Semakin tua umur seseorang, semakin sedikit jumlah teman yang dimiliki. Melangkah dengan tertatih di awal kehidupan, mengisi masa remaja dengan penuh gelora, dan kehilangan semangat bahkan seakan tak bernyawa ketika tua menjelang.
Tidak.
Ini bukan tentang sesorang. Ini tentang friendster yang pernah berjaya 3-4 tahun silam. Jumlah friendsku memang tidak banyak. Tidak sampai puluhan ribu yang bikin aku harus sampai create aik1, aik2, dan aik3. Fasilitas yang disediakan friendster-kala-itu cukup baik. Kapasitas upload foto yang diperbesar. Kemudahan tambah teman dan fitur private profile. Bahkan fitur update status dan menanamkan aplikasi game, chat, hingga music di profil akhir-akhir ini sebenarnya merupakan terobosan bagus.
Sayang, perubahan yang dilakukan untuk menjadi lebih baik tidak dapat membendung langkah facebook yang ratusan langkah lebih maju daripada friendster. Fitur super lengkap hingga tidak dapat aku sebutin satu-satu di sini soalnya belom paham bener sama facebook. Demam facebook setelah kejayaan friendster rupanya masih akan terus bertahan. Karena berbagai bidang ilmu juga turut menggunakan fitur yang disediakan facebook. Bahkan politik juga sudah merambah social networking facebook.
Ya, si anak bawang facebook sudah menjadi abg yang gaul dan semakin jauh meninggalkan kakek pendahulunya, friendster.
Bahkan berjuta kisah lama yang telah lalu, kisah jaman tk, sd, smu yang sudah berjuta tahun ke belakang rasanya, bisa berkembang lagi hanya gara-gara facebook. Itulah efek dari fitur tag foto yang menghubungkan antar teman. Seperti curahan hati GIGI yang rupanya terkena demam facebook juga.
Berawal dari facebook baruku
Kau datang dengan cara tiba-tiba
Bekas kekasih yang lama hilang
Satu dari kekasih yang terbaik
Mungkin waktu yang ku persalahkan
Mungkin saja keadaan yang salah
Terpikir hati untuk mendua
Tapi nurani tak bisa mendua
*
Ku hanya bisa membagi kisah-kisah lama
Ku hanya bisa membagi cerita nostalgia
Reff:
Cuma itu yang kuberikan
Cuma itu yang ku bisa persembahkan
Karna aku ada yang punya
Tapi separuh hati ini untukmu
Ku bisa saja putuskan dia
Ku bisa menutup semua cintaku
Tapi apakah kau pun setuju
Menyakiti seorang manusia
Back to *
Reff:
Ku hanya bisa membagi kisah-kisah lama
Back to Reff:
Berawal dari facebook baruku
Kau datang dengan cara tiba-tiba hmm.
Sudah add fesbuk aku? Itu badgenya ada di bawah. Add aku yaaa ^^
kalo mnurutku, kelebihan fesbuk itu dia konsep designnya elegan, nggak kayak frenster yang bisa di “acak-acak” sama usernya, awalnya sih bagus, kita bisa atur leiout ini itu, tapi masalahnya jadi kebablasan, apalagi mereka yang ndak paham masalah design/art maen asal utak atik leiout, dan jadinya banyak profile frenster yang haduh! kalo di liat sakit di mata! komposisi warna, gambar… maknyong!! bikin pusing, kesannya jadi kayak cuma buat maenan aja
well, itu salah satu aja yang beberapa ex-pengguna frenster mengatakan alasan yang sama
alasan lain, hmm.. kalau kita lihat di fesbuk, walaupun secara teknis bisa aja, tapi saya perhatikan kok sedikit yang bikin akun bo’ongan, kebanyakan akun beneran, dan ngeceknya juga gampang, nggak kayak frenster
dan masih banyak alasan lain 🙂
thanks infonya
baru tau gigi punya lagu facebook
😀
Fitur yang lebih sip, mungkin yang membuat saya mengabaikan profil Friendster saya.
Lagipula kesan awal Facebook ini adalah serius, ga seperti Friendster yang cuma banyak-banyakan friend, ngirim pesan dengan gambar kelap-kelip, “Thanks for the add”. 😐
Jadinya saya bisa membuka diri lebih di Facebook daripada di Friendster. Masalahnya masih banyak Facebooker baru yang masih bermental FS.. phew
iyak..fb looks serious than fs. ga bs sembarangan liat profil seseorang jg. dan masi ribuan alesan lg.
profilq masi mental fs jg ya jib? abis lebi tkenal pke nama itu siy ;p