“Kamu, mau naik motor cowok lagi? Nggak kasian sama si bayi?” Pertanyaan itu dicetuskan Ferdi waktu ribut-ribut sama Rizal yang sama-sama ngeklaim mau dulu-duluan beli Kawasaki W175. Motor ini saya lihat pertama kali waktu dipamerkan di MOG yang warna hijau. Keterlaluan kerennya karena retro banget, lalu galau, mau buat apa punya motor laki 2 biji? Satu-satunya cara ya menukar Ninja Hattori yang 250 ke W175. Is it worth to buy?
Lalu waktu di perjalanan menuju ke kantor saya mendengarkan lagu Harus Bahagia dari Yura Yunita ini.
Hati-hati, harus hati-hati kalau masalah hati. Jangan sampai mengulang cerita salah pilih kekasih…
Punya pacar harus lebih baik, punya pacar harus lebih keren
Tapi keren nggak cukup, yang paling penting bahagia, kita harus bahagia!
Saya nggak merasa salah sih milih Ninja 250 sebagai kekasih baru setelah Vario. Itu namanya memilih yang lebih keren dan punya tenaga lebih besar dari si Vario. Tapi si Ninja yang saya kasih nama Hattori itu datang di saat yang tepat ketika saya nggak bisa naik motor cowok karena tidak lama kemudian hamil anak pertama. Agustus STNKnya keluar, September testpacknya positif. SUNGGUH TIDAK LAMA, HANYA 2 BULAN SAYA MAKE HATTORI KE MANA-MANA, HUHUHUHU!
Begitu juga ketika kepengen W175 ini. Pada pandangan pertama sekitar Februari, saya belum tahu hamil anak kedua. Ketika sudah pada ribut mau beli, saya sudah jalan bulan ke 4 ternyata. Mungkin ada untungnya juga menunda, karena apa?
Tren Peminat Kawasaki W175 Mulai Turun
Motor ini memang satu-satunya motor baru asal Jepang yang bau retronya sangat kenceng. Dari lampu depan yang bulat, tanki hingga bagian lampu belakangnya, saya teringat Binter-nya Papa dulu. Awal hadir di Januari rekor penjualannya terpecahkan di Maret 2018 dengan total motor yang keluar 2000 lebih pada 1 bulan itu saja. Kemudian terus menurun hingga ratusan saja di bulan Juni 2018 katanya Otosia.
Bukan Cuma Saya, Pak Jokowi Juga Pengen Kawasaki W175
Celetukan ini disentorkan oleh teman di Otosia yang melihat bapake serius banget ngeliat motor Kawasaki W175 saat acara Otobursa Tumplek Blek 2018. Bapake juga sempat nanya tipe, harga dan tahun keluaran motor jenis W175 itu.
Biarpun saya sama bapak beda aliran, saya suka sport dan beliau suka custom classic, tapi kami berdua sama-sama kepincut W175 ((ya jelaslah neng!)). Bukankah itu sesuatu yang bisa dijadikan pendorong pengen beli motor baru?
Sebenernya Tampilannya W175 yang Bikin Kesengsem
Retro. Itu satu. Kedua jelasnya W175 tankinya lebih pendek daripada Hattori sehingga cukup mengakomodir perut yang semakin membesar ini. Kalau naik Hattori saya harus mengepas-ngepaskan posisi duduk dan berusaha untuk terus menghindari lubang. Jelasnya kalau naik W175, kebutuhan tersebut jauh ‘lebih aman’.
Tapi bagaimana dari perbandingan spesifikasi W175 dibanding Ninja 250? Hayambok nggak usah jauh-jauh mbandinginnya, Neng…
Kawasaki W175 dirancang dengan mesin berkapasitas 177 cc single, torsi 6000min-1, engine power hingga 7500min-1,5-speed transmission, serta engine balance. Motor yang mengadopsi gaya British naked motorcycles ini dilengkapi dengan karburator Mikuni VM24, diklaim hemat bahan bakar dan rendah emisi.
Di bagian kaki-kakinya ditanamkan rem depan berdiameter 220mm, roda 17 inch, serta desain velg kelas gentleman dengan warna hitam. Ada tiga warna yang tersedia untuk W175 yang biasa, yaitu New Silver (SE) Metallic Matte Covert Green dan Metallic Spark Black Pearl Crystal White. Untuk versi SE tersedia dalam pilihan warna Metallic Spark Black, Metallic Matte Covert Green, dan New Silver .
Bandingkan dengan Kawasaki Ninja 250 sama semua variannya. Udah nggak usah bicara mesinnya, tampilannya?
Rekomendasi W175 Untuk yang Nggak Mungil-Mungil Amat
Sejujur-jujurnya, waktu mencoba ketinggian motor ini, kaki saya agak jinjit. Tapi memang lebih jinjit daripada waktu naikin Ninja. Entah kenapa tampilannya retro dan agak rendah, tapi waktu dicoba kok tetep jinjit aja. Tinggi saya 158cm, cukupan kan sebenernya? Solusinya gampang, tinggal diturunkan lagi. Seperti motornya Rizal yang sekarang sudah lebih pendek ini.
Dari segi mesin, kayaknya sih karena masih pakai karburator semestinya mudah perawatannya. Hanya perlu waspada karburator kotor, itu aja. Ini gampang lah mbersiinnya kalau kamu emang terbiasa rutin menyerviskan motor. Pokoknya jangan telat ganti oli!
Kalau mau bikin tarikan W175 lebih kenceng, sama kayak motor karbu sebelum-sebelumnya ada beberapa part yang bisa dimainkan. Mulai dari ganti filter udara, tujuannya biar mesin bisa lebih lega nafasnya dan bisa mencapai performa maksimalnya. Kamu juga bisa menambahkan fuel additive untuk membersihkan mesinnya dari residu bahan bakar dan pelumas. Pilih aja fuel additive yang disarankan modifikator berpengalaman.
Terakhir kamu bisa mainkan performanya dari penggantian knalpot. Kamu pasti bakal bisa ngebedain motor yang mberebet kurang servis dari suara knalpot standar W175. Tapi jangan asal pilih dan jangan asal lepas part knalpot. Mending pakai yang standar aja, halus kok keluarannya. Enak didengar, nggak perlu ganti knalpot dulu kalau masih nyicil motornya.
Atau mungkin mau ganti bikernya dulu? Entah, sejak mencoba langsung duduk dan memegang kemudinya, saya agak kurang sreg. Hahaha, betapa saya sangat menyukai nangkring di motor sport ketimbang low profile dengan motor retro. Tapi kalau kamu mau kayak Dilan, W175 jelas masuk perhitungan. Jangan lupa jaket jeans dan gaya cuek tapi jangan cuek sama penampilan. Ubah dikit biar beda sama yang lain dengan modif tampilannya.
Dan seperti motor-motor Kawasaki lainnya, selalu dilengkapi dengan part modifikasi buat bikin ganteng. Seiring sejalan lah dengan harga motornya.
Harga Kawasaki W175
Bulan Juni lalu saat Rizal akhirnya beli sebiji W175SE, mbak-mbaknya sudah mengabari kalau harganya akan naik di bulan Juli. Well, ketika penjualannya turun di bulan Juni, harga versi standarnya masih di 29jutaan dan versi special editionnya di harga 30jutaan. Bedanya di warna dan striping saja antara dua versi tersebut.
Kayaknya sih kalau mau jual Hattori dan beli W175 masih kembali ya? Jadi enaknya bagaimana, beli engga beli engga?