Kehilangan Motor Yamaha Vega

Gimana sih rasanya kehilangan barang berharga? Apalagi kalau itu merupakan benda kesayangan yang didapat dari hasil keringat sendiri.. Rasanya di hati seperti tercerabut dan tersayat-sayat setiap mengingat kenangan yang pernah dilakukan bersamanya, bukan?

Been there once. Dan selang sebulan kemudian merasakannya lagi. Kehilangan orang yang dicinta yang syukurlah sudah kembali, dan kali ini kehilangan motor kakak ipar yang pernah nemenin jalan-jalan. Kami memang teledor dan kurang berhati-hati, walau kakak sendiri sebenernya sudah merasakan keanehan yang sayangnya tidak diperhatikan ^^.

Sore itu keluarga sedang duduk-duduk di ruang tamu, pintu terbuka ke arah jalan di depan rumah. Ada dua mobil yang sedikit menutupi jalan masuk ke garasi, dan sebatang pohon mangga rimbun menghalangi pemandangan. Kakak dan kakak ipar baru saja pulang dari mencari jemuran. Berniat untuk mampir ke ruma orang tua untuk salat magrib sebentar saja kemudian pulang. Biasanya motor memang ditaruh di dalam garasi jika ditinggal. Tapi senja itu tidak. Hanya sebentar saja kakak ipar duduk di ruang tamu, kemudian hendak mengambil wudhu dan melewati pintu depan.

Dia keluar rumah. Dan kembali masuk ke dalam sambil bilang: Motor ayah hilang

Bagai diguncang gempa, kami sekeluarga langsung berhamburan ke luar rumah. Mencari secercah jejak ke mana kiranya motor dibawa. Dengan tanktop dan celana pendek, saya naik mobil mencari ke arah barat dan kakak ipar mencari ke timur. Poros jalan depan rumah yang berbahaya karena memang perumahan diapit oleh perkampungan yang katanya orang sarangnya yang jahat-jahat T___T. 15 menit saya berputar-putar mencari Yamaha Vega Merah 5575, dan kembali pulang karena belum salat magrib.

Masuk rumah dengan tangan hampa. Kakak ipar sendiri belum balik dan ternyata langsung menuju kantor polisi Polsek Kedungkandang yang terdekat dari rumah. Menatap kosong ke kakak, seperti mimpi saja kejadian ini. Apalagi saya tipenya sayang sama motor, dan selalu paling eman kalau terjadi suatu apa sama kendaraan. Tapi kakak membesarkan hati saya, sebenernya dia sudah perasaan aneh aja dari pagi. Biasanya kakak ipar paling males  membawa 2 kendaraan kalau ke rumah orang tua. Hari Minggu itu dia memilih untuk naik motor sama ponakan saya, sedangkan kakak saya dari rumah sakit langsung ke rumah.

Malang tak dapat diraih.

Olah TKP ala ala polisi pun bikin gemes. Polisi yang olah TKPnya masa ngeliat lokasi dengan tangan tersimpan di saku celana? Tidak menentramkan sama sekali. Cuman dilihat doang, peeps! Harapan motor ketemu, dan kembali dengan selamat memang tipis. Ini musibah karena teledor dan kami sudah berusaha sampai detik ini untuk mencari. Sebentar lagi hari bahagia dan kejadian ini sempat menorehkan kekhawatiran di dalam hati.

All is well. All is well.

Walau setiap pulang ke rumah dengan hati tercerabut mengingat tempat hilangnya motor, life must go on. Doakan mendapat yang lebih baik ya peeps. Tentu dengan usaha dan keringat lagi untuk mencarinya 😀

 

 

1 Comment

  • ‘Malang tak dapat diraih’ ini keliru, harusnya malang tak dapat ditolak.
    Itu bukannya potongan peribahasa untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak :p

    *menunggu postingan rabi*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *