Halo, yang sudah libur bagaimana kabarnya di kampung halaman? Buat yang lagi nyobain jalan-jalan tol fungsional dan lebih cepat sampai rumah, selamat ya! Buat yang masih antri di loket check in bandara, yang sabar ya! Buat yang naik kereta api, naik bis dan naik kapal, semoga rumah kini lebih mudah dituju. Buat yang masih kerja dan sudah kena kemacetan suasana lebaran dan liburan di kota Malang, boleh ngacung!
Saya ngacung duluan. Beberapa waktu belakangan macetnya sungguh bikin pengen bawa novel Origin-nya Dan Brown yang saya pinjam dari @penulisempiris. Dibaca di mobil kayaknya bisa sampai tamat sambil menunggu antrian. OK LEBAY. Sebagai salah satu pengguna kendaraan pribadi, saya memang harus lebih bersabar ketika menuju rumah di jam pulang kerja. Kurang-kurangi mencaci, dan berusaha menikmati karena ini belum waktunya liburan bagi saya sehingga masih lebih banyak di jalan.
Yep, lailatulebaran sudah di depan mata. Prediksi titik kemacetan selama lebaran dan liburan di kota Malang itu sudah kelihatan.
Ruas Jembatan Ranugrati – Sawojajar
Kayaknya yang mudik-mudik itu rumahnya pada di Sawojajar ya? Kepadatan lalulintasnya mendadak meningkat beberapa kali lipat. Bahkan sampai jelang tengah malam pun ruas jalan yang ini kadang masih ada antrian hingga SPBU Dodikjur. Bayangkan…
Ruas Jembatan Sulfat dari Arah Sulfat Menuju Sawojajar
Sebagai akses pendukung memasuki perumahan Sawojajar, jembatan ini kayaknya mulai kepenuhan juga. Jalannya yang sempit hanya selebar 1 mobil saja, bikin antrian kadang melewati perempatan traffic light Sulfat – Warinoi.
Jalan Depan Bakso President
Spot warung bakso masih jadi jujugan pemudikers yang kangen rasanya pentol asli Malang. Kalau ngga ada keperluan selama lebaran dan liburan, hindari aja jalan belakang Mitra (sekarang Savana) sampai Ciliwung. Parkiran kendaraannya bikin jalan padat dan antri.
Jalan Embong Brantas Kampung Jodipan
Diprediksi jalan ini masih akan jadi favorit pemudikers yang suka foto-foto. Baik dari atas jembatan maupun di dalam kampungnya, kayaknya bakal dipadati sama yang belum pernah ke TKP. Sekarang parkirannya sudah mulai diatur tapi tetap saja yang nyebrang-nyebrang kadang bikin antrian kendaraan mengular sampai Klenteng dan Lapangan Rampal.
Jalan Semeru
MOG jadi pilihan kedua setelah MATOS untuk dikunjungi setelah acara silaturahmi usai. Atau sudah jadi pilihan pertama karena lebih nyaman? Saya sih demikian. Imbasnya jalan Semeru dan ruas ujung Jalan Ijen – Kawi jadi titik mula kemacetan yang muaranya di MOG.
Jalan Panglima Sudirman – Depan Buchi
Toko perlengkapan bayi paling lengkap di Malang ini rupanya juga jadi salah satu penyumbang kemacetan. Kendaraan parkir keluar masuk dan kadang-kadang meluap makan badan jalan jadi salah satu biangnya. Saya sendiri merasa harus bersabar kalau tiba-tiba pengen ke Buchi, putar lagi satu blok, putar lagi satu blok, sampai mendapat tempat parkir. Intinya, kalau ga dapat parkir, jangan maksa berhenti di tengah jalan ya.
Jalan Bengawan Solo Daerah Sanan
Sebagai salah satu pusat oleh-oleh kota Malang, nggak heran daerah ini selalu dipenuhi kendaraan. Mobil kecil sih ga begitu parah, tapi kalau sudah ada bis-bis rombongan, saya menyerah. Cobalah belanja oleh-oleh di Keripik Bu Noer jalan Ciliwung saja, karena lokasinya tidak di jalan utama, kamu bisa berkontribusi mengurangi kemacetan lho.
Jalan Menuju Kota Batu
Dari berbagai arah, biasanya ke Batu itu macet parah. Baik dari jalan alternatif Petungsewu, jalan utama Pendem dan Karangploso pun demikian. Solusinya berangkatlah lebih pagi dan tidak banyak mengagendakan jumlah tempat yang dikunjungi.
Lah kalau jalan-jalan itu saja sih memang macet tiap harinya. Ya nggak wahai orang kota Malang? IYAAA. Tapi sekarang saya jadi lebih sering melihat google maps untuk menentukan arah pulang. Sedikit risiko jadi kayak taxi online, tapi setidaknya bisa mengurangi kecemasan karena terjebak kemacetan. Kontranya lagi, untuk mengakses maps setiap waktu berarti kuota data internet harus yang mumpuni dengan provider yang teruji.
Kamu pakai provider apa yang jadi andalan?
:: image from pexels.