Cerita Horor Dari Balkon Rumah Kosong di Sebelah
Berada di dalam perumahan, jelasnya kantor ini punya tetangga. Biasanya ada rumahnya, besar dan megah, tetapi engga ada yang mengisi. Hanya sesekali dibersihkan seperti rumah sebelah.
Tolong lihat bagian belakang foto ini ya. Jangan lihat Garret Popcorn di tangan saya. Yang ini versi orinya karena jastip dari Singapura (halah), kalau mau versi murah Garret Popcorn asli Indonesia, baca dulu Versi Murah Garrett Popcorn, Ada! Sebelah kiri rumah itu adalah kantor saya. Rumah bercat kuning tanpa pagar itu punya balkon dengan tangga dari depan ke teras lantai dua. Tempatnya keren buat foto-foto, tapi ada cerita horor rumah kosongnya.
Dini, salah satu anak malam yang sering diberi penampakan penunggu kantor, penunggu rumah sebelah, penunggu rumah depan, dan penampakan seisi jalan depan kantor yang gelap gulita saat malam. “Kalau pulang malam coba lihat balkon sebelah, biasanya ada mbak-mbak yang ayun-ayun kaki di sana.” Cuma begitu aja sih kata Dini.
“Tapi dagunya mas Sidiq pernah dielus sama mbak-mbaknya juga sih pas pulang magrib-magrib.” Lanjut Dini.
Singkat, tapi bikin kami semua ternganga sampai dagu mencelat dari tempatnya. Ya gimana enggak, beberapa dari kami sering nebeng parkir di carportnya yang nyaman karena ada pelindungnya. Banyak dari kami juga yang sering menunggu jemputan pacar, suami, istri, bapak, pak gojek, babang grab, di tembok rendah depan tamannya yang menyambung dengan pagar kantor. Sampai malam. Sampai tengah malam juga ada. Huhuhuhu, saya pernah.
Sejak cerita Dini itu saya nggak pernah menitipkan mobil di sana lagi. Bahkan sekadar nebeng sejenak karena mobil sedang dibersihkan tukang cuci mobil panggilan di Malang, tidak pernah lagi. Kadang memilih parkir di depan portal rumah depan yang selalu tertutup itu saja.
Padahal, rumah depan itu kosong. Dan sering ada penampakan di salah satu jendelanya kata Dini. Satu-satunya jendela yang lampunya dinyalakan. Di rumah putih seberang kantor. Ya. Dini seharsnya nggak perlu keluar kantor untuk ketemu yang nggak diinginkan.
Bwahahaha… baca cerita ini saya jadi ingat zaman2 kuliah dulu. Suatu malam saya, seperti biasa, pulang jam 2-3 pagi abis nongkrong di sekret. Saya lewat gerbang samping, lewat bangunan tua-bangunan lawas dan jejeran cemara, terus lanjut jalan ke arah kosan. Terus di pojokan saya mencium bau bunga, melati. Merindinglah saya dan saya percepat langkah buat pulang.
Eh, paginya pas lewat sana ternyata memang beneran ada pohon melati 😀
yg penting ternyata memang ada beneran..melatinya :))
ngakak akhirnyaaaa…udah bikin pucet wkwkwk mbaaakk aku kira juga setan 😀 untungnya di kantor sekarang cerita horor telah berlalu dan ga ada yang kesurupan 😀
jangan sampeee ada yg kesurupan.
*ketok2 meja
segini tok kah mbak? aku nambah penasaran sih ada apa lagi di kantor ini :))
itu ada next next tapi button paging di blog ini ga bisa dipindah ke bawah :((
panjang banget soalnya
Dan sudah ada haumm yang menyerupai aku muncul di depan lik samid 🙁