Romantisme ala-ala cinta yang menggebu memang dirasakan pakai hati. Katanya sih harus terus dipupuk biar ngga mudah basi. Begitu juga tenggang rasa dan saling menghormati, kalau ngga pakai otak bakal sakit mulu karena main hati. Sama kayak saya kalau lagi mau pilih motor, pertimbangannya banyak sekali bukan karena dia punya windshield motor yang keci, tapi karena dia yang akan menemani saya setiap hari.
Rasional aja sih, kalau cewek pilih mobil atau pilih motor ujung-ujungnya yang dilihat fashionable-nya dulu apa engga. Itu kalau pilih sendiri, lain cerita kalau cewek pilih motor tapi keputusan ada di tangan orangtua. Sama kan ceritanya seperti milih pasangan? Bibit bebet dan bobot dari pasangan pilihan setidaknya harus seperti demikian.
Satu Iman
Penekanan pada sisi ini masih di 100%. Namun saya nggak menampik kalau yang berbeda iman juga masih bisa harmonis sebagai pasangan. Yang penting hati dan otaknya tetap kuat menghadapi tantangan. Karena jalan terjal, belokan tajam harus dihadapi dengan handling yang kuat dari kepercayaan pada pasangan.
Ya. Saya tipe pasangan kolot yang sangat percaya pada kekuatan pabrikan pasangan sekarang. Hampir 10 tahun bersama yang lama, saya hampir nggak perlu windhsield motor karena tubuhnya terlalu kokoh menjaga. Kalau harus pilih menaruh kepercayaan pada pabrikan yang lain, perasaan itu pasti akan berubah.
Enak Dilihat
Mana suka sih ngelihat pasangan yang kucel kumel, atau yang badannya kedodoran? Saya maunya dia terlihat tangguh di jalan, gayanya sporty, nggak kecewek-cewekan, dengan tapak lebar dan bodi yang gahar. Biarpun sebenarnya saya suka ngelihat yang tipe telanjang, tapi yang sporty saja sudah cukup kok. Nggak perlu pakai windhsield motor, biar kan dia terlihat mulus apa adanya.
Bisa Berfungsi Nggak?
Ya kan percuma punya pasangan tapi nggak berfungsi buat nyari uang, kan? Kalau memang sukanya bawa barang banyak, pilih yang kuat dan muat besar. Kalau sukanya yang enak dilihat, pilih yang fashionable. Kalau sukanya yang gampang dirawat, pilih yang salon perawatannya mudah ditemukan di mana-mana jadi nggak menyusahkan ketika tiba-tiba rewel minta dibersihkan.
Ada Harga Ada Rasa
Harga berhubungan dengan otak gimana cara bayarnya, Rasa berhubungan dengan kenyamanan. Pasangan sejati tentu harus bisa memahami kebutuhan ini. Harga mahal tapi nggak nyaman, buat apa? Mending pilih yang biasa saja tapi bisa sangat mengerti ketika jatuh bangun dia selalu ada di sisi. Ngga harus ngerogoh kantong terlalu dalam, tapi bisa diandalkan.
Ujian hidup dalam memilih pasangan ini memang harus saya hadapi sekarang ini. Kebimbangan yang begitu dalam, membuat postingan ini campur baur seperti yang sedang dirasakan karena saya harus memilihnya pakai otak, sementara hati sudah begitu cinta.
Duhai, Kawasaki Ninja 250.. Tinggal selangkah lagi kamu bisa diraih. Setidaknya mungkin bisa meraih windshield motor dulu baru meraih keseluruhan tubuhmu. Meski kita tidaklah satu iman, tapi betapa tubuhmu enak dilihat, nyaman dibawa, dan kali ini dapat penawaran harga yang begitu menggoda.
Saya jatuh cinta. Lagi setelah sekian lama.
Imanku teguh pada Royal Enfield.
Namun goyah melihat harganya.
Mending aku dibuat bayar KPR :”(
gantungkan mimpimu setinggi langit. nanti mimpi receh2 itu juga kebawa kok