Dingin malam semakin menggigit ketika tak jua kau temukan jawaban di penghujung hari. Beribu pelangi, kau lewati setelah berjuang menahan badai. Siapa bilang di ujung pelangi akan kau temukan jawaban mimpi?
Mimpi itu bunga tidur! Teriakmu dalam sepi. Menyeret jarum di permukaan ari. Meneteskan darah di sepanjang tepi.
Tepi mana lagi yang kau cari? Sepanjang yang kau cari, tak pernah kan kau capai tepi? Atau kau mencari tepian untuk menggantung kaki?
Kakimu sudah lelah berlari! Lelah mencari tepi! Tidakkah kau lihat sebelah kakimu sudah melambat dan ingin berhenti? Tidakkah kau lihat dia tak lagi menggapai mimpi? Tidakkah kau rasa, cinta itu telah pergi?
Pergi! Pergi! Dengarlah bisikan hati. Sekali kali, kau dengarlah apa kata hati. Dia tak berhenti berbisik, sadarlah kau yang dimabuk kepayang, asamu sudah setinggi awan, esok dia berganti hujan. Tak inginkah kau menjadi hujan? Meluruhkan mimpi di batang hari?
Kau masih punya kesempatan. Ingatlah itu kawan.
Berhentilah mencari jawaban yang sudah kau tau pasti semu dan berulang.
Nice poem and the message.
teman, hanya kamu sendiri yang bisa menentukan tepian. mau tepian pantai yang sejuk dan melenakan saat airnya menyentuh kakimu, atau tepian jurang yang indah saat mata melihat ngarai tapi mematikan saat kaki salah melangkah =))
*ngelantur =))*