Memang bahaya punya mbanking itu ya. Sat set transfer transfer, terus tinggal nunggu PAAAKEETTT di depan gerbang. Saya yang biasanya kamisosolen kudu ke mol untuk belanja, bisa anteng sedemikian lama di rumah karena apa? Karena akun Tokopedia tiba-tiba saya logout akibat isu dibobol datanya, lalu pindah ke JD.ID karena butuh popoknya anak-anak. Lumayan ternyata belanja di JD.ID, harga bersaing dan bebas ongkos kirim.
Bukan soal postingan pamer slip gaji dua digit lho ini. Juga bukan curhatan awardee LPDP. Tapi bukti aja kalau i’m a happy customer of JD.ID, kenapa?
User Interface-nya JD.ID Gampang Ditelusuri
Bagi tipe pemalas membanding-bandingkan harga ini itu sebelum membeli, scrolling tempat belanjaan di JD.ID itu cukup sederhana. Yang pertama kelihatan setiap buka appsnya bagian yang Flash Sale pula. Kalau scroll ke bawah sedikit lagi, kelihatan barang-barang apa yang sedang dipromokan pula.
Setelah seminggu dua minggu menjelajah JD.ID, saya baru menemukan bedanya seller di e-commerce ini. Penjual Lokal, JD.ID dan Global. Jarang sih penjual lokal yang ada di sekitar rumah saya jadi nggak pernah ada yang bisa same day delivery di sini. Kalau JD.ID berarti barangnya ada di gudang JD atau sudah bekerja sama ya? Sedangkan Global berarti barangnya tidak ada di Indonesia.
Selesai memilih-milih barang, icon troli juga mudah ditemukan. Cara pembayaran di JD.ID macam-macam. Mau autodebet GoPay atau simpan kartu bank bisa dilakukan di sini. Mau langsung checkout atau masih belanja lagi, ya semudah kembali ke home untuk melihat-lihat yang lainnya.
Harga Barang Flash Sale JD.ID Cukup Kompetitif
Beberapa harga flash sale kadang saya temukan lebih murah daripada swalayan andalan di dekat rumah.Barang-barang flash sale juga bisa dibeli beberapa item sekaligus dapat free ongkirnya. Jadi saya dapat banyak keuntungan dong? (mungkin sih menurut hitung-hitungan saya, ngga tau menurut JD.ID)
Setahun setengah yang lalu saat saya cuti melahirkan, saya hobi banget nongkrongin Shopee. Hampir setiap hari ada barang yang dibeli karena barang-barang sellernya selalu ada aja yang menarik untuk dimasukin keranjang. Tapi juga selalu kena ongkos kirim sih. Begitu juga kalau ikutan flash salenya, harganya murah tapi unda undi sama ongkos kirimnya bikin urung untuk dibayar selanjutnya.
Tahun ini selama tiga bulan saya nongkrongin JD.ID. Flash sale yang sering dibeli ya seputar barang-barang bayi dan anak. Popok sekali pakai dan susu yang cepat habis. Biasanya dibeli seminggu sebelum stok di rumah habis untuk memberi durasi waktu yang cukup JD.ID mengirimkan ke alamat yang dituju. Jadi ngga keburu-buru dan nggak bikin kemrungsung karena cadangan popok menipis misalnya.
Kadang-kadang saya juga menemukan brand-brand baru yang ngga ada di toko. Seperti popok brand Cheris yang saya repeat order sampai 3x karena harganya cukup 11-12 dan kualitasnya juga sebanding dengan yang biasa dipakai anak-anak, plus bebas ongkos kirim. Ada juga sabak digital Xiaomi Mijia yang nggak masuk official store di sini. Dibeli dari China, ongkirnya nggak sampai 25 ribu rasanya, plus harga flash sale.
Salah satu yang hidden gem JD.ID yang paling saya sukai ya itu. Barang-barang impor dari sellernya di luar negeri yang bisa dibeli satuan dengan ongkir yang nggak gila-gilaan. Kadang maunya saya sederhana aja kok, bucket hat yang lebaaaar menutup leher dan saya dapatkan di seller global JD.ID. Kayaknya tokonya di China, harganya di bawah 50ribu dengan total harga 68 ribu aja yang dibayar.
Menurut saya itu memudahkan jiwa belanja di dalam diri saya. Hahahaha.
JD.ID Bebas Ongkos Kirim Tapi Tidak Bisa Sameday Delivery
Poin ini perlu saya garisbawahi juga karena memang belum menemukan seller JD.ID yang bisa melayani pemesanan model ini. Nanti saya update lagi misalnya ada ya.
So far saya menemukan cara belanja yang mudah ini di Tokopedia dan Shopee. Biasanya seller lokal bekerjasama dengan ojol untuk pengirimannya. Jadi wajar jika cek cek cek barang masukkan ke troli, 30 menit kemudian sudah diantarkan ke rumah.
Sayangnya ada juga seller yang nggak mencantumkan pengiriman dengan ojol ini meskipun lokal. Saya pernah terjebak membeli kurma pesanan orangtua semasa karantina ini di Tokopedia. Menurut sellernya dia nggak jauh kok, sekitar 2-3 kilometer aja dari rumah.
Tapi dichat lama sekali balasnya meski saya memesan di jam kerja. Walhasil tidak bisa janjian untuk mengambil sendiri di tokonya. Kurma baru diantar 3 hari kemudian dengan jasa pengiriman. Mampus puasanya sudah jalan 2 hari.
Sedangkan di Tokopedia juga saya bisa membeli bahan-bahan untuk pembuatan face shield DIY dalam sekejap mata. Plastik mika, strap untuk kepala dan busanya, pesan langsung dikirim ke rumah tidak lama setelah pembayaran. Awal-awal pandemi corona kemarin saya dan beberapa teman terlibat project donasi face shield untuk tenaga kesehatan yang suplynya agak terganggu karena panic buying masyarakat.
Alhamdulillah waktu itu kenalnya masih Tokopedia aja, jadi cukup terbantu. Sementara setelah era panic buying, di flash sale JD.ID pun menjual face shield dewasa dan anak-anak dengan harga yang cukup terjangkau. Nanti-nanti saja belinya kalau sudah jelas akan masuk kantornya kapan dan anak-anak sekolahnya kapan.
Jelasnya yang membuat saya betah mencari stok kebutuhan rumah tangga di JD.ID karena opsi bebas ongkirnya. Bayangkan sabun-sabun cuci baju yang boros sekali karena pandemi, pasti kan berat ya? Terakhir saya membeli 4 pieces sabun cuci liquid dengan harga lebih murah 10 ribu dari swalayan plus bebas ongkos kirim. Padahal beratnya lebih dari 6kg di kotaknya.
Kadang-kadang mikir, apa JD.ID ini nggak bocor di subsidi ongkos kirimnya ya?
JD.ID Jaminan Barang Ori
Menurut taglinenya, kalau mau beli barang ori ya di JD.ID. Begitu sih kenyataannya. Yaa meskipun nggak pernah beli barang elektronik juta-jutaan karena belum berani bertaruh soal keamanannya, saya mendapat barang-barang belanjaan yang beneran. Seperti Xiaomi Mijia sabak digital itu misalnya. Atau beli tissue harga murah banget, ya tetap yang datang tissue beneran sekotak besar seperti yang dia promokan.
Trik Biar Nggak Kecewa Beli di JD.ID
Kalau terlalu lama bersama dan terlalu cinta dengan sesuatu, pasti akan kecewa juga bukan? Mungkin itu juga yang akan kamu rasakan kalau belanja terus-terusan di tempat yang sama. Sekali terpuaskan, maunya begituu terus kualitas yang diminta. Biar nggak kecewa, coba simak pengalaman saya.
1. Bikin Batas Kepuasan Durasi Pengiriman Biar Nggak Terlalu Tinggi
Well ada perbedaan yang signifikan belanja di JD.ID sebelum PSBB berlaku di mana-mana sampai hari ini. Dulu membeli barang di JD.ID jaminan sampai sehari dua hari, kecuali barang Global ya karena prosedurnya berbeda. Begitu isu lockdown dan PSBB kemudian diberlakukan, pengirimannya pun mulai tersendat. Bisa sampai seminggu untuk barang-barang yang yaaah biasa saja.
Saya mulai menurunkan level standar kepuasan soal pengiriman barang ini setelah Paxel yang biasanya bisa diandalkan sameday delivery ke Jakarta memohon maaf untuk mengurangi layanannya. Paxel lho itu, yang bayar biaya ongkirnya cukup aduhai. Durian Palu Montong saya pun busuk ketika dikirim ke Solo. Waktu itu dia belum ada layanan cooler box untuk frozen food.
Setelah sehari dua hari sampai, JD.ID pun tampaknya keteteran mempertahankan kualitas pengirimannya selama masa pandemi. Ya menurut pengamatan aja sih. Untungnya, barang yang dibeli di JD.ID bisa langsung dilacak tanpa harus mencari nomor resi pengiriman. Biasanya tertahan di DC Marunda yang agak lama. Setidaknya nggak usah dicari-cari sampai gudangnya seperti layanan kurir yang jadi trending dekat lebaran kemarin.
2. Pilih-pilih Seller JD.ID yang Terdekat
Biar lebih cepat sampai, saya mulai menyortir seller JD.ID yang terdekat dengan kota. Biasanya dari Sidoarjo bisa dijamin 24 jam sampai alamat pengiriman. Filter lokasi ini agak ribet sih di JD.ID, lebih karena barang-barangnya dan sellernya belum sebanyak e-commerce lain. Ada 4 pilihan seller di JD.ID, bisa diexplore lagi mana yang paling dekat atau free ongkir dari filter seller ini.
Kembali biasanya sebelum masukkan barang ke keranjang, saya melihat dulu dari mana barangnya dikirim. Biar belanjaannya jadi satu dan nda terpecah-pecah pengirimannya.
Barang terakhir yang dibeli dari JD.ID Sidoarjo adalah sabun cuci pakaian seberat 1,6liter kali 4 pieces. Kemarin dibeli, siang tadi sudah sampai karena lokasinya cukup dekat. Barang rumah tangga lain yang dibeli di hari yang sama dari JD.ID Bekasi masih tertahan di DC Marunda. Cukup seru juga memerhatikan beli barang apa yang pengirimannya sudah sampai mana ini.
3. Flash Sale JD.ID Menggiurkan, Tapi Bandingkan Lagi Aja
Sesekali saya membandingkan harga popok per piece-nya sebelum memasukkan ke keranjang belanja. Dari flash sale, lalu ke official store-nya, lalu ke toko lainnya. Gampang sih kalau popok ya. Barang-barang belanja bulanan lainnya saya bandingkan dengan kalau belanja di swalayan Avan. Lumayan, seribu dua ribu selisihnya tapi nggak perlu bayar parkir dan jajan anak-anak. Hahahaha..
Coba jangan mudah tergiur harga flash sale juga. Baca-baca lagi review dari pembelinya soal besar barang dan kualitasnya. Barang original tapi kalau ternyata tidak sebesar yang dikira, juga agak mengecewakan ya. Beberapa kali saya urung membeli setrika uap karena ternyata ukurannya kecil bok!
4. Memang JD.ID Belum Selengkap e-Commerce Lainnya
Membandingkan JD.ID seperti Shopee atau Tokopedia ya akan bikin sakit hati sendiri. Feel free kalau tidak menemukan di JD.ID pindah saja ke Shopee atau yang lainnya tanpa perlu memaki-maki. Kamu diberi banyak opsi kok untuk belanja. Tapi untuk kebutuhan sehari-hari dan barang ori, cukup searching di JD.ID ada banyak kok.
Seperti ketika saya iseng mencari pasta gigi halal Sasha dari Sasha Indonesia setelah mereview di sini. Sasha fluoride varian barunya belum tersedia, tapi yang siwak keluaran paling hitsnya bisa dibeli dengan harga yang murah lho! Cobain deh belanja pasta gigi Sasha di JD.ID dan dapatkan harga diskonnya.
Senangnya lagi kalau belanja di JD.ID adalah setiap barang dipacking dengan aman. Hampir setiap barang yang saya pesan ding, kadang-kadang menemukan testimoni barangnya hanya kardusnya tanpa bubble wrap. Ya memang bubble wrap ini bisa jadi sumber sampah baru, tapi biasanya dipakai ulang oleh mas bojo untuk melapisi barang kirimannya.
JD.ID store juga memastikan barangnya dikemas rapi dalam kardus dengan isolasi untuk memastikan paketan tidak dibuka-buka lagi. Ya kembali lagi, kardus-kardus JD.ID bisa jadi sumber sampah baru, tapi biasanya jadi tempat menyimpan mainan atau dikumpulkan berikut sampah kertas lainnya untuk dijual kembali, wkwkwk, bisa dapat untung.
Begitulah, selalu ada kekurangan dan kelebihan dari setiap layanan yang kita gunakan. Tapi untuk mengurangi intensitas belanja ke swalayan, minimarket atau hypermarket, bolehlah belanja di JD.ID. Ingat, banyak dan semakin banyak masyarakat yang abai soal penyebaran virus corona ini. Kalau bukan kita yang menjaga diri sendiri, apa semua-semua harus nunggu aturan dari pemerintah?
aku rasanya belum pernah pake jd.id.. dulu awal-awal memang senjata promonya adalah flash-sale dan barang dari cina yang mudah didapat..
aku selama ini pake tokopedia, dulu sempet pake bukalapak, tapi makin ke sini makin nyaman pake tokopedia, terutama karena cashback kalo bayar-bayar tagihan, wkwkwk..
untungnya di sini ada Amazon, pernah nyoba e-bay tapi kecewa, dan sampe sekarang bertahan di Amazon atau beli langsung dari situs brand (di sini dah biasa brand cuma jualan di situs online-nya).
kadang2 aku klo cari barang random yg penting murah duluan, hahahaha, nama brand menyusul. soal toped dan cashbacknya, itu juga sih jawaban para topeders yg sempet aku tanya2in. emang menarik juga pelayanannya