Ayah baca koran, ibu belanja, ibu menyapu, ibu membersihkan rumah. Dan masih banyak materi Keluarga bulan Agustus di LKS anak jenjang TK yang bikin hati saya marah luar biasa.
2021 ini lewat dari 15 tahun saya bekerja formal. Bapaknya anak-anak sendiri mungkin belum 10 tahun bekerja formal. Kondisi ini pasti bukan hanya terjadi di keluarga kecil saya. Tapi lewat 15 tahun kemudian saat saya punya anak dan sekolah, ibu masih bertugas membersihkan rumah dan bapak bekerja.
Dekade yang berlangsung selama ini apa tidak ada perubahan di kurikulum pendidikan Indonesia untuk mengakomodir pemahaman bahwa tugas rumah tangga itu bukan hanya tugas ibu saja? Bahwa bapak juga bertanggungjawab dengan kondisi rumah tangga? Bahwa ibu sekarang juga banyak yang bekerja, membersihkan rumah, mengasuh anak, dan masih banyak lagi? Bahwa penggagas kurikulum itu juga banyak yang ibu-ibu dan mereka bekerja menyusun kurikulum pelajaran?
Saya marah. Tapi ini risiko juga bahwa saya menyekolahkan anak di sekolah yang bukan umum dan modern seperti teman-teman saya lainnya. Saya tahu Uwing dan Kai bisa berpikiran global karena sekolahnya menerapkan cara pendekatan yang berbeda.
Saya marah. Karena saya bekerja sambil mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah sampai malam, lanjut lagi pekerjaan yang tertunda karena disisipi menyiapkan makan, memandikan, menemani tidur, bermainlagi. Bapaknya berangkat pagi-pagi pulangnya malam. Dari Senin sampai Minggu. Lalu yang diajarkan ke anak di sekolah itu nggak ada pemahaman pekerjaan ibu?
Saya jauh lebih marah lagi karena saya bekerja di manapun, di kantor atau di rumah seperti sekarang, bapaknya kerja di luar bersenang-senang sekalian. Sampai hari ini.
Lalu pelajaran sekolahnya masih BAPAK BEKERJA IBU MEMASAK?