Ketika BlackBerry Kecemplung di Amsterdam

Beberapa hari sebelum ke Amsterdam, kebetulan saya sempat ke kantor Jakarta di AXA Tower. Ada yang menggelitik hati di kantor AXA, bahwa warning di toilet kantor adalah:

Jangan membawa gadget di kantong saat ke toilet

Sayang saya ngga sempat mengabadikan warning tersebut karena lebih sibuk tersenyum geli membacanya. Sementara di kantor saya di Malang, warningnya tentu tentang siram-siraman agar tidak meninggalkan sesuatu di toilet.

Saya pikir, warning macam apa mengingatkan jangan membawa gadget di kantong saat ke toilet. Aneh-aneh aja. Sampai… saya merasakan sendiri gadget saya kecemplung di Amsterdam. Toiletnya resto Amsterdam tepatnya, saat party #Winning11 digelar.

Iya, BlackBerry Q5 THR tahun lalu kesayangan saya itu kecemplung di toilet Amsterdam karena saya lupa dia nangkring dengan manis di kantong cardigan kostum Crayon Pop yang sedang saya pakai. Saya tekankan lagi kecemplung di toilet. Saking stresnya saya karena dia tidak bisa hidup lagi. Huhu.. butuh berjuta-juta untuk menghidupkannya lagi jadi saya pikir lebih baik biar dia damai dalam diamnya. Sambil saya mencari servisan yang lebih mumpuni.

Akhir-akhir ini saya merindukannya. Karena jadi tidak bebas menggunakan iPad mini untuk kerjaan kantor saya. Bawa BlackBerry itu saya memerlukan push emailnya, maka saya bertahan memakainya. Apapun deh kata teman-teman kalau Android lebih cepat or something, saya masih setia pada BlackBerry, sampai… dia mati. 

Dan dia sudah mati 🙁 . Beberapa hari sebelum matinya, dia masih sempat menemani foto-foto di Jakarta bersama sahabat. Penampakan BB terakhir yang tertangkap kamera @bennywn

Akhirnya hadiah dari Dulux Let’s Colour pun kepakai sekarang. Kemarin-kemarin dia hanya dipakai untuk main Path 😀 . Sepertinya saya harus belajar lagi.

7 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *