Never Too Late

Dear guys, sudah pada baca kan Story of  Jakarta? Sepertinya pernikahan itu menyenangkan ya? Jadi ratu dan raja sehari, didandani, pake baju cantik, naek mobil mercy, dan semua serba istimewa.

Taukah kalo nikah itu lebih menyenangkan saat setelah selesai semua rempong-rempong itu dilaksanakan? :p Wedding day itu artinya siap jadi background foto sodara setanah air, teman-teman ortu, teman-teman kerja, kuliah, sampe tamu-tamu penting. Ga bole protes. Ga bole manyun. Harus selalu tersenyum, ga peduli kaki sudah jerit-jerit pengen istirahat, ga peduli gigi sudah kering :). Keajaiban digital photo bikin tersiksa, eh?

Ah sudahlah, siapa pun yang menikah memang itu konsekuensinya.

Saya cuman mau cerita di balik pernikahan adek saya kemaren. 3 hari yang menyiksa. Bukan, bukan karena saya sedih dilangkahi. Karena pernikahan selalu bikin mata saya berkaca-kaca, apalagi saudara sendiri. Apalagi kami memang tidak pernah serumah sejak beranjak remaja kecuali saat liburan. Melihat bapak ibu yang tidak kuasa menahan haru, jauh lebih dalam saya rasakan di benak kalbu. Dan prosesi yang sama, dari pengajian, siraman, midodareni, akad, sampai pedang pora dan resepsinya.

Dengan noraknya, saat gladi resik Pedang Pora ini pun saya terharu biru.

Seluruh rangkaian acara itu, saya selalu menangis, tertawa, dan terharu dalam satu tarikan nafas sekaligus. Walaupun ribut jadi LO dan tidak bisa menikmati seluruh prosesi, saya senang saya bisa mendampingi kedua orang tua saya, mendampingi kakak dan adek-adek saya memasuki etape kehidupan mereka yang baru.

God has a plan for our life. Be faithful, patient and obedient. Things will smooth themselves out |  @ihatequotes

Kapan Neng? Ya saya? Tidak ada waktu yang sempurna sampai semua sudah sesuai dengan yang ditulis-Nya untuk hidup saya. Semua proses ke arah situ pasti menjadikan saya jauh lebih siap menghadapi kerumitannya dengan dukungan semua keluarga saya yang tercinta.

Believe me Mom, Dad, it’s never too late for me.