Ketika Antri di SPBU

Bukan bahasan yang penting, tapi mendadak teringat sesuatu waktu saya antri di SPBU tadi pagi.

Tidak biasanya SPBU di depan gang ramai jam segitu, biasanya orang sudah ribut berangkat ke sekolah atau ke kantor dengan persediaan bahan bakar yang cukup. Saya memang sedang santai, jadi ngga terlalu memikirkan panjang antrian karena masih banyak waktu untuk ke kantor. Ada 4 mesin yang diaktifkan untuk sepeda motor, dan satu untuk mobil pagi ini. Saya memilih antri di mesin paling belakang.

Kenapa? Karena panjangnya yang bagian depan aja nglebihin yang belakang. Mesin sebelah juga lebih panjang dari antrian yang yang saya pilih. Jadi saya merasa cukup: huraay, pasti bakal cepetan aku.

Lho, ternyata antrian di tempat saya kok lama sekali bergantinya? Yaah ternyata mbaknya yang pegang nozzle agak lemot >__< jadinya lebih lama dari sebelah yang sudah ganti 5 orang, di tempat saya baru 1 orang. Sambil memerhatikan antrian yang berjalan lambat, tetiba terpikir selintas di otak saya, wondering kenap sempet2nya mikir begini:

salah milih antrian aja bikin perjalanan terhambat 5-10 menit, apalagi kalau salah memilih orang yang akan nemenin untuk sisa hidup… memang ada tangan Tuhan yang mengatur hidup, tapi juga ada campur tangan kita kan untuk memilih siapanya? dan ketika sudah memilih, mungkin ada yang jalannya dipercepat, juga ada yang jalannya diperlambat. like me.

Menyesal? Ngga kok. Cuman mungkin saya sering memaki kenapa milih yang ini, sementara antrian sebelah bisa jalan lebih cepat. Cuman saya sempat menggerundel sama mbak petugasnya, kok lambat sih mbak cakcek dikit gitu lho.

Ya well.. Pagi tadi bener-bener merepresentasikan pilihan hidup yang sudah saya jalani. Dan percuma untuk memaki, lebih baik mengisi hidup dengan hal yang bisa dikenang untuk saya, dia, dan keluarga kami nanti.

 

 

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *