Edisi Turing Kesasar

Minggu pagi, dan di sekitaran timeline twitter saya sudah pada mengabarkan kalau jalur ke kota Batu macet. Ujungnya mulai dari Junrejo, yang berarti masih baru lepas batas Malang.

Hmmm.. Putar-putar otak sepertinya kalau mau naik ke Batu milih jalan dalam saja. Setelah puas ‘olahraga’ di pasar Tugu, saya dan pacar beranjak ke kota Batu. Iseng ah lewat arah Dieng. Jalurnya lumayan nanjak dan berliku. Masuk mulai di gang Dieng Atas setelah lokasi wisata Lembah Dieng. Naiiiik terus, nyari arah ke arah batu. Ngeliat kanan kiri hijau melulu. Dan bukit Panderman di ujung jalan.

15 menit berlalu dengan tenang melewati kawasan PWEC, di antara kebun-kebun jeruk Selorejo, sampai tanki sibit tau-tau menipis. Sambil beli yang eceran, ditanya sama yang jual, ‘Mau ke mana mas?’ Si pacar bilang, ‘Mau ke Batu, pak’. ‘Loh kalo lewat sini ga bisa ke batu, belok kanan aja di depan trus kanan lagi ntar kan sampe Sempu.’

Eaaaa..mau ke Batu kok disuruh ke Sempu. Sempu kan di pantai di ujung selatan Malang. Dengan ngotot kami naik lagi, cuek aja kata bapak tadi. Ternyata kok jalan semakin sepi. Daripada terlalu jauh, kami puter balik lagi. Mengikuti apa kata si bapak (dg catatan ngga lewat kiosnya dia gpp asal kembali ke jalan yang benar) kembali lah, dan nyasar beneran. Masuk kampung ke jalan tanah, berdebu dan berbatu. Setelah dua belokan kanan dari arah yang ditunjukkan, huhuhu kami memasuki daerah Sempu…...antara ngekel dan ngguyu.

Setelah turun dan melewati dua persimpangan, mulai ingat palang penunjuk arah ini di daerah apa. Dan segera lolos menuju arah yang dituju.

Jadi, jalan alternatif ke Batu yang benar adalah masuk dari arah Tidar, atau dari arah Poharin. Tidar belok ke Candi Badut, kemudian belok kiri ke arah PWEC. Sedangkan dari arah Poharin, lewat ke arah perumahan Puncak Dewata (kalo ga salah) atau lewat di UNITRI daerah jalan batu-batuan.

Perlu memang ngerti jalan alternatif ini mengingat naik ke Batu setiap weekend ngga perna sepi.

(NengBiker/WP for BlackBerry)