I have a good life. Good work, good family, good support system. Cukup saja, selalu ada ketika butuh, tapi tidak berlebihan. Ini sebuah keberuntungan di mana hidup sekarang memang digencet sana sini. Situasi politik yang membencikan, berpengaruh banyak pada pendapatan dan pengeluaran sebagai kaum yang di tengah-tengah. Tapi ini sudah cukup nyaman.
Asal nggak digodain sama kelakuan yang enggak-enggak aja, saya sudah sangat bersyukur dengan hidup yang dijalani sekarang. Sampai suatu ketika mesin cuci front loading di rumah ngga mau koordinasi dengan memilih njeglaknjeglek waktu mau beroperasi. Ternyata memang modul komputerizenya rusak akibat listrik yang sering mati.
Tapi hidup saya masih dipermudah dengan pilihan memakai mesin cuci dua tabung yang lama, mencuci di rumah kami yang satunya, atau membeli mesin cuci baru. Pilihan mesin cuci dua tabung ini ngga apa-apa juga sebenarnya. Hanya mencucinya harus ditungguin nggak bisa masukin baju lalu tinggal mencet on sampai prosesnya selesai. Dan you know kan mesin cuci dua tabung pasti bagian memeras bajunya yang NGGUATELI kudu seimbang biar bisa muter.
Pilihan kedua mencuci di rumah satunya juga nggak masalah, hanya agak repot aja membawa ke sana ke mari. Mesin cuci di sana juga lebih besar jadi lebih muat banyak untuk cucian 4 orang. Namun rumah itu sudah dipakai sama mama mertua kembali biar lebih dekat dengan anak-anaknya. Meski sehat di usia lanjutnya, tetap saja kami worry kalau mama sendiri di rumahnya yang bertangga-tangga tinggi dulu. Ya nggak papa juga mencuci di sana, jadi bisa ngobrol-ngobrol.
Terus saya yang ruwet sendiri karena setelah anak-anak sekolah waktunya kerja. Malamnya sudah capek kalau harus gotong sana sini. Kami juga belum punya mobil lagi meskipun mobil bekas sekalipun, jadi pilihan membeli mesin cuci baru itu adalah yang paling masuk akal. Yang nggak masuk akal adalah di rumah ini jadi ada 2 mesin cuci yang akan nganggur dipakai. Wakakakak. Begitulah ketika hidup dengan orangtua yang eman-eman sama barang.
Kalau saya sih, sudah nggak berfungsi setahun dan sudah nggak perlu lagi ya dikeluarkan saja dari rumah. Untuk apa menyimpan barang-barang sampai menyusuh memenuhi isi rumah dan membuat kepikiran kenapa harus dipertahankan. Cari fungsinya sampai maksimal, jika tidak bisa diperbaiki, tidak ada sparepartnya, tidak ada masalah jika harus membeli yang baru, ya sudah dipilih yang bikin nyaman saja.
Jika memang nyaman dengan menyimpan barang rusak, tidak berfungsi, tidak memiliki benefit meringankan beban, ya ngga apa-apa disimpan juga. Toh itu pilihan. Meskipun akan berentetan dengan berbagai keluhan kesehatan, itu pilihan dengan zona nyaman.
Tapi ini bukan soal barang memang.
setujuuu. aku juga tipe yg ga suka numpuk barang. kalo udh ga dipake, pasti aku donasiin selama masih layak atau buang sekalian. paling benci kalo udh liat tumpukan barang yg mengundang banyak tikus dan kecoak nantinya mba…
kalo harus beli baru, ya mending beli baru. toh krn kita juga butuh kan yaa.