Seberapa Besar Pertahanan Istri Terhadap Kehadiran Pelakor Dalam Rumah Tangga, Sebuah Judul Skripsi

Setiap manusia ditakdirkan berpasang-pasangan. Setidaknya itu yang saya tangkap dari beberapa khutbah nikah yang kebetulan acara akadnya bisa saya hadiri. Mau memilih hidup sendirian, tidak ada masalah. Tapi sudah takdirnya manusia di dunia ini hidup berpasang-pasangan, ngga ada masalah. Masalah itu terjadi ketika yang sudah berpasangan tiba-tiba diceritakan berpaling hati pada orang lain. Dari sudut perempuan, tersebutlah PELAKOR, perebut lelaki orang.

Pelakor sedang naik daun, setidaknya itulah yang didapat dari trending news yang bersliweran. Baik dari selebriti maupun dari pertemanan. Yang menghebohkan seperti kasus Jennifer Dunn dijambak anak perempuan dari laki-laki yang direbut dari keluarganya. I call your daddy now, pun jadi jargon yang lucu untuk disebutkan. Konon keluarga si suami dipindahkan ke luar negeri dalam cerita JenDun ini.

Ada juga teman yang tiba-tiba dimutasi dari tempat kerjanya karena menjadi korban KDRT suaminya yang gelap mata karena memilih tinggal bersama pelakor. Foto-foto wajahnya yang babak belur sempat dikirimkan dan menjadi pengingat bagi saya akibat fatal kehadiran pelakor dalam rumah tangga. Belum lagi teman yang hampir ditinggalkan suaminya saat hamil hingga melahirkan karena sibuk menjaga perasaan pelakornya. Tampak bahagia di akun sosial medianya, si teman menyimpan depresi yang dalam dan berdasarkan cerita hampir membuatnya bunuh diri mengiris urat nadi.

Tentu dari sudut perempuan, pelakor-pelakor ini jadi bahan nyinyiran dalam setiap arisan. Kayak nggak bisa dapet laki baik-baik aja, kata yang satu. Kan kita sama-sama perempuan kayak nggak punya hati ya, kata yang lain. Dasar laki-laki ga tanggungjawab, terdengar dari sudut meja yang di ujung.

Yha, laki-laki yang mudah berpaling dari ikrar janji pernikahan adalah bukan laki baik-baik. Bukan pula laki-laki yang gentle. Paham kami para perempuan arisan adalah kalau memang merasa di rumah tangganya ada masalah, selesaikanlah dulu. Bercerai juga tidak jadi masalah jika memang tidak terselesaikan bersama. Bukan bermain di belakang pintu rumah. Separah-parahnya suami adalah laki-laki yang tidak bisa menjaga diri dari perempuan lain, tapi masih ala-ala menjaga rumah tangganya.

Apapun alasannya. Karena bagi para perempuan arisan yang juga bekerja demi kebutuhan rumah tangganya ini, sangat tidak menerima perlakuan laki-laki yang melebihi batas pertemanan untuk berbagi perhatian di luar hubungannya dengan pasangan. Apapun alasannya, dia bukan laki-laki yang baik untuk rumah tangganya kok mau direbut juga. Apa dengan memiliki rumah tangga lain di balik pintu, akan menjamin dia menjadi suami yang baik untuk si pelakor? Ini gimana ya ceritanya. Sampai susah saya menulisnya.

Saya, dan perempuan arisan rata-rata pernah mengalami ‘Karma is a bitch, dia bisa lebih cepat datang daripada Whatsapp dibaca’. Bukan dalam arti menjadi pelakor dan mendapat balasan yang sama, bukan. Buang sampah nggak masuk tempatnya aja kadang-kadang dibalas dengan email dikirimi tret sampah. Iya, karma itu nggak selalu negatif. Sehingga meskipun sama-sama perempuan, tidak jarang ada pertanyaan kenapa pelakor itu nggak punya hati sama perempuan yang suaminya direbut ya?

Mungkin si laki-laki tidak merasa jodoh dengan si perempuan yang dipilihnya sebagai pendamping? Apakah itu karma karena dia melakukan sesuatu apalah sebelum menikah dulu? Dan merasa si pelakor adalah jodohnya karena cocok ngobrolnya, karena bisa memenuhi hasratnya akan sosok perempuan idaman, atau si pelakor sangat bisa memahami gejolak hati yang tidak dipenuhi pasangannya? Again, apapun alasannya sungguh sangat tidak bertanggungjawab ketika si suami membuka hati ke pelakor tanpa mengakui ketidakbisaannya itu ke pasangannya.

Berpasangan dan berumahtangga adalah sekolah seumur hidup yang harus dihadapi siapapun yang memilih jalan itu. Ada yang bisa melaluinya dengan mulus, ada juga yang selalu mendapat ujian di tiap akhir bulan. Apapun bisa jadi masalah di dalam rumah tangga, karena menyatukan dua kepala sangat tidak mudah. Apalagi jika salah satunya, bahkan dua-duanya tidak bisa dengan mudah mengungkapkan pendapatnya. Yang ada mencari orang lain yang dapat menampung keinginannya.

Di situlah jalan masuk pelakor terbuka lebar, dari sudut perempuan lho ya.

Di situlah juga pertahanan sebagai istri mulai diuji. Akankah kamu yang mengalami kedatangan pelakor dalam rumah tangga memilih bertahan karena cinta, memilih bertahan karena anak, memilih berpisah karena tidak dihargai, atau memilih berpisah karena sanggup hidup sendiri. Dan masih banyak pilihan lain yang bisa muncul berdasarkan level pertahanan diri yang dimiliki.

Istri suami yang direbut pelakor Jennifer Dunn memilih berpisah. Mengasuh anak-anak perempuannya kini menjadi tanggungjawabnya sendiri meskipun rekam jejak Jennifer Dunn yang tertangkap memakai narkoba pun menjadi tanggungjawabnya juga menerima pertanyaan dari wartawan. Teman yang menjadi korban KDRT memiliki support system terbaik dari keluarga hingga tempat kerjanya. Kini dia bisa bekerja dengan tenang tanpa wajah biru lebam.

Saya masih nggak bisa menjawab kalau kamu tanya bagaimana perempuan yang berencana mengiris urat nadinya. Melihatnya bertahan di rumah tangga dengan hati berantakan, bekerja dengan tawa lepas seperti tanpa beban, jatuh sedih kembali karena pelakor tak juga pergi, REPEAT.

Hidup seperti apa yang dia jalani sekarang pasca dan selama kehadiran pelakor dalam rumah tangganya, tidak bisa saya bayangkan mengapa dia tidak memilih berpisah. Dari segi ekonomi sangat mandiri, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, pergaulannya yang tidak kalah luas dan dewasa, mengapa dia memilih bertahan dengan suami yang juga memilih si pelakor tapi tidak mau bertanggungjawab menceraikan istrinya?

Saya tidak habis pikir.

And this might the answer:

5 Comments

  • “mengapa dia memilih bertahan dengan suami yang juga memilih si pelakor tapi tidak mau bertanggungjawab menceraikan istrinya?”

    ada pengalaman juga yang seperti ini, tapi bedanya si istri tidak punya kemampuan memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, masih bergantung ke suami. Dia tetap bertahan karena mengurusi anak, dan si suami pergi mencari nafkah di jakarta bersama pelakor.

    Sekarang si istri sudah berencana bulat untuk minta cerai. Suami tidak menafkahi, tapi juga tidak mau menafkahi. Mungkin juga balasan karena membuang sampah tidak pada tempatnya tadi. Keinginan istri untuk cerai sudah bulat. Mencari lelaki lain untuk menafkahi.

    curcol

  • Duh…gemes campur sedih ya kalau dengar kasus pelakor. Tapi ini hampir dimana-mana ada lho..ada yang pelakor garis keras (maksudnya secara terang-terangan macarin suamik orang) ada juga yang pelakor tipis-tipis….you know lah what i mean…

  • faktor anak biasanya yang membuat sulit memilih untuk pisah, ditambah dari segi ekonomi, takut begini begitu sampai akhirnya memilih untuk tetap bertahan

  • 5 bulan setelah posting, dan teman yg “suaminya direbut pelakor dan sering KDRT” baru baca ??

    Keputusan paling besar dalam hidup (selain menikah dulu) adalah berpisah. Jika nekat dilanjutkan, mungkin aku udah ga bisa baca blog ini ?

    Alhamdulillah, time goes by. Everything seems good. Gusti Allah mboten sare, Mimi Raga ?. There’s no u-turn in life, the only we can do is only: FACED it!

    Love

  • 5 bulan setelah posting, dan teman yg “suaminya direbut pelakor dan sering KDRT” baru baca ??

    Keputusan paling besar dalam hidup (selain menikah dulu) adalah berpisah. Jika nekat dilanjutkan, mungkin aku udah ga bisa baca blog ini ?

    Alhamdulillah, time goes by. Everything seems good. Gusti Allah mboten sare, Mimi Raga ?. There’s no u-turn in life, the only we can do is only: FACED it!

    Love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *