ga nyambung, bah wis. secara aku juga bete berat. mon dearest friend baru balik dari lombok, tempat kerjanya. belom lama sih dia di sana. tapi rupanya ga ketinggalan berita juga dari istrinya di sini. belom juga mo nagih ayo jalan-jalan.. mereka sudah nawarin jalan-jalan dan makan-makan.
hanya dengan syarat.
aku tidak mengajaknya, karena mon dearest friend itu tidak suka dengan kejadian kemarin.
ga terima sahabatnya dikecewakan?
okeh. aku terima itu. hanya, jangan begitu dong caranya. aku yang memilihnya. aku yang menerimanya. aku yang tidak memaafkannya. hanya yg tampak di luar aku begitu menyayanginya. karena aku sendiri ga bisa ngejelasin dengan tepat apa yg aku rasa. aku mengikuti hatiku untuk tetap bersamanya. bisa ngga ngehargain pilihanku? anyway, aku pun menyelesaikan dengan caraku sendiri, aku tidak terlalu banyak mencari jawaban dengan bertanya ke sana ke mari. aku berusaha mendengarkan pilihanku. jalan hidupku. apa yang aku mau.
and you? damn.. haruskah aku tulis kembali saat-saat kau menghadapi calon istrimu yang sedang kasmaran dengan lelaki lain? saat aku masih menjadi drakula kerja jam 9 pulang jam 6 pagi dan kamu sudah menyeretku dari tempat tidur sejak pukul 7 hanya untuk memata2i? ga cuman seminggu. berbulan-bulan tidak juga kamu selesaikan permasalahanmu. kamu seret berbagai pihak untuk terkait dengan permasalahanmu. penting? ga juga, semakin membuatmu bingung kan gimana harus melangkah?
pada akhirnya kamu membuka kembali hatimu, meluaskan pandanganmu, bahwa dia memang yang kamu butuhkan sebagai pendampingmu. kamu memintanya kembali hingga jenjang pernikahanmu. simple as it has to be kan? hanya bedanya kamu melaluinya dengan berlarut-larut. dan aku tidak bisa seperti itu. ketika aku sudah memaafkan, ya sudah. jika memang harus berubah, ubahlah.. jika harus diperbaiki, lakukanlah.
ok, ada masalah lain yang mungkin tidak sesuai pandanganmu pada kasusku.
but this is my life!
kalo misalnya pun kamu tidak menerimanya, fine.
let me do it my way.
i even don’t wanna care bout your lonely wife after you move back to lombok then.
aku tralu emosi? oh please, untuk memperbaiki piece by piece of my heart aja aku butuh bantuan, kenapa aku harus ngemis perhatian dari mereka yang tidak pula menghargai hidupku.
sudahlah..