Rajabally kemudian belok kiri. Lewat dari Oro-oro Dowo pun rutenya nggak jauh beda. Jika memilih rute lewat Jalan Kawi, meluncurnya tentu arah alun-alun Masjid Jami kemudian belok kiri ke Kayutangan dan belok kanan ke Jalan Kahuripan.

Beberapa kali mencoba jalur satu arah ini saya belum pernah berbarengan dengan bis-bis pariwisata. Begitu juga angkot yang diijinkan kontra flow.

5 Hal Yang Bikin Cemas di Rute Malang Satu Arah

Pertama sudah disebutkan di atas soal angkot yang diijinkan kontra flow. Jalan satu arah yang lebar-lebar terutama di Kayutangan itu membuat kendaraan ngegas lebih kencang. Bayangan saya yang bakal makjegagik ketemu angkot itu masih belum lihat juga.

Kedua soal kendaraan yang masih bingung mempelajari jalan. Apalagi setelah belok kanan harus langsung crossing mengambil belokan ke kiri, misalnya. Satu kali bersama Wilda, mobilnya hampir dipapras Jazz dari kanan. Sekali lagi ketika saya bawa sendiri dan ada motor yang bingung mau kanan mau kiri mau kanan mau kiri di jalan setelah PLN. Waktu saya ambil kanannya, tiba-tiba dia manuver keras ke kanan juga. Memang harus berhati-hati sekali selama rekayasa ini.

Ketiga dan bikin cemas banget adalah soal penyeberang jalan. Menyeberang di zebra cross pun bakal jadi tantangan karena posisinya tepat di perempatan jalan. Which is kalau jalan biasa sih ada lampu merah ya, kalau di jalan satu arah kendaraannya nggak akan pernah berhenti. Solusinya seharusnya mengubah posisi zebra cross, menambah lampu penyeberang jalan juga bisa.

Keempat, sekali salah ambil jalan bisa muter-muter memang. Tapi nggak begitu mencemaskan sih kalau saya bilang. Cuma memang agak jauh dan risiko menghabiskan isi tanki.

Kelima jalan jadi lebaaar sekali, kanan kiri bahu jalan lancar jaya untuk parkiran. Ini nggak bikin cemas, ini bikin sebal. Belum lagi kalau di Balaikota ada acara dan menutup jalan, atau ada demo dan jalur dialihkan demi keamanan. Ah itu kan nggak setaun sekali, sudah diduga dalihnya.

Baru juga lewat 3x uda celometan komentar, sis, hahahaha. Sebenarnya gerundelannya sih masih panjang, tapi biarlah kalian lihat saja di timeline setiap hari ada saja keluhannya.

Tapi kalau mau bertanya rute tergampang melewati Malang Satu Arah, cobalah komentar nanti saya bantu menjawabnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *