Rumah Kuno di Malang Disulap Jadi Nasi Goreng Rumah Meneer 1929

Satu demi satu rumah kuno peninggalan jaman Belanda di ruas jalan Ijen kota Malang berubah tampilan. Lebih kekinian dengan gaya arsitektur modern. Tapi kalau kamu main ke Nasi Goreng Rumah Meneer 1929 di dekat lokasi tersebut, rumah kunonya dijaga dengan baik dengan memanfaatkan pelatarannya sebagai tempat makan kekinian yang asyik untuk dinikmati bareng keluarga dan teman-teman.

tampilan depan rumah meneer malang
Terletak di jalan Semeru 64, kamu bisa melihat keberadaan Nasi Goreng Rumah Meneer 1929 tepat di perempatan kalau mau ke arah Mall Olympic Garden. Samar-samar, karena nggak tempat ini nggak menjual hingar bingar. Cukup menonjolkan konter es duren yang ada di pinggir jalannya saja rupanya, sehingga Nasi Goreng Rumah Meneer 1929 cukup nyaman untuk menikmati sajian kulinernya tanpa harus silau dengan lampu atau musik yang menggelegar.

Cari Hotel di Dekat Nasi Goreng Rumah Meneer 1929 Malang

Semua disajikan dengan secukupnya, saya rasa. Enak sekali memang kalau pengen ngobrol-ngobrol sambil makan pilihan menu Nasi Goreng Rumah Meneer 1929. Menonjolkan pilihan nasi goreng dan menu es duren, ada juga beberapa pilihan western menu seperti burger dan tortilla. Harganya cukup istimewa, nasi goreng antara 25-30k, es durennya sendiri bervariasi dari 10-25k. Mengganjal perut, namun hati senang karena suasananya yang tenang dan pelayanannya yang khas dengan topi ala Meneer.

nasi goreng rumah meneer
Sambil menyantap nasi goreng hijau topping udang dan nasi bakar tuna, saya dan si dia berbicara cukup banyak. Termasuk membicarakan kemana saja sih nasi goreng yang sudah dikenal dari tahun 1929 ini. Ternyata ceritanya berbeda.

Dikutip dari merdeka.com, nama Nasi Goreng Rumah Meneer 1929 bukan karena sudah berdiri sejak tahun 1929, namun merujuk pada tahun pembangunan rumah ini. Pada awalnya rumah ini dibuat dan dimiliki oleh notaris pribumi pertama di kota Malang yaitu Raden Soediono yang kini akhirnya diwarisi oleh keturunannya.

halaman rumah meneer malang
Bondan Nurtjahjono nama sang pemilik memilih cara membuka kafe di pelataran rumah kuno sebagai langkah untuk menjamin bahwa bangunan ini tetap pada bentuknya semula namun bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Terlihat memang bangunannya tidak berubah sama sekali, hanya penambahan dapur di bagian pelataran dan toilet darurat juga disediakan sehingga tidak harus mengetuk rumah untuk pengunjung yang ingin menuntaskan hajatnya.

Bagian teras rumah kunonya dimanfaatkan untuk area makan, sementara kursi lain berada di pelatarannya. Seru juga karena ada set sofa kuno yang dibuat dari rotan seperti yang dulu pernah ada di rumah nenek saya di Jogja.

Eh tapi kalau pengen tahu rumah kuno, boleh juga lho mampir ke rumah saya yang nggak kalah kunonya \^^/.

BACA JUGA: Begini cara unik jaga kelestarian bangunan kuno peninggalan Belanda

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *