KadoUntukPahlawan

Telur Dadar

Menikmati makanan dan minuman itu ada hubungannya dengan pengalaman emosional yang menyertainya ~ Maina @FunJunkies, 2021.

Bagi saya, telur dadar.

Bapak dan Ibu sering cerita di jaman mereka kecil, sebutir telur didadar MbahTi dan MbahPutri. Saat menyajikan dibagi 5 sejumlah anak di keluarga bapak, dan dibagi 9 sejumlah anak di keluarga ibu. Kita sekarang bisa bersuka ria dengan makan masing-masing 2 butir telur untuk didadar atau diceplok suka-suka.

Terkadang mereka masih sangat emosional ketika bercerita. Pengalaman hidup yang akan selalu diingat sepanjang masa. Saya nggak menyangka cerita sebutir telur yang didadar itu berubah menjadi pengalaman emosional yang sempat bikin trauma di dekade ketiga dalam hidup.

“Nikahin aku aja yuk, tapi aku masaknya cuma bisa bikin mie goreng sih.” Sounds romantic ketika diucapkan di antara pasangan yang sedang dimabuk cinta, bukan? Tapi kenapa ada ‘nikahin aku aja’? Apakah ituh artinya ada yang harus ditinggalkan ketika memilih menikahi dia?

Iya.

Saya.

Kalimat itu terbaca biasa saja. Dikirimkan oleh perempuan beranak tiga yang ditinggalkan suaminya. Pindah dari Bali ke kota saya demi mendekati seorang pria beristri teman bermain komunitasnya. Kalimat itu tidak pernah lagi terbaca hingga setahun berjalan.

Digantikan foto-foto perempuan itu membawa sepiring nasi dan sepiring telur dadar.

Foto nasi putih dengan kecap dan telur dadar.

Foto dirinya menggoreng telur dadar.

Saya heran kenapa hari ini teringat lagi masa-masa saya membuang sekresek telur ayam. Saya yang menolak membuat telur dadar. Saya yang benci sekali pada telur dadar. Dan saya yang pada akhirnya masuk rumah sakit karena gangguan makan. Untuk ke sekian kalinya.

“Ada kategori tertentu spt kecap & teh yg saat membuat dan menikmatinya penuh ikatan emosional. Misalnya, seorang ibu muda yang baru belajar masak di rumahnya sendiri, dia akan memakai resep turunan dari ibunya karena itu yang membuatnya nyaman, percaya diri dan bisa melepas rindunya. Ga akan mikir, dia pakai merk kecap yang sama untuk masak semurnya.

Seorang istri yang menunggu suaminya pulang kantor, ingin curhat tapi gamau bikin sumpek. Dia bikin teh hangat saat suaminya mulai duduk di kursi rumah. Suasana jadi menyenangkan, relax dan itulah yang menjadi experience seorang ibu saat memilih merk tehnya di toko / warung.” ~ Maina @FunJunkies, 2021.

I hope you can feel it. Perasaan hancur dan terluka. Perasaan yang ‘hey aku bisa masak lainnya, tapi kenapa kamu pilih telur dadar aja?’

Perasaan. Kecewa.

Begitu. Dalam.

Hingga membuat trauma pada apapun yang menyertai sepenggal kisah itu.

Pada. Sebuah. Telur. Dadar.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *