“Nama hotelnya apa, Ma, biar saya carinya di Google Maps,” saya berusaha memecah keheningan di mobil karena kami terpisah dari rombongan dan tak tahu jalan pulang. Eh jalan ke lokasi kondangan. Hari sudah malam dan Kediri sedang hujan tipis gerimis manis. “Hotel Dedaun apa gimana gitu lho..,” jawab Mama. “Itu kan hotel di Malang dekat rumah, Maaaaa,” timpal saya dan suami barengan. Nggak lama palang Bukit Daun and Resort Hotel Kediri muncul dari balik hujan. Jadi tambah ketawa semua karena Mama nggak salah-salah amat mengingat nama hotelnya.
Wah, tempatnya besaaar. Dari gerbang masuk, pengunjung diarahkan ke lobby oleh security yang sigap. Kami akan menginap satu malam di Bukit Daun and Resort Hotel Kediri karena cucu kesayangan Mama melangsungkan pernikahan besok paginya. Saya mendapat kamar di sayap Java tingkat 1, dan Mama di tingkat 2. Tidak ada lift di Bukit Daun and Resort Hotel, yang ada mobil bisa parkir langsung di depan kamar masing-masing pengunjung. Asyik kan?
Pilihan Kamar Bukit Daun and Resort Hotel Kediri
Seperti model resort lainnya, Bukit Daun juga memiliki kamar yang besar untuk keluarga. Java termasuk kamar standard, dengan fasilitas queen bed, tv, hot shower, AC dan parkir di depan kamar. Pilihan kamar lainnya ada juga Mezzanine, Studio Deluxe, dan Suite Keluarga Plus. Mama di Romantic Room difasilitasi king bed, hot shower, walkin’ closet, tv, ac, dan balkon yang menghadap ke cafe tepi sawah.
Memang agak susah kalau ke Bukit Daun and Resort Hotel Kediri bersama orangtua jika tidak membawa kendaraan. Karena berada di daerah berkontur perbukitan, dan difasilitasi parkir di depan kamar, otomatis hotel mengurangi selasar untuk berjalan kaki. Kalau hujan mau jalan-jalan ya harus bawa payung. Saya memilih manja, ke kolam renang aja bawa mobil. Habis, selama di sana banyak hujannya 😀
Sedikit Keluhan di Kamar Tipe Java Bukit Daun and Resort Hotel Kediri
Bersih kok kamarnya. Bed linen dan selimutnya pun juga. Kamar mandinya ya standar saja. Hanya ACnya tidak bisa diatur suhunya, sehingga cukup kedinginan karena hujan yang turun semalaman. Mau dimatikan, jadi gerah. Dilema. Untung posisi AC agak terhalang tidak langsung nyentrong ke tempat tidur. Yang jadi masalah lagi, keran hot showernya agak rusak sehingga air terus menetes kalau engga pas bener-bener di uliran keran yang tidak bermasalah.
Belum lagi kunci kamar sempat nggak mau dibuka. Kebetulan pas keburu-buru karena si bayi pup dan baunya luar biasa. Untung tim house keeping sedang ada di kamar sebelah. Jadi bisa dipanggilkan teknisi ketika pintu tidak bisa dibuka. Kalau nggak ada, lumayan bakal tepok jidat jalan naik ke lobby pakai jarik dan kebaya, ndorong stroller si bayi yang risih sama pampersnya.
Menu Sarapan Bukit Daun and Resort Hotel Kediri
Sambil menunggu jam akad nikah dimulai, sebenarnya saya mau berenang dulu sama anak bayi. Tapi daripada terlambat, mari ditunggu sambil sarapan saja. Untuk kelas resorts, meja makan dan menu yang disediakan agak sedikit minimalis. Meskipun tetap ada pilihan makan berat, makan ringan, dan camilan. Entah kenapa, saya makan roti tawar panggang di sana kerasa enak banget sampai kudu tambah aja. Mungkin saya lapar.
Ballroom Bukit Daun and Resort Hotel Kediri
Keluarga besar dari ketiga pihak tampak sudah ramai menanti kedatangan calon pengantin sejak jam sarapan. Bapak penghulu sudah tampak di antara undangan akad pernikahan. Waktu masuk ke dalam ballroomnya, waaaooww besar juga ya. Meja akad sudah disiapkan, begitu juga pelaminan untuk acara resepsi. Well, acara pernikahan tidak mungkin ditunda bukan?
Ballroom tidak hanya ditunjang dengan restoran yang ada di depan pintu, tapi juga ada musholla dan rest room di sayap kanan. Lumayan kalau mau touchup agak nyari restroomnya, tapi karena sepi saya sempat mbenerin jarik tanpa terganggu tamu-tamu lainnya. Iya, jarik saya mlorot-mlorot soalnya kudu jongkok berdiri si bayik lagi belajar jalan.
Kolam Renang Bukit Daun and Resort Hotel Kediri
Acara akad nikah dan resepsi usai, kolam renang pun menanti untuk dijajahi. Untung masih kepikiran nyamber baju renang sebelum berangkat. Kolam renang terbagi atas 3 bagian, anak kecil sekali, kecil, dan kolam dewasa. Airnya terasa hangat di sore yang sudah mulai mendung mengundang hujan. Daripada di kolam anak kecil sekali, si bayik lebih senang direndam-rendam di kolam anak kecil yang lebih hangat airnya. Ada seluncuran dan ada tali pengaman untuk membedakan kolam anak dan dewasa. Tapi jangan tinggalkan anak dan barang bawaan tanpa pengawasan ya.
Kolam renang Bukit Daun and Resort Hotel Kediri juga dibuka untuk umum. Dari tamu hotel diberi voucher berenang, sementara pengunjung umum membayar langsung. Harga tiket renang di Bukit Daun and Resort Hotel Kediri kurang tahu karena tidak ditulis di lokasi. Tapi percayalah, kantin kolam renangnya punya menu yang enak-enak buat nungguin yang lagi berenang. Saya nyesel nggak pesen rujak manisnya.
Sayang kolam renang tidak menyediakan handuk untuk pengunjung, jadi sebaiknya bawa sendiri. Bisa dari kamar atau juga bawa handuk milik pribadi. Yang tidak bawa baju renang, ada toko kecil di pojokan yang menyediakan peralatan berenang.
Tempat Wisata di Sekitar Bukit Daun and Resort Hotel Kediri
Kata Mama ada Gua Maria, tempat wisata religi, yang lokasinya tidak jauh dari hotel. Saya sih sedang jadi penikmat kota, karena kota Kediri meskipun kecil tapi terasa hangat untuk ditelusuri. Jalan menuju kotanya sangat mudah dikenali ketika keluar dari hotel. Saya mengincar deretan food truck dan kios-kios makanan di jalan apa tu ya.
Rapi, tidak berjejalan, dan mengundang selera. Sayang sih lagi hujan, jadi beberapa sudah tutup lebih cepat. Saya mengamati banyak nama kuliner yang tutup gerai di Malang, ternyata cukup laris di Kediri. Ada yang pedes-pedesan, ada juga yang kuliner porsi segaban. Senang! Potensi Kediri masih terbuka untuk usaha kuliner di sini.
Mau ke pusat oleh-oleh Kediri juga tidak jauh dari Bukit Daun and Resort Hotel Kediri. Itu lho tahu Kediri dan gethuk pisangnya. Yang terkenal enak kata Mama yang merknya Tahu Poo Kediri. Ada 2 gerai besar di dekat klenteng. Saya juga mencoba beberapa toko di samping-samping Poo. Rata-rata harganya sama lho, nggak lebih mahal Poo meskipun dia katanya lebih terkenal.
Menggotong beberapa besek isi tahu, gethuk pisang, dan kerupuk pedas, saya meninggalkan Kediri dengan hati riang. Overall, meskipun saya sebenarnya benci Kediri karena satu dan lain hal, pengalaman menginap di Bukit Daun and Resort Hotel Kediri cukup menyenangkan. Membuat saya olahraga, dan menggerakkan badan mendorong stroller juga kadang-kadang menggendong bayik 9kg naik turun perbukitan.
Wih kok bisa ya hasil photo kece gitu
Syuka syekali… Bermalam dibukit daun kediri..smua pelayanan oke..cuma wifi yg kurang oke si java room