Saya mengenal kekuatan pohon bambu sebagai salah satu bahan bangunan yang sesuai dengan tipikal tanah di pulau Jawa. Lentur menerima momen geseran dan kuat menahan beban. Jadinya semangat sekali ketika tahu ada Boonpring Ekowisata, kayak lagi PKL jaman kuliah dulu.
Boonpring diterjemahkan secara harfiah berarti pohon bambu. Dan Boonpring Ekowisata adalah objek yang cukup menarik karena keberadaan beberapa jenis tanaman bambu di sini dapat diteliti untuk alternatif di masa depan Indonesia nanti.
Arboretum Bambu dengan 114 Spesies
Sejauh mata memandang, bambu semuanya. Di lahan seluas puluhan hektar mayoritas hijaunya kawasan dibentuk dari gerumbulan pohon-pohon bambu yang tumbuh dengan subur. Terhitung sejak dari tahun 2020 masih terdapat 114 jenis pohon bambu dari target 200 lebih jenis yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian dalam wadah Museum Bambu.
Rimbun dan adem langsung menyambut ketika memasuki kawasan Boonpring di tengah musim kemarau dan kedatangan elnino tahun ini. Lokasinya yang jauh dari perkotaan membuat Boonpring Ekowisata begitu tenan. Yaa, sedikit suara teriakan anak-anak yang berenang menjadi penanda tidak sendirian ketika menjelajah hutan bambunya.
Dari Hutan dan Rawa ‘Ngotot’ Jadi Ekowisata
Sebelum menasional lokasi Boonpring sudah menjadi objek wisata bagi warga lokal. Pertama kali mendengarnya di tahun 2016, ternyata Boonpring telah dibuka sejak 2014 dan hanya sebagai wisata insidental saja.
Terhitung mulai 2017 diambil alih oleh BUMDes Kertoraharjo, Boonpring berkembang pesat dengan kengototan para pengurusnya. Sedikit cerita unik kalau tidak ngotot menyisipkan kunjungan Kemendes ke sana, mungkin Boonpring akan lambat mendunia. Inilah hasil Syamsul Arifin yang pada saat itu menjabat menjadi Direktur BUMDes Kertoraharjo untuk mendatangkan Kemendes Pak Eko Sandjojo dan membuat presentasi tentang keunggulan objek wisata ini.
Dari puluhan juta hingga ratusan juta dana dikucurkan setelah Kemedes tertarik. Perlahan tapi pasti Boonpring pun dibenahi dengan dana total mencapai puluhan miliar rupiah. Hasilnya, pengunjung dapat belajar dan menikmat wisata alam Boonpring dengan lebih nyaman.
Dimulai Dari 72 Spesies Bambu
Perawatan dan pengembangbiakan bambu tentu menjadi fokus Boonpring sebagai objek wisata edukasi. Pada tahun 2020, menurut bapak Syamsul Arifin, Direktur BUMDes Kertoraharjo, telah diteken MOU dengan LIPI agar karyawannya mendapatkan pelatihan bagaimana perawatan sampai pengembangbiakan bambu di Bogor.
Dengan nilai ekonomis yang dimiliki pohon bambu, pelatihan ini menjadi sangat penting sebagai harapan baru karena dapat digunakan untuk proses produksi. Diantaranya ada bambu petung yang pas untuk kerajinan anyaman, dan bambu ori yang cocok digunakan sebagai bahan bangunan. Ada juga bambu yang bisa diproduksi untuk sedotan minuman.
Menparekraf Sandiaga Uno juga menyebutkan bahwa keunggulan desa ini dengan ratusan jenis spesies bambu dapat menjadi yang terbesar di Indonesia. Sandiaga berharap Desa Wisata di Sanankerto ini bisa menyusul pendahulunya, Desa Wisata Pujon Kidul sebagai desa wisata kelas dunia.
Inovasi Tiada Henti Siapkan Diri Buka Wisata Malam Boonpring
Kombinasi air dan bambu adalah sumber rejeki. Boonpring Ekowisata menargetkan diri untuk membuka wisata malam dengan bermodal Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) yang dikembangkan pada tahun 2020. Proyek ini merupakan kerjasama CSR BNI dengan UMM.
Selain ditargetkan untuk menjadi modal wisata malam yang pengembangannya sempat vakum akibat pandemi covid, PLTMH juga dikembangkan agar bermanfaat untuk warga sekitar. Saat ini tenaganya dipakai untuk mengalirkan air dari sungai Sumber Andema ke dusun di atas Boonpring Ekowisata. Nantinya akan ada wisata petik buah dikembangkan dari sana melengkapi keseruan dari berwisata alam, kuliner, dan petualangan di Boonpring Ekowisata.
Wisata yang Ditonjolkan di Boonpring Ekowisata
Petualangan Alam: Boonpring menawarkan pengalaman hiking yang memikat melalui hutan-hutan hijau, dengan pemandangan spektakuler dari puncak bukit. Mau hemat tenaga tentu disediakan kendaraannya berupa motor gerobak yang telah dimodifikasi sedemikan rupa untuk berkeliling Boonpring Ekowisata. Juga ada ATV dan motor trail untuk menerabas hutan bagi yang berpengalaman. Yang santai-santai saja bisa memilih berkuda.
Wisata Kuliner: Tidak berwisata kalau nggak ada makan-makannya. Penduduk sekitar Boonpring menawarkan hidangan lezat dari bahan-bahan lokal segar. Pengunjung dapat mencicipi kelezatan hidangan tradisional Indonesia sambil menikmati suasana alam yang damai.
Aktivitas Sungai: Sungai yang mengalir jernih adalah surga bagi pecinta air. Pengunjung dapat menikmati mendayung di tengah danau, berenang di kolam yang disediakan, atau hanya berendam dalam sungai yang menyejukkan, menciptakan pengalaman yang menyegarkan dan menyenangkan.
Pertunjukan Budaya: Boonpring Ekowisata juga merupakan tempat untuk merasakan kekayaan budaya lokal. Pertunjukan tarian dan musik tradisional diadakan secara teratur, memungkinkan wisatawan untuk merasakan keindahan seni dan budaya lokal.
Fotografi: Bagi pemburu ray of light, Boonpring adalah tempat paling tepat. Cercahan sinar matahari yang menembus dedaunan bambu di Boonpring adalah hal biasa, tapi jadi luar biasa di mata kamera yang tepat. Tentu spot foto instagramable juga tersedia di beberapa titik lainnya.
Miliaran Rupiah Dari Hutan Bambu Boonpring
Sumber air adalah sumber aktivitas manusia. Tidak berbeda juga yang terjadi di Boonpring Ekowisata. Warga sekitar yang berprofesi sebagai petani dan peternak yang memanfaatkan sumber air, kini juga mendapat limpahan pendapatan dari dibukanya ekowisata.
Saat ini ada 22 homestay rumah penduduk yang dikonsep seperti penginapan untuk pengunjung yang ingin menginap selain dengan camping ground. Boonpring juga menyerap tenaga kerja dari warga sekitar untuk ikut mengelola ekowisata ini selain mengajak mereka untuk berdagang di dalam lokasi. Pada tahun 2020 saat pandemi, pendapatannya memang menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 5.1 Miliar.
Sinergi yang tepat dengan berbagai pihak menjadi titik tolak desa ini menjadi maju dan mandiri. Contohnya saja dengan Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur untuk merawat dan mengembangkan ikan endemik Jawa Timur sekitar 15 spesies langka di lokasi. Boonpring juga bekerjasama dengan Politeknik Pembangunan Pertanian Singosari dalam rangka mengolah sampah dengan konversi limbah organik.
Boonpring Ekowisata juga menampung dan mengembangkan hasil karya kerajinan warga sekitar. Mulai dari kerajinan limbah bambu dan batik khas Boonpring. Desa Sanankerto tempat Boonpring Ekowisata berada juga menjadi salah satu peraih Desa Sejahtera Astra untuk membantu pemberdayaan warga dan pengentasan kemiskinan.
Tahun 2023 adalah tahun di mana Boonpring Ekowisata tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga menjadi cerminan kesuksesan simbiosis indah antara manusia dan alam. Dengan mengambil langkah-langkah proaktif dalam pelestarian lingkungan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, Boonpring telah membuktikan bahwa pariwisata dapat menjadi kekuatan positif yang mengubah kehidupan manusia dan melindungi keindahan alam.
Kamu sudah ke Boonpring Ekowisata?