Saat memasuki gerbang tol Malang dalam perjalanan ke Jogja kemarin, hati saya deg-degan sebenarnya. Kartu Blackcard Asuransi Prudential anak-anak tertinggal semua di rumah, meski BPJS juga bawa. Tapi cukup tenang karena semestinya kartu tersebut tersimpan di Pulse, aplikasi untuk mengecek status keanggotaan nasabahnya. Kartu asuransi dan 5 kartu super penting dibawa sebelum trip lainnya, apa aja?
Kartu SIM
Bentuknya kartu tapi namanya surat ijin mengemudi. Dibilang kartu keluarga tapi bentuknya segeda surat A4. Itulah Indonesia! Sebagai warga negara yang baik, SIM wajib dimiliki dan dibawa setiap bepergian. Bukan cuma soal tilangnya, tapi kelengkapan surat-surat pribadi yang memegang stir termasuk dalam persyaratan mengurus klaim asuransi apa pun. Tidak punya SIM ya tidak bisa diklaim. Kecuali sebagai penumpang. Punya SIM juga mempengaruhi kepercayaan diri memegang stir di jalan, lho. Nanti kita bahas terpisah ya.
Kartu e-Toll
Apalagi jika bepergian keluar kota yang lewat jalan tolnya. Cek dulu sebelum berangkat, isi saldonya sebelum masuk tol dengan mengira-ngira jarak yang akan ditempuh. Daripada kejadian deg-degan saldo tidak cukup yang saya alami.
Di mobil saya memiliki 2 kartu, Mandiri dan Flazz. Saat terakhir ke Surabaya, sisa saldo di Mandiri e-Money masih cukup banyak. Saldo diisi total 590ribu di Indomaret pula, jadi tidak ada masalah terjadi saat berangkat. Sisa saldo di tap tol Kartasura tersisa 176 ribu. Dihitung-hitung kurang 200ribuan saja untuk perjalanan pulang kan? Lalu topup dari Tokopedianya bermasalah. Better cek dan ricek dulu sebelum masuk tol.
Kartu Tanda Penduduk
e-KTP sebenarnya juga sudah bisa diakses secara online. Tapi saya lupa dan masih mewajibkan diri sendiri untuk membawanya. KTP tentu dibutuhkan ketika check-in di penginapan. Selainnya tidak dibutuhkan mutlak kecuali ada apa-apa, toh jika bawa kartu BPJS juga bisa mengcover kebutuhannya.
Kartu BPJS Keluarga
Keluarga saya 4 orang. 4 kartu BPJS harus dibawa. Paksu membawa miliknya sendiri, sedangkan saya membawa 3 kartu karena anak-anak lebih sering bersama saya. Untuk keadaan-keadaan darurat kesehatan, kartu BPJS wajib dimiliki dan dibawa. Masuk UGD rumah sakit mana aja kartunya dapat menjadi pegangan saat memerlukan perawatan.
Kartu Asuransi
Saya pernah menulis jangan punya asuransi beberapa bulan yang lalu. Tulisannya bisa dibaca di sini. Sudah selesai membaca? Kesimpulanmu bagaimana? Better punya asuransi atau tidak?
Saya bilang jika bisa disisihkan, milikilah asuransi. Mau kesehatan ataupun jiwa dan atau pendidikan, milikilah asuransi. Konsep mempunyai asuransi memang SISIHKAN bukan SISAKAN untuk asuransi. Amit-amit jika terjadi kecelakaan atau darurat kesehatan saat di perjalanan, perusahaan asuransi yang akan membayarkan biaya rumah sakitmu.
Tidak perlu khawatir meminjam uang dari kerabat, tidak perlu khawatir tabungan terkuras untuk biaya perawatan. Cara kerja asuransi memang lebih ke melindungi hal yang sudah kamu miliki, tidak lagi berjaga-jaga pada kondisi terburuk. Mindset ini perlu dipelajari kenapa begini kenapa begitu.
Sebagai contoh kasus penganiayaan anak D beberapa waktu lalu. Seluruh biaya perawatan yang mencapai Miliaran Rupiah ditanggung kartu Blackcard Prudential. Terbaik memang orangtuanya melindungi aset yang dimiliki dengan menyisihkan beberapa rupiah saja per bulannya. Sisanya dipercayakan pada Prudential untuk menyelesaikannya.
Nah, waktu trip lebaran ke Jogja kemarin Blackcard anak-anak terlupa dibawa. Deg-degan juga sih jadinya karena cuaca sedang buruk rupa. Meski bukan kejadian gelombang panas, tapi Jogja panasnya luar biasa. Pak Bos di Bangkok mengeluh 41 derajat celcius panasnya, sementara di Jogja 32 saja tapi bikin meleleh otak di kepala.
Risiko anak-anak sakit itu begitu besar. Kelelahan panas, ISPA, atau alergi Gaga bisa kumat kapan saja. Di perjalanan saya cek kilat kartu asuransi dari kantor untuk anak-anak ada di dompet. Di aplikasi Pulse juga tersimpan e-card kartu-kartu asuransi dari Prudential milik kami.
Alhamdulillah, perjalanan berangkat, selama di Jogja, dan pulang ke rumah semua baik-baik saja. Tinggal ada kodok bangkong nyangkut tenggorokan saya ini saja yang bikin suara bagaikan penyanyi bernada bariton karena minum saya ES TEROOOOOOSSSS!