Di mana kalian bisa ngobrol panjang kali lebar bersama Bapak? Teras rumah sambil ngeteh sore kayaknya paling OK. Ngobrol sambil nonton TV juga pasti lebih kece. Saya ngobrolnya di UGD.
Kecelakaan kecil yang dialami Bapak dua minggu lalu mencabut saya dari kedisiplinan bekerja. Menyadarkan saya bahwa waktu untuk beliau nyaris tidak ada dalam setiap hari setiap minggu selama satu bulan dan dua belas bulan bekerja. Bapak dengan segala ketangguhannya hanya bisa tergeletak menahan sakit.
Di situlah kami berbincang. Membicarakan perjalanan-perjalanan yang telah beliau lakukan. Mulai dari kepindahannya mengikuti perintah tugas sampai keinginannya untuk terus bersekolah yang membawanya ke Inggris. Setiap tempat tugas punya kenangan dan misi yang terus dilakukan. Cuma satu yang beliau suka, berinteraksi dengan penduduk di sekitar rumah, berbagi dan bertukar info tentang bercocok tanam. Sampai mereka bisa membuat taman, mengubah lahan kapur menjadi kolam ikan, yang mengundang orang-orang untuk berkunjung dan menikmati alam.
Senangnya adalah di Indonesia beliau selalu ditugaskan ke daerah terpencil, sehingga anak-anaknya memiliki banyak tempat untuk berlibur. Yep di rumah penduduk yang berhubungan baik dengan Bapak. Sampai sekarang. Tapi saya belum pengen kok untuk berkunjung ke teman Bapak nun jauh di Isle of Wight di Inggris sana.
Saya masih pengen keliling Indonesia, Pak. Bantah saya waktu tabungan dibobol untuk beli tiket pesawat dan booking hotel waktu jalan ke timur Indonesia. Cukup sekali saya keluar negeri, Singapura aja yang deket dan canggih tidak mampu mengalahkan indahnya Indonesia, Pak, kata saya sambil membantu memindahkan lengan bawahnya yang nyeri karena patah di dua tulangnya.
Ya, Indonesia jauh lebih kaya daripada Singapura. Alamnya yang indah, penduduknya yang kebanyakan masih percaya hubungan antara keberadaan mereka dan kekuatan alam begitu kuatnya. Beragam festival yang dikembangkan pemerintah daerah dan pemerintah pusat adalah salah satu dari ratusan cara mereka menghormati sang Pencipta kekayaan alam dan berusaha tetap menyeimbangkannya.
Keramahan penduduk di tempat pariwisata tersohor mungkin hanya tinggal kata-kata di pelajaran Pancasila. Tapi saya percaya masih ada kok penduduk yang ramah dari hati mereka, asal ada seseorang di sana yang mengarahkan dan membimbing penduduk untuk tetap menghormati alam, hidup selaras bersama alam, dan memberikan keramahan bagi siapa yang mengunjunginya. Seperti semangat Bapak.
Dan karena Randy sudah ke Tanjung Puting, Boo ke Pulau Komodo, saya jadi pengen sekali lagi ke timur ke Raja Ampat. Raja Ampat bagaikan secuil surga yang dilemparkan ke Indonesia mendapat banyak perhatian dari berbagai pihak untuk terus menjaga keindahannya. Setiap gugusan pulau di Raja Ampat memiliki keindahan masing-masing yang susah sekali untuk dibandingkan, seperti kata om Barry.
Tidak heran klo Raja Ampat merupakan destinasi impian setiap Travelers, 1 pantai di 1 pulau aja beningnya kaya gini. pic.twitter.com/miNTvVL8oB
— Barry Kusuma (@barrykusuma) February 6, 2015
Program-program pemerintah didukung oleh berbagai pihak berusaha melindungi keindahan cuilan surga dan penghuninya, Manta yang indah agar tidak punah karena perburuan rakyat setempat. Dikutip dari situs Mongabay, permintaan tinggi manta dari Tiongkok membuat populasinya terus menurun.
Padahal masyarakat setempat bisa mengandalkan manta sebagai penarik wisatawan untuk menikmati keindahan alam Raja Ampat dengan menggalakkan ecotourism-nya. Did you know, wisatawan mancanegara yang ingin menyelam untuk melihat manta harus mengatri selama enam bulan?
Baru dari Mongabay itu saja saya tahunya. Ahai..
Padahal saya ingin sekali melihat cuilan surga di Indonesia ini bersama @amrazing, Blogger Ambassador Lomba Blog Pegipegi. Saya ingin turut serta bersama penduduk setempat di Raja Ampat untuk melestarikan keberadaan Manta, juga pengen ikut mempromosikan keindahan Raja Ampat yang terjaga lewat kata dan lensa. Meskipun antrinya lama untuk melihat Manta, rasanya worth to try untuk diimpikan.
Sama seperti mas Hartono, guide saya sewaktu ke Sukamade tempat penangkaran penyu di Banyuwangi. Semakin berat cara menuju surga kecil ini, semakin terjaga pula keasrian dan kelestarian binatang yang ingin dilindungi. Semakin lama keindahannya bisa dinikmati anak cucu kita nantinya.
Keindahan Raja Ampat dan keasliannya, memberi banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah, penduduk setempat, pengembang tourism, kamu, saya, @amrazing dan siapapun yang ingin menikmati pesona magisnya. So much to do, so much to blog. Right?
Bapak cuma bisa ngelus dada melihat semangat saya. Eh ngga bisa ding, soalnya tangannya sakit semua ^^. Nda usah neko-neko, Pak, doa restu Bapak buat ngiringi postingan di Lomba Blog Pegipegi ini aja cukup kok. Sama seperti doa saya yang terucap ketika Bapak didorong masuk ke ruang operasi menyudahi diskusi kecil sore ini.
Semoga sukses operasinya, Bapak.
UPDATE: Alhamdulillah operasinya usai dengan baik dan segera pulang ^^
Raja Ampat menjadi tempat yang dijadikan destinasi utama saat kita menginjakkan kaki di Papua