Island Hopping, Asiknya Menjelajah Gizi di Kepulauan Seribu

Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat kaya dengan potensi sumber pangan yang bernilai gizi tinggi dari hasil laut di wilayah kepulauan. Namun, seiring dengan menjamurnya gaya hidup modern, sumber gizi yang mudah didapat dan terjangkau masyarakat ini  malah mulai ditinggalkan.

Pentingnya pemahaman pemenuhan kebutuhan gizi dari hasil kekayaan alam sendiri inilah yang mendorong Sari Husada kembali menggelar acara Jelajah Gizi 2013 sebagai rangkaian kegiatan Ayo Melek Gizi ke Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Komitmen edukasi yang tak kenal lelah dari perusahaan penyedia produk nutrisi untuk ibu dan anak ini, Sari Husada berhasil memenangkan penghargaan Best of  The Best Internal PR dari Majalah MIX untuk program Ayo Melek Gizi. Ayo Melek Gizi merupakan kegiatan edukasi tentang gizi yang menjadi salah satu tema utama kegiatan Sari Husada. Salah satu programnya adalah Jelajah Gizi ke Gunung Kidul di tahun 2012.

Jelajah Gizi 2013 diikuti oleh puluhan jurnalis dan 10 orang blogger yang terseleksi dari 160 tulisan Lomba Blog Jelajah Gizi 2. Diadakan tanggal 30 Mei hingga 1 Juni 2013, banyak pengetahuan tentang gizi yang saya dapatkan sebagai salah satu pemenang lomba  blog Jelajah Gizi 2. Pengetahuan tentang gizi adalah suatu hal baru yang belum pernah saya lirik selama saya menulis blog tentang  wisata dan kuliner. IT WAS AN AWESOME JOURNEY AND THIS IS THE BEGINNING.

HARI PERTAMA ~ Bersama @multimehdia dari Surabaya yang ternyata sesama alumnus Teknik Arsitektur Universitas Brawijaya (tapi beda angkatan jauuuh), @adhistwd dari Bandung, @iqbal_kautsar dari Yogyakarta, dan @andyputera dari Bali, dari hotel tempat transit, kami menuju check point di Parkir Timur Senayan. Di sana sudah ada @rusabawean teman blogger Surabaya yang sekarang berdomisili di Jakarta, @nesatasyaa dari Jakarta, @TraveLafazr dari Depok, dan @sihar_deanova yang asli Medan. Satu lagi @harrismaul ternyata sudah menanti di Marina, tempat tujuan selanjutnya. Bersama tim Nutrisi Untuk Bangsa dan para jurnalis, bus mulai membelah kemacetan Jakarta menuju Marina.

Bertemu dengan banyak orang seperti ini membuat saya ciut karena kehebatan pengalaman mereka dibandingkan yang sudah saya alami. Bertekat untuk menggali pengetahuan lebih, saya berbaur dan mencatat lebih banyak di twitter @nengbiker untuk berbagi informasi.

Sebelum memasuki kapal yang akan membawa rombongan Jelajah Gizi 2, pak Arif Mujahidin Corporate Affairs Head PT Sari Husada menyampaikan rute jelajah selama tiga hari ke depan. Rombongan akan island hopping 6 pulau di Kepulauan Seribu meliputi meliputi Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Putri, Pulau Harapan, Pulau Pramuka dan Pulau Nusa Keramba. Di pulau-pulau tersebut, peserta dapat melihat bagaimana masyarakat memanfaatkan potensi kekayaan alam seperti budidaya rumput laut beserta pengolahannya atau hasil tangkapan laut seperti ikan teri dan rajungan. Pak Arif menekankan, island hopping ini bukan melulu wisata laut tapi sebuah perjalanan yang lebih dari itu. Dan ada satu Master Chef yang akan berbagi pengetahuan tentang mengolah makanan karena manusia bukan cuma butuh gizi, tapi juga rasa yang enak agar dapat dinikmati. BENARKAH ITU CHEF JUNA? UwuwuwuwU (^_^)9

Di dalam kapal Bidadari Express, rombongan ditemani oleh Pak Aris yang mengerti banget tentang Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu yang jumlah pulaunya sama sekali engga mencapai seribu pulau, tepatnya sekitar 104 pulau saja. Entah ke mana 900 sekian pulau lainnya itu :D. Dan sampailah kami di pulau pertama, Pulau Pari yang memang kalau dilihat dari bentuknya yang memanjang seperti ikan Pari, disambut oleh Pak Astawan, Lurah Pulau Pari.

Potensi kekayaan gizi di Pulau Pari antara lain budidaya rumput laut dan hasil dari pohon sukun yang banyak tumbuh di Pulau Pari. Dengan menaiki sepeda mini, rombongan Jelajah Gizi 2 berkeliling Pulau Pari menuju ke lokasi penanaman rumput laut dan sentra pengeringan rumput laut. Budidaya rumput laut di Pulau Pari ini sangat mudah dilakukan karena bibit dan lokasi penanaman tersedia bebas di lautan. Tim Jelajah Gizi pun mencoba memasang bibit dan mengirim wakilnya ke tengah laut untuk menanam bibit yang sudah kami pasang.

Di perjalanan menuju Pantai Perawan, icip-icip dodol rumput laut yang cantik dan manisan rumput lautnya yang segar juga sempat kami sambar.  Rumput laut termasuk makanan bergizi tinggi yang mudah dan murah didapatkan. Cocok dikonsumsi untuk semua orang, terutama kamu yang sedang berdiet. Kandungan seratnya dapat membantu mengenyangkan perut lebih cepat dan melancarkan pencernaan.

Lepas mempelajari budidaya rumput laut, rombongan beriringan menuju Pantai Perawan untuk bertemu dengan Master Chef idaman!  Hati sudah semakin dag dig dug mengharapkan si ganteng jutek yang akan menemani makan siang ini. Dan… Siapakah dia?

Yes, Chef Opik runner up Master Chef Season 2 yang akan masak bersama ibu-ibu Pulau Pari. Kreasi masakan berbahan rumput laut siang ini adalah Salad Rumput Laut dengan Ikan Baronang by Chef Opik yang sangat mudah diikuti oleh ibu-ibu Pulau Pari. Dengan belajar memasak langsung dari ahlinya, ibu-ibu Pulau Pari akan terdorong minatnya untuk mengolah makanan penuh gizi yang terdapat di pulaunya dengan berbagai cara.

Keunikan Pulau Pari masih membekas di ingatan ketika Bidadari Express melaju menuju pulau selanjutnya, Pulau Lancang.  Pulau Pari dan Pulau Lancang termasuk dalam Kelurahan Pulau Pari – Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Seperti pulau-pulau yang lain, Pulau Lancang juga mempunyai objek wisata laut dan hasil laut yang melimpah.

Tim Jelajah Gizi berkesempatan melihat lebih dekat sentra pengolahan ikan teri dan rajungan yang merupakan hasil laut utama penduduk Pulau Lancang. Ada sekitar 16 sentra pengolahan ikan teri dan 8 sentra pengolahan rajungan. Tidak perlu jauh-jauh ke Medan untuk membeli Teri Medan, di Pulau Lancang harganya jauh lebih murah dan segar karena bisa dibeli langsung di pengolahannya.

Chef Opik pun membuat kreasi baru dari ikan teri dan rajungan yang biasa diolah masyarakat Pulau Lancang. Rajungan Saus Padang dan Rajungan Saus Kacang, dengan cepat berpindah ke perut penduduk yang menonton dan tim Jelajah Gizi. Kandungan gizi teri dan rajungan sangat tinggi dengan harga yang cukup bersahabat bagi kita. Cukup keluarkan sekitar 50-75 ribu rupiah per kilogramnya, stok gizi kita akan terpenuhi selama beberapa minggu ke depan. Asupan gizi yang didapat dari makanan laut ini tentu harus diimbangi olahraga agar hasilnya terasa maksimal di dalam tubuh kita.

HARI KEDUA ~ Hujan yang turun semalaman masih menyisakan jejak di Pulau Pramuka, tujuan pertama seharusnya hari ini. Akhirnya rombongan bergerak ke Pulau Harapan lebih dulu untuk belajar bersama ibu-ibu Pulau Harapan. Pak Ali, Lurah Pulau Harapan menyampaikan selayang pandang tentang Pulau Harapan agar dapat dikenal lebih luas lagi.  Kelurahan Harapan ini terdiri dari 30 pulau dan 2 di antaranya dihuni penduduk. Fasilitas di Pulau Harapan cukup lengkap, dari sekolah, pojok ASI, homestay untuk wisatawan, bahkan didukung oleh kapal ambulans dan kapal puskesmas yang sandar di Pulau Pramuka. Suatu hal yang bener-bener baru bagi saya yang anak gunung dari Malang :D.

Dengan becak, kami kemudian berkeliling Pulau Harapan. Sebenarnya dekat-dekat saja untuk ke mana-mana, tapi seru juga berkeliling dengan becak begini mengunjungi PAUD dan rumah sehat penuh sayuran dan buah-buahan milik Pak Muntaha. Serunya lagi, kami juga menanam mangrove di perairan Pulau Harapan. Harapannya, tanaman mangrove dapat melindungi Pulau Harapan dari terpaan ombak lautan. Memang Pulau Harapan yang penuh Harapan. Sementara Chef Opik sedang memasak Singkong Ketan Saus Santan dipadu dengan Mangga dan Rumput Laut bersama ibu Rahayu yang berjilbab kuning dan ibu-ibu Pulau Harapan. Meskipun bahan dasarnya singkong, tentu bisa disesuaikan dengan potensi gizi buah sukun yang banyak terdapat di Pulau Harapan. Semacam ngiler sambil menanti makan siang di Pulau Pramuka.

Hopping ke Pulau Pramuka untuk makan siang ternyata tidak terlalu jauh dari Pulau Harapan. Pulau Pramuka sebagai ibukota Kepulauan Seribu dengan fasilitasnya jauh lebih lengkap, terlihat dari jalan pemukimannya yang lebih lebar dari pulau-pulau yang lain. Di Pulau Pramuka, peserta Jelajah Gizi mendapat tantangan Nutrition Hunt, membuat sate gepuk khas Kepulauan Seribu. Dengan modal 150 ribu rupiah dan arahan dari ibu Pulau Pramuka, semua menyebar berburu mencari bahan baku. Acara yang sangat seru, karena seluruh peserta mendapat kesempatan berinteraksi dengan penduduk sekitar, mulai dari membeli bumbu sampai meminjam berbagai peralatan dapurnya. SERU!

Nutrition Hunt ditutup dengan berlari-lari menuju Sunset Cruise di Pulau Putri untuk berburu matahari usai menunaikan tugasnya hari ini. Tim D, tempat saya berada mendapat juara dua di kejuaraan Nutrition Hunt saat diumumkan malam harinya. Menakjubkan!

HARI KETIGA ~ Agenda pagi ini seharusnya diisi dengan snorkeling, apa daya langit kembali menangis. Island hopping dilanjutkan menuju ke Pulau Nusa Keramba untuk makan siang. Pulau yang terakhir kami kunjungi ini memiliki dermaga yang panjang dengan bandeng sebagai hasil laut yang sering diburu untuk dibawa sebagai buah tangan. Di Nusa Resto, tim Jelajah Gizi mendapat berbagai kejutan dari Sari Husada. Perpisahan yang mengharukan, pengumuman berbagai pemenang, dan saling mengucapkan selamat jalan.

Banyak yang saya dapatkan dari 3 hari island hopping di Kepulauan Seribu ini. Teman baru, pengalaman baru, dan buanyuak pengetahuan gizi yang bisa saya bawa pulang untuk oleh-oleh di rumah. Dari teri nasi, rajungan vs kepiting, hingga kandungan gizi tempe yang dibagi Profesor Ahmad, penting bagi saya, kamu, dan ibu-ibu lainnya. Karena kesehatan generasi kita selanjutnya ditentukan oleh asupan gizi yang kita makan.

Terima kasih Sari Husada! Jaya terus Nutrisi Untuk Bangsa. Semoga dapat berjumpa di rangkaian Ayo Melek Gizi selanjutnya!

image by: @nutrisi_bangsa dan koleksi pribadi

5 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *