Belakangan isu mental health dan generasi dikit-dikit mencari psikolog menjadi topik yang sering dibicarakan. Baik di media sosial maupun di lingkup tempat kerja. Yang saya baru tahu setelah berbincang dengan konsultan dari MS Learning & Grow, ternyata orangtua-orangtua yang peduli pada masa depan anak, sudah mengkonsultasikan tes sidik jari anaknya sejak dini pada ahlinya, bapak ibu psikolog.
Wkwkwk, itu orangtua-orangtua yg saya sebut pasti diem aja tapi gatel pengen nyablak kalau topik tentang psikolog diangkat temen-temennya dengan nada merendahkan. Memang faktanya dikutip dari AntaraNews, Kemenkes merilis data bahwa sepanjang tahun 2020, sebanyak 18.373 jiwa mengalami gangguan kecemasan. Lebih dari 23.000 mengalami depresi, dan sekitar 1.193 jiwa melakukan percobaan bunuh diri. Angka gangguan kecemasan tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,8 persen selama pandemi Covid-19.
Selanjutnya, berdasarkan data Persatuan Dokter Kesehatan Jiwa Indonesia (PRKJI) dalam lima bulan pertama pandemi Covid-19, masalah psikologis terbanyak ditemukan pada usia 17 sampai 29 tahun, dan lansia di atas 60 tahun. Untuk mengatasi masalah meningkatnya kasus tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes, Celestinus Eigya Munthe mengatakan telah mengupayakan agar seluruh puskesmas dapat melakukan pelayanan kesehatan jiwa. Namun baru sekitar 6000 puskesmas yang memberikan layanan kesehatan jiwa.
Setahu saya, di Malang sudah terdapat beberapa puskesmas yang menjadi rekomendasi informan-inforwati follower akun Twitter Infomalang. Di antaranya Puskesmas Kendalkerep dan Puskesmas Dinoyo yang sering disebut pelayanannya bagus banget. Rumah Sakit yang menerima konsulen jiwa ya baru di RS Saiful Anwar saja yang saya ketahui gimana kondisinya.
Bukan, bukan saya. Tapi seorang teman yang bolak-balik ke Poli Jiwa mengantarkan anggota keluarganya karena didiagnosis mengalami depresi.
“Kalo taklihat-lihat, pasien poli ini memang sekarang lebih muda-muda deh mbak, pasien dewasanya bisa dihitung dengan jari. Waktu dirawat di bangsal 25 juga, pasiennya muda-muda. Ponakanku sendiri masih SMA, rata-rata ya segituan deh. Bed sebelah sih early college,” tuturnya suatu malam karena dia nggak bisa tidur saat menunggui keponakannya.
Poliklinik Jiwa RSUD Dr. Saiful Anwar Malang didukung oleh tim dokter ahli kesehatan jiwa dewasa dan dokter ahli kesehatan jiwa anak, serta psikolog berpengalaman siap membantu pasien dewasa dan anak-anak dengan problema tumbuh kembang anak seperti kesulitan makan, belajar, autisme, hiperaktif, dan lain-lain.
Bagi pemilik kartu BPJS, poli-poli seperti ini memang cukup membantu sekali. All free. Bahkan saat dirawat sekalipun. Saya sendiri mengalami konsultasi ke Psikolog itu terjangkau, tapi karena bisa jadi beberapa sesi terapi karena masalah yang berlarut-larut, rasanya akan memberatkan jika tidak memiliki dana darurat.
Di saat yang bersamaan saya mengenal MS Learning & Grow .
Mind blowing banget deh.
Apa itu MS Learning & Grow?
Saya mengenal namanya dari IG story seorang teman yang kebetulan bekerja di grup perusahaan tersebut. Setahu saya inisial MS sudah terpatri erat merujuk pada brand yang bergerak di bidang kecantikan. Tapi tidak termasuk MS word dan teman-temannya ya. Yup, yang ini MS Glow.
Sub brand MS Learning & Grow dihadirkan perusahaan tersebut untuk lebih fokus pada pelayanan pendidikan dan pengembangan diri. Layanannya sendiri memiliki visi sebuah langkah terintegrasi dalam mengoptimalkan pemberdayaan diri dengan melakukan profiling psikologis berdasarkan karakteristik DISC. Ini saya jelaskan terpisah ya nanti.
MS Learning & Grow sendiri merupakan sebuah aplikasi untuk membantu penggunanya memahami bakat dan profil psikologis mereka menggunakan tes sidik jari. Manfaatnya jelas bagi penggunanya, dan akan lebih luas lagi jika digunakan sebagai dasar perencanaan pendidikan dan memahami potensi anak oleh orangtua.
Beneran, ini yang saya cari.
Prosedur Tes Sidik Jari MS Learning & Grow
Saya mengalami masalah cukup berat akhir tahun lalu. Mau ke psikolog masih maju mundur soal waktu. Memangnya saya sedemikan butuh psikolog untuk menyelesaikannya, batin saya denial. Tidak berapa lama saya mengunduh MS Learning & Grow di hape. Hati bersorak ketika melihat ada layanan psikolog tapi sayang belum tersedia. Kemudian saya mencoba Tes Sidik Jari yang bisa diakses setelah memiliki voucher yang bisa didapat dari Mitra MS Glow.
Prosedurnya sederhana dan mudah dipahami. Mengisi data diri yang basic aja, kemudian dilakukan perekaman sidik jari secara mandiri lewat aplikasi. Masing-masing sidik jari difoto di field yang tersedia, kedua tangan ya. Lalu submit dan memilih jadwal konsultasi untuk membicarakan hasilnya. Lama konsultasi cuma 30 menit saja kok, nggak usah takut dan grogi. Tapi manfaatkan waktu yang singkat ini untuk menelaah Laporan Profiling Psikologi bersama psikolog yang sudah terjadwal.
Tia Gustiana adalah Konsultan Profesional yang hari itu menerima konsulen saya. Konsultasi dilakukan lewat zoom meeting berdua saja. Boleh menyalakan kamera atau tidak, yang penting bersuara untuk berdiskusi. Ya kan Mba Tia nggak lagi jadi bu guru ya jadi pembicaraan harus terjadi 2 arah. Mungkin ada konsultan profesional selain Mba Tia yang mendampingi zoom meeting dari MS Learning & Grow-mu?
Kapan Sebaiknya Melakukan Tes?
Menutup diskusi dengan Mba Tia, saya iseng tanya klien termuda yang melakukan tes sidik jari ini umur berapa ya? Beliau tertawa, dari bayi mbaa, katanya. Jangan-jangan saya yang paling tua nih ya, huhuhu. Tapi Mba Tia bilang nggak pernah terlambat kok untuk memahami diri sendiri. Karena tujuannya jelas, biar nggak menyusahkan diri sendiri juga dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari dalam hati.
Berbeda ketika tes sidik jari dilakukan sejak dini. Karena salah satu fakta yang diangkat MS Learning & Grow adalah 87% mahasiswa Indonesia merasa salah jurusan. Penelitian ini dilakukan oleh Indonesia Career Network pada tahun 2017. Saya pribadi tidak merasa salah jurusan saat kuliah di bidang arsitektur, saya salah bidang pekerjaan karena lebih menyukai menulis daripada menggambar.
Bayangkan jika orangtua saya dulu mengenal tes sidik jari untuk anak-anaknya. Secara basic Papa dan Mama diajak memahami karakter genetis yang diturunkan sehingga bisa menyediakan lingkungan yang sesuai untuk menunjang gaya belajar anaknya. Pun juga gaya komunikasi yang diperlukan untuk memahami anaknya, bisa ditelaah dari hasil tes ini.
Yes, kalau kamu sudah membaca tulisan saya, kesimpulannya sama kok. Lakukan tes ini sejak dini. Lebih cepat lebih baik.
Hasil Tes Sidik Jari Saya, Lebih Mind Blowing Lagi, Hahaha
MS Learning & Grow melakukan profiling psikologis penggunanya berdasarkan DISC menggunakan sidik jari. DISC merupakan tes genetis yang mengambil sampel dari sidik jari dan melihat hubungan antara pola sidik jari dengan belahan otak yang dominan digunakan yang sudah diakui oleh dunia karena telah dilakukan pengujian pada 350.000 subjek dengan tingkat akurasi 87.5%.
Satu persatu prosedur di aplikasi MS Learning & Grow saya ikuti. Hasilnya? Yep, hasil akhirnya adalah saya bisa mencerna sebenarnya saya tipe yang seperti apa. Dari gaya komunikasi, gaya belajar, sampai pilihan karier yang saya jalani ini pun, tertulis di Laporan Profiling Psikologis.
Sebelum membacanya memang sedang terjadi pergulatan batin dalam diri.
Apakah saya begini, apakah saya begitu, apakah yang saya lakukan ini salah, apakah pilihan saya berada di jalur yang keliru?
Tidak. Yang saya rasakan dalam hati memang seperti yang tertulis di situ. Namun seperti disclaimer yang ditulis MS Learning & Grow, ~ Bisa saja dalam karakter ini tidak sepenuhnya muncul dan terlihat pada diri seseorang karena ada faktor pengasuhan dan lingkungan yang membuat karakter seseorang berkembang dan tidak tampak perilaku bawaan lahirnya. ~ Faktor lingkungan turut membentuk saya. Meski dalam hati berontak, harusnya nggak seperti ini! Tapi saya sangat legowo karena akhirnya menemukan bagaimana mengenal diri ini lewat cara yang nggak pernah dipikirkan sebelumnya.
Dari hari sejak menutup zoom meeting sesi konsultasi yang menyenangkan bersama Mba Tia Gustiana, rasanya kok jadi lebih kalem ya melihat hidup dari jendela yang berbeda? Rencana jangka pendek selanjutnya, saya akan melakukan tes sidik jari ini untuk anak-anak. Bukan demi masa depan mereka secara langsung, tapi untuk diri ini agar lebih berdamai dengan mulut dalam mengasuh mereka sekarang.
Dalam masa transisi sebuah perubahan di susunan keluarga. Fufufu, saya nggak sabar menunggu layanan psikolog di aplikasi MS Learning & Grow dibuka ih.