Ketika Keikhlasan Diuji

Lusa lalu seorang teman bercerita pada saya, dia merasa dunia ini tidak adil untuknya. Dan untuk seorang yang tidak berdaya di luar sana.

Hari itu memang cukup mengesalkan baginya. Beberapa kali obrolan kami penuh sumpah serapah getir di antara canda tawa. Belum pulih suasana hati kelabunya, di perjalanan pulang dia dinunuti oleh seorang lelaki tua, dengan kaki tinggal sebelah, dan mata berselimut katarak. Menumpang ke satu titik tujuan yang searah dengan teman saya.

Sebut saja ‘si bapak’.

Bapak ini mengaku asalnya dari Pagak, sekitar 50an kilo jauhnya dari titik kota kami. Sudah 2 hari dia berjalan mencari pekerjaan. Perjalanannya dihabiskan dengan menumpang kendaraan-kendaraan besar yang baik hati memberinya tumpangan. Si bapak mengeluh susahnya mencari pekerjaan dengan kondisinya yang seperti ini. Dia berniat pulang saja ke desanya.

Tak tega dengan kondisi si bapak, teman saya memberi beberapa rupiah yang ada di dompetnya. Sampai rumah, dia bercerita galau karena hanya bisa membantu sedikit untuk si bapak. Saya hanya bisa bilang, beruntunglah dia masi bisa membantu si bapak, setidaknya dia tidak kehilangan ‘rasa’ untuk menolong sesama.

Mungkin karena lelah hati, teman saya sampai ambruk pikirannya hingga tidak masuk kemarin.

Menyusuri jalan pulang yang sama, kemarin saya melihat lelaki lusuh yang melambai di perempatan dekat teman saya bertemu dengan si bapak.

Hari ini, di tempat yang sama lagi sudut mata saya melihat sosok itu lagi di tempat yang sama.

Kenapa sudut hati berbisik ada yang tidak beres di sana ya …

my horrible thought

(NengBiker/WP for BlackBerry)

9 Comments

  • Ah au gak tau juga kalo ngadepin yang seperti itu, gimana ngilangin “horrible thought” itu.. Yang kulakukan lebih banyak mengeraskan hati dan tak mau peduli, daripada kecewa hati.. 🙁

  • Waduh, setidaknya itu adalah urusan temen kamu dan Tuhan, mbak … yang salah pasti akan dapat ganjarannya, terus setelah kamu ceritain dianya gimana mbak ?

  • hhmm.. i’ve told him about how we must be very very very carefull about “them” late that afternoon after he met that man …

    tetapi , paling tidak dengan sedikit perbincangan yang entah benar atau penuh bumbu vetsin itu 😀 ….
    membuat kita tetap ingat , bahwa masih banyak yang kurang beruntung di luar sana …

    dan teman kamu telah merasa diingatkan kembali untuk bersyukur, kita tidak berada di posisi mereka 🙂

    so ,.. semangat kembali ke kantor! * walau semenit * xxixi

    ps : emang udah ngeluh sakit siang itu hehehe

  • owalah, setelah ada mbak achie komen, aku jadi paham siapa pria tak beruntung dan bernasib malang itu *tepuk2 pundak sebelah neng*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *