Hampir setiap saat setiap waktu kalau ada yang membahas Asuransi Unit Link di Twitter, terjadi gontok-gontokan seru. Saya diem aja sambil memantau karena saat tanda tangan kontrak dulu jelasnya saya membeli tipe yang diributkan netizen ini. Kombinasi asuransi kesehatan dan unit link, adalah salah satu cara bagi saya menjaga diri sekaligus investasi.
*kemudian netizen kompak bilang: HUUUUU*
Memang sudah hampir watak kebanyakan orang untuk menyalahkan lebih dulu sebelum memahami apa itu yang dimaksud. Bahwa memiliki asuransi itu adalah upaya proteksi, dan memiliki unit link artinya proteksi dan sebagian preminya jadi investasi.
Mudahnya Mengajak Asuransi Lewat Kata Investasi
Beberapa waktu lalu ketika mendapat asuransi kesehatan dari perusahaan, ada seorang teman yang melihat kembali polisnya yang sudah berjalan. Wo gile, masa uangku uda setor berjuta-juta in returnnya cuma segini? Dia menunjukkan angka nggak lebih dari beberapa juta. Polisnya langsung ditutup begitu saja.
Saya sebenarnya cukup panik juga, tapi kemudian melihat-lihat lagi polis asuransi yang saya miliki. Saat memilih polis dengan kemampuan saya, si agen asuransi menawarkan untuk menambah unit link agar sekalian autodebet menabung sebagian dari pendapatan. Saya sadari unit linknya jumlahnya kecil sekali tetapi tetap mendapatkan fungsi proteksi dan investasi.
Dan jujurly lebih mudah memahami fungsi asuransi sebagai proteksi sekaligus investasi dengan cara yang unit link lakukan.
Kenapa Tetap Ngeyel Punya Unit Link?
Sekecil apapun pendapatan, saya harus tetap punya investasi. Tekad saya seperti itu. Sempat memiliki beberapa reksadana yang kemudian saya tarik karena kebutuhan biaya pernikahan, saya tahu investasi itu bukan cuma soal memiliki uang dingin, tapi rencana keuangan yang tertata dan saya masih belum bisa teratur kalau tidak dipaksa.
Dengan kewajiban membayar polis asuransi untuk proteksi diri, menambahkan unit link adalah upaya diri sendiri agar sekaligus rutin investasi. Ngga ada yang bisa menjamin masa depan kalau tidak diusahakan sendiri dari sekarang, bukan?
Jadi ayo buka mata lebar dan kosongkan cangkir dulu untuk memahami unit link yang jadi perdebatan ini.
Mengenal Produk Unit Link
Dari website salah satu penyedia layanan Asuransi di Indonesia, saya membaca unit link merupakan produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi dan memberikan dua manfaat sekaligus dalam satu polis, yaitu manfaat perlindungan serta manfaat investasi yang juga memiliki risiko sesuai dengan dana investasi yang dipilih.
Jadi seperti yang sudah dijelaskan si teman yang agen asuransi, sebagian premi yang saya setorkan akan dialokasikan untuk dikelola ke berbagai instrumen investasi oleh seorang manajer investasi. Bentuknya bisa saham, obligasi, atau instrumen lain yang sesuai dengan pilihan dari dana investasi yang saya miliki.
Memang, seperti dana yang diinvestasikan ke reksadana, return dari unit link bergantung pada kondisi pasar. Ada kemungkinan mendapat imbal hasil tapi kemungkinan risiko gagalnya juga sama tinggi. Hampir sama lah ketika kita punya investasi di pasar saham. Kembali lagi, di sinilah pentingnya memahami profil risiko masing-masing dari dana yang dimiliki.
Keuntungan Memiliki Asuransi Unit Link
Kalau hanya memiliki asuransi jiwa murni, kita hanya mendapat proteksi tanpa nilai tunai. Sedangkan asuransi unit link menambah nilai dengan menawarkan proteksi bernilai tunai. Nilai tunai inilah yang bisa dicairkan nasabah pada periode tertentu saat masih hidup.
Harga preminya tentu lebih murah asuransi jiwa murni dibandingkan dengan kombinasi unit link. Sedangkan uang pertanggungan asuransi jiwa memang lebih tinggi dari harga premi yang sama. Salah satu produk asuransi mencontohkan misal harga premi Rp500.000 per bulan, uang pertanggungan asuransi tradisional bisa mencapai Rp1 Miliar, sedangkan unit link bisa separuhnya saja.
Dilihat dari jangka waktu pertanggungannya, unit link dapat mencapai 100 tahun bahkan seumur hidup dengan kelebihan adanya fitur cuti premi. Cuti premi adalah pada periode tertentu nasabah boleh untuk tidak membayar premi tanpa membuat polis berakhir. Fitur ini tidak ada pada asuransi tradisional yang jangka waktu pertanggungannya biasanya sekitar 65 tahun sampai 90 tahunan.
Kelemahan Asuransi Unit Link
Setiap investasi memiliki risiko. Ini harus dipahami lebih dulu agar tidak ada keluhan di belakang karena nasabah tidak teliti pada unit link yang dimiliki. Sekali lagi, jika membeli unit link harus memahami bahwa fasilitasnya ada proteksi dan investasi. Sebagian dari premi dikelola sebagai dana investasi di pasar keuangan yang resmi. Ada risiko return, ada juga risiko gagal return alias nggak dapat keuntungan.
Kelemahan dari asuransi ini adalah kebanyakan orang mengharap return yang besar tapi tidak memahami bahwa risiko investasinya ditanggung pemilik polis sendiri. Jadi jika terjadi gagal investasi karena kondisi pasar, ya tidak ditanggung perusahaan asuransi ya.
Satu lagi yang perlu menjadi catatan dari kelemahan unit link, kadang-kadang kita hanya terpaku pada ‘investasi’ dan ‘keuntungan investasi’ sehingga tidak memahami lebih lanjut ketentuan di polisnya. Belum lagi jika terjadi misinterpretasi soal unit link disamakan dengan produk keuangan lain seperti tabungan atau deposito.
Tips Memilih Asuransi Sesuai Profil
Agar nggak kedlodok terjerumus ke pemahaman yang salah, pahami juga tipe rencana keuangan yang pengen kamu miliki seperti tips memilih asuransi di post sebelumnya. Kalau kamu ingin investasi sekaligus di unit link tapi cara yang aman-aman aja lah, pilih unit link pendapatan tetap yang memberi imbal hasil rendah daripada unit link dana saham yang berisiko tinggi.
Selanjutnya pilih unit link dari perusahaan asuransi yang terpercaya dan mudah diperoleh track recordnya dalam membayar klaim nasabah, apakah sulit atau mudah. Pentingnya mengenal agen asuransi juga agar kamu nggak sungkan bertanya kalau ada yang kurang dipahami soal unit link yang kamu miliki.
Ingat juga, saya bukan agen asuransi. Jadi kalau ada yang ingin kamu tanyakan di komentar soal unit link, nanti saya tanyakan dulu ya sama agen asuransi saya.