“Aku belum pernah ke Pantai Balekambang lho,” kata saya ke mas bojo dalam perjalanan ke Pantai Regent hari itu.
“Bukannya dulu tinggal di Ngliyep, masa ga pernah ke pantai tetangga?” jawabnya.
“Pernah mau ke sana rombongan tapi jalannya macet-cet, jadinya balik lagi rombongannya makan siang di Ngliyep aja, hahahaha..”
Sepenggal kenangan masa kecil itu terlintas ketika menelusuri jalan dari Malang ke jalur lintas selatan. Rusak parah sekarang kondisinya. Sepertinya baru tahun kemarin saya dua kali ke pantai, namun dilihat dari google photos sudah tahun 2019. Waktu itu jalannya mulus lus lus, jadi sekitar 1 jam saja sudah sampai jalur lintas selatan menuju Pantai Ungapan.
Jalur Menuju Pantai Regent dan Pantai Balekambang
Trip menyepi kali ini dipilih kakak dengan tujuan yang jauh-jauh dari orang lain. Pantai Regent atau Pantai Balekambang? Ternyata keduanya sebelahan saja di sepanjang pantai yang panjaaaaang beneran. Pantai Balekambang ada di sebelah kanan, Regent ada di sebelah kiri yang mepet ke karang.
Bahkan sebenarnya kedua pantai ini tidak dibatasi sesuatu yang masif, seperti tanjung misalnya. Ya pasir saja, mungkin kalau kamu jalan dari Regent ke Balekambang, atau sebaliknya nggak akan terasa bedanya. Tiba-tiba aja sudah berada di pantai yang berbeda. Pas masuk aja ke Regent yang ada gerbangnya sendiri.
Sementara Pantai Balekambang ditandai dengan landmark tulisan dan gerbang love-love seperti tempat wisata lain di Indonesia. Kata suami, beberapa tahun lalu dia ke Balekambang belum ada lope-lope itu.
Tempatnya Sama, Fasilitasnya Apakah Berbeda?
Hmmm menurut saya sama saja. Hanya di Balekambang jumlah warung, toilet, dan jualannya lebih bervariasi daripada di Regent. Hanya ada sekitar 10 warung sepertinya di Regent yang menjual makanan dan minuman. Setiap warung menyediakan toilet umum dengan harga standar. Kondisinya rata-rata bersih dan airnya melimpah ruah.
Di kedua pantai juga sudah ada yang menyediakan persewaan tenda dan peralatan kempingnya. Bagi yang impulsif tiba-tiba ingin menginap jadi nggak perlu repot kan. Toilet ada, tenda ada, makanan ada. Parkir cukup aman meskipun ada kekhawatiran hadirnya preman seperti beberapa waktu yang lalu.
Oya, bahkan ada hotel mini di Balekambang bagi yang nggak mau kena digigit nyamuk pantai saat menginap.
Harga Tiket Masuk Pantai Regent dan Balekambang Terbaru 2021
Berada di jalur yang sama, gerbang masuk kedua pantai ini juga sama kok. Harga tiket dewasa 15ribu, parkir mobil 10ribu, parkir bus atau truk 15ribu, dan sepeda motor 2 ribu. Murah meriah dan menyenangkan. Nggak dipungut biaya lain-lain lagi ketika sudah masuk kawasan pantai. Kamu juga bebas mau ke Regent dulu atau ke Balekambang dulu. Mau kedua-duanya juga nggak papa nggak perlu tiket masuk lagi.
Masih dalam rangka pemberantasan covid19, petugas loket dengan maskernya tetap mengingatkan pengunjung yang datang. “Maskernya dipakai ya, nanti ada pemeriksaan,” katanya. Which is, sampai saya pulang ya nggak ada yang masuk. Tapi saya tetap memakai masker waktu menunggu anak-anak bermain di tepi pantai.
Pantai yang Aman Untuk Anak-anak: Regent atau Balekambang?
Berada di satu garis pantai yang sama, kedua lokasi ini sebenarnya menghadap langsung ke laut selatan. Tidak ada halangan sama sekali di bagian tengah-tengah pantainya. Ombak berdebur keras dengan tinggi yang nggak main-main. Makanya di sana sini terdapat papan larangan mandi di laut. Meski yaaa selalu saja ada yang melanggar dan mandi-mandi agak jauh dari garis pantai.
Waktu pertama kali memasuki pelataran pantai Regent, hati saya deg-degan juga sih. Kondisi pantai yang sepi, tidak banyak pengunjung, semakin kencang memantulkan suara ombak yang memecah karang dan menggelosor di pasir pantai. Saat turun dari mobil, sejauh mata memandang yang kelihatan gelombang ombak yang besar.
“Widih ga main di air lagi ini, Ay,” kata saya ke suami. Anak-anak saya kebetulan agak takut dengan suara ombak yang kencang berdasarkan pengalaman mantai sebelumnya. Tapi ketika melihat lagi di balik salah satu mobil pengunjung di pojokan, kok kayaknya ada aliran air ya.
Woohoo, ternyata Pantai Regent ini memiliki muara kecil yang menyimpan air laut pasang. Aliran sungai air laut tersebut membentuk pantai dengan air yang tenang di sisi kiri pelataran parkir. Tidak terlalu jauh jalannya. Karena sudah siang, beberapa pengunjung banyak yang memilih rebahan di ceruk sini karena lebih nyaman dari angin pantai. Bisa sekaligus mengawasi anak-anak berenang juga soalnya.
Namun jangan memilih mendirikan tenda untuk menginap di ceruk pantai Regent itu ya. Kelihatannya kalau air pasang, garis ombaknya sekitar 1 meter tingginya dari batas yang bisa dipakai bermain saat siang. Saat surut, kamu juga bisa jalan-jalan ke ceruk pantai di sebelah karang. Namun harus selalu perhatikan tinggi gelombang ya, biar nggak terjebak dan tak tahu arah pulang.
Seru dan Menyenangkan!
Saya dan anak-anak bermain sekitar dua jam. Rasanya sudah kileng-kileng hitam terbakar matahari siang. Anak-anak tadinya hanya bermain di pasir, lama-lama mencelup sekepala-kepala saking senang airnya tenang. Anak perempuan saya perlu adaptasi agak lama, once dia nyaman dia menari up and down di dalam air.
Dari jauh saya kasih kode ke suami, lha kok pas si bocah kejlungup ke belakang, hahaha. Sempat ngambeg sebentar, lalu dia bermain lagi sampai puas tidak lagi ketakutan seperti waktu bermain di kolam renang.
Sementara bocah lanang mengejar-ngejar botol bekas yang dia imajinasikan seperti ikan. Ikan-ikan di akuariumnya mati semua beberapa hari yang lalu karena dipakai mainan. Saya hentikan dulu belajar merawat ikannya daripada jatuh lebih banyak korban. Biarkan dia cukup puas bermain dengan botol bekas. Di ceruk tersebut tidak mudah mencari ikan laut hias juga soalnya.
Sambil bermain kami mengumpulkan kerang-kerang dan batu karang untuk dibawa pulang. Tidak sampai ashar kami sudah siap untuk perjalanan pulang. Jalanan menuju daerah pantai selatan tahun ini rusak parah. Terakhir ke pantai Ngudel dan Ungapan sekitar tahun 2019 lalu jalannya begitu mulus jadi cuma 1 jam saja sampai ke pantai. Jadi mau pulang jelang magrib masih cukup aman.
Saat diulang lagi di awal tahun 2021, wow saya amaze sekali. Banyak ruas jalan yang terkelupas sampai terlihat tanah-tanahnya. Jeglongan sebesar kubangan kerbau menganga di kanan kiri. Apalagi menjelang jembatan jurang mayit. Turunan menuju jembatan itu sampai harus antri satu-satu bergantian dengan kendaraan berlawanan arah. Jembatan yang dibangun sendiri sudah tegak berdiri tinggal menunggu diresmikan saja.
Pokoknya jalan sebelum perempatan jalur lintas selatan itu, kudu banyak-banyak istighfar dan pakai gigi 1 terus. Apalagi menuju pulang karena jalannya lebih banyak menanjaknya. Pastikan kondisi kendaraan prima kalau mau jalan-jalan ke pantai ya. Cek dulu mesinnya, bannya, dan badanmu juga.
Cek Juga Tips ke Pantai Regent dan Balekambang
Pantai ini sudah cukup lengkap fasilitasnya. Mau tinggal bawa body dan uang pun sudah cukup. Sedikit catatan saja untuk yang mau ke Pantai Regent.
Ngerasa nggak enak badan, meriang, batuk-batuk, lebih baik di rumah aja.
Saat di pantai, hindari kerumunan. Pantai Regent dan Balekambang terbentang cukup panjang. Tinggal pintar-pintar memilih lokasi untuk rebahannya.
Bawa makanan sendiri dari rumah untuk piknik di pantai kalau tidak ingin berkerumun di warung-warung yang menyediakan makanan. Kalau ingin membeli makanan, bolehlah minta ibu warung memakai masker sebelum membungkus makanan. Begitu juga ke tukang bakso atau tukang cilok yang berjualan di pinggir pantai.
Kamar mandi banyak tersedia di warung dan rumah warga di pantai. Jangan mandi shampoan di laut. Jijik ah kan kamu ga nyemplung sendirian.
Baju basah dan nggak bawa ganti? Beli di warung-warung di Pantai Balekambang.
Mau nginep nggak mau sewa tenda di Pantai Balekambang? Ada hotel mini di sana.
Yak, gimana. Sudah siap jalan-jalan? Bener-bener terapkan protokol kesehatan ya.
aku belum pernah ke balekambang :))