…waktu dia harus melewati body check di depan Ucok dan bapaknya, Pak Bangun, serta Eka. Tenang, hanya sampai pinggang walau pasti banyak yang ngarepin lebih, kayak kamu?
Saya sih engga. Ngga gitu suka sama pria berotot walau di situ perut Iko Uwais sedang tampak njemblung setelah diceritakan sukses lulus 3 tahun di Penjara. Penjara yang aneh. Seaneh kenapa di Jakarta bisa turun salju.
Asumsi saya, orang-orang di timeline ini pasti sudah nonton Raid 2 karena akhir-akhir ini topik yang dibicarakan senada. Kalaupun saya nulis pandangan mata tentang Raid 2, kalian sudah nonton kan? *nuduh lagi*.
Habis gemes lah. Raid pertama begitu menyedot jiwa saya dengan pertempuran di dalam gedung. Raid kedua bikin saya merasa jauh sama tokoh yang diperankan Iko. Tidak hanya karena begitu banyak tokoh, begitu banyak setting, dan begitu banyak cerita yang lepas. Kenapa harus muncul orang ini, kenapa harus begitu panjang pembicaraan, dan sure kenapa ada salju, itu yang epik.
Apalagi di adegan kejar-kejaran mobil. Jakarta bagian mana yang mobilnya bisa menata diri untuk bisa disalipi? Dan dari jalan yang rame bisa mendadak seeeepiiiiiiii di tengah kota. Saya geleng kepala. Karena itulah mungkin penonton yang sebioskop sama saya, ngga ada yang tepuk tangan.
Saya akui, film ini benar-benar bagus dari angle pengambilan gambar dan adegan pertarungan tangan kosong yang keren. Tapi kedodoran di beberapa poin. Dan perempuan-perempuan yang mengharapkan melihat aksi polisi ganteng berseragam yang gagah seperti di Raid 1, bakal sungguh kecewa. Tidak ada sama sekali.
Yang keren banget di sini malah Julie Estelle dengan gaun putih cantik, jaket kulit dan sepatu boots yang keci. Oya, jangan lupakan kacamata hitamnya.
Haduh… Haduh… aku mau lihat Iko bertelanjang dada! Haduh… Haduh… Harus nonton ini. Harus!
nah review yang ketauan absurd begini yang bikin orang pengen nonton, untuk apa ? ya untuk komen tentang yang absurd2 juga :)))) aku belum nonton, dan belum tertarik untuk nonton juga, secara yg pertama juga gak nonton 😀
ah yg telanjang si uwais, coba si itu,. ah sudahlah..