Nggrundelnya bisa berkepanjangan kalau kamu nggak paham apa yang kamu miliki. Contohnya saya, jelas sudah miliki polis asuransi kesehatan beberapa tahun lamanya, tapi sama sekali nggak berminat memanagenya. Which is ketika ada perubahan sistem, saya telat mengetahuinya. Jadi sekali lagi, jangan punya asuransi, rugi kalau nggak ada tujuannya.
Biasanya orang punya asuransi itu untuk apa?
Jaga-jaga Kalau Sakit
Sederhananya pikiran saya saat menandatangi polis dulu seperti itu. Saya nggak pengen sakit, tapi kalau sakit saya nggak mau repot-repot mengurus berkas ini itu. Alias, BPJS saya bayar tapi sebisa mungkin saya nggak menggunakan selama tidak darurat. Darurat itu termasuk melahirkan bukan karena nggak bisa diprediksi tanggal dan jam tepatnya. Jika masih bisa, saya memilih umum atau dengan asuransi. Pelayanan BPJS sangat membantu, tapi belum terbaik menurut saya.
Saya (selama bisa) memilih jalur yang membuat saya nyaman ketika sakit agar mempercepat penyembuhan dan TIDAK MENGGERUS UANG TABUNGAN lainnya. Ya, amit-amit kalau sakit, tapi milikilah BPJS yang dibayar teratur jangan sampai kena denda dan terpending ketika dibutuhkan.
Karena Asuransi Melindungi
Bukan melindungi diri ya. Seperti saya sebut di atas, asuransi akan melindungi aset yang kamu miliki ketika kamu sakit atau kemungkinan terburuk meninggal dunia. Ingat, semua orang pasti akan meninggal dunia. Menurut data statistik, 92% meninggal dunia karena sakit, 3% karena kecelakaan, dan 5% meninggal dunia karena sebab lainnya. Kamu memilih karena apa?
Waktu saya ditanya seperti ini, saya nggak memilih apa-apa tapi dalam hati mengiyakan bahwa semua orang di dunia akan meninggal pada waktunya. Apapun penyebabnya. Tapi jika sedang mengalami sakit berat seperti cabut empedu awal tahun 2023 kemarin, saya ingin uang tabungan saya tidak terpakai. Karena itu saya merasa wajib memiliki asuransi untuk melindungi hal lain bukan soal kesehatan itu sendiri, melindungi tabungan yang saya miliki karena asuransi yang membayarkan tagihan rumah sakitnya.
Punya Asuransi Bukan Investasi
Karena ada banyak perlindungan asuransi, maka wajib pahami jenis asuransi yang membuat kamu tertarik memiliki. Asuransi Jiwa, Asuransi Kesehatan, Asuransi Pendidikan, dan Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi juga ada. Seiring pemahaman saya yang sedang belajar ini, ada juga produk asuransi yang mirip dengan tabungan berjangka. Nah kamu perlu yang mana?
Saat ini saya membutuhkan asuransi kesehatan, dan kebetulan yang saya miliki sejak beberapa tahun lalu itu dikaitkan dengan investasi. 2x memakainya untuk rawat inap karena lambung berulah, saya masih punya sisa puluhan juta hasil investasi yang bisa saya tarik sendiri jika membutuhkan. Tapi, tidak semua asuransi punya produk investasi, OK? Ini harus kamu tanyakan benar-benar saat memilih produk asuransi yang kamu inginkan.
Dan Tidak Semua Orang Bisa Punya Asuransi
Uangmu mungkin 1 Milyaran, tapi perusahaan asuransi bisa menolakmu saat mengajukan polis. Suami saya yang sehat itu saja ditolak kok waktu saya ajukan. Alasannya banyak. Sakit yang sudah diderita sebelum pengajuan, biasanya menjadi faktor utama. Mau bohong ngga bisa soalnya biasanya ada pengecekan kesehatan yang dibiayai asuransi sebelum disetujui.
Dan faktor terbanyak lainnya kamu nggak bisa punya asuransi adalah jenis pekerjaan yang kamu jalani berisiko tinggi. Polisi, tentara, security, even satpol pp yang kata orang cuma obrak-obrak jualan itu juga termasuk berisiko tinggi. Bisa miliki asuransi dengan banyak hal diexclude lala lili sampai membacanya saja saya susah saking harus memahami bahwa suami saya termasuk yang tidak bisa diajukan polisnya.
Jumawa hidup akan terus sehat ngga apa-apa kok. Namanya juga pilihan hidup. Siapa juga ngebayangin akan cabut kantung empedu. Tidak seorang pun berminat sakit berat. Kalau saya better prepare for the worse dan do the best the rest of my life.