Hello… I just back to the future..
Menyusuri sepanjang Jalan Ijen untuk menikmati suasana Malang Tempo Doeloe. Menyiksa kaki menginjak tai kuda yang berceceran dari kuda-kuda para dokar. Berdempet-dempetan dengan ribuan orang lainnya yang sama-sama mau menempo dulu.
Sore kemarin sebenernya janjian sama temen-temen kantor untuk menempo dulu. Berpesta kostum jadul dengan kebaya encim dan sewek lusuh. Tapi karena suatu dan lain hal, aku berangkat duluan. Kehujanan di jalan. Milih parkir di Malang Olimpic Garden karena harus ke pusat atm dan samsat corner. Sepanjang jalan Semeru dan jalan Kawi, kendaraan sudah padat sangat merayap. Itu baru dari satu sisi untuk masuk ke area Malang Tempo Doeloe. Karena masih hujan juga sementara kostum tidak dipakai, disembunyikan di balik jaket.
Dingin pertama kurasa.
Dan selanjutnya sumuk meraja.
Masuk dari kawasan jalan Semeru disambut gerbang bambu dan pasukan kemerdekaan yg membawa senjata laras panjang. Eh? Bukannya ini temanya Rekonstruksi Budaya Panji abad 8 sampai 15? Masuk lagi dan ngeliat musik akustik bagus dari Universitas Machung. Eh, musik akustik? Selanjutnya jajaran penjual batik dan jajanan gulali menjamur di sisi sebelah kiri dari Perpustakaan Kota. Uh pengen panekuk dan pofertjes khas Belanda itu!
Diselingi hilir mudik dokar yang terhambat dengan parkiran mobil di dalam juga motor yang melintas. Eh, mobil dan motor? Melewati kampung Telkomsel dan panggung gamelan. Lagi-lagi deretan penjual gulali. Juga es gandul. Tak terasa sudah sampai ke kawasan Gereja Ijen. Ngejogrok di stan Anak Kolong ngeliat senjata-senjata perang. Eh, kok uda ada land rover ya di abad 8-15 itu?
Putar balik ke arah Jalan Semeru, lucu-lucuan di stan Ria Djenaka yang nyediain sepeda dan patung gareng. Beli pin gambar Malang Tempo Dulu untuk suvenir ntah buat siapa. Dan melihat mbah Bogang temen kantor yang didapuk untuk meramal di stan Kosmonita. Trus pulang melewati atraksi jalangkung.
Banyak memang kekecewaan karena tidak ada lagi suasana syahdu Malang Tempo Doeloe yang tidak berlampu listrik dan beda banget dari tema yang seharusnya digelar.
Saran sih untuk penyelenggara, kalo kendaraan pengunjung tidak boleh masuk, begitu juga untuk peserta stan dan panitia. Buat suasana jadul tidak dirusak dengan motor dan mobil keluaran tahun 2000 yang berkeliaran. Memang ini bikin ga asyik untuk dateng ke MTD but it still the biggest costume party ever.
ohya, kasian sama penghuni rumah2 di jalan ijen yang terpaksa tergusur sementara jalan masuk ke rumahnya. Mas Danis dan Anggi, semalem puter2 nyari gerbang rumahnya ngga ketemu padahal rumahnya jelas megreng2 keliatan atepnya. Hanya, gerbang rumahnya yang memang ketutup sama stan bikin mereka kelimpungan.
semoga amal ibadah penghuni rumah di jalan ijen mendapat pahala yang setimpal….
hm.. ternyata terulang lagi ya itu orang-orang bawa motor dan mobil masuk ke venue (doh)
ya tuh… jd ga banget ngeliatnya
jadi..kena tai kuda..hm….ckckck…:))
jangan lupa…jangan dateng pas malem minggu !!
ukh, penuh sesek rek….