Tingkat Kejahatan Dan Pola Pikir Masyarakat

100 hari pemerintahan Presiden SBY dan Wapres Boediono telah berlalu. Hiruk pikuk gelombang demo dari yang bilang gagal sampai yang dukung hampir usai. Kasus bail-out Bank Century, kasus Antasari, dan aneka ragam lainnya masih antri dituntaskan. Yang menganggap gagal masih terus mencari celah bagaimana menggulingkan SBY. Yang mendukung mencari kekurangan dan segera menutupnya. Yang ga peduli? Terus mengisi hidup ngga pake ribut.

Kemarin sharing sama seorang pebisnis yang merasakan langsung geliat ekonomi akhir-akhir ini. Bersentuhan dengan produsen dan langsung ke konsumen. Mengamati tingkah polah orang yang bener sampe penjahat kelas sms plus kelas iklan. Beliau bilang, saat ini situasi pasar sebenernya kurang baik untuk penjual karena kebutuhan uang cair mendesak menyebabkan lebih banyak orang menjual aset ketimbang membeli. Coba lihat di show room mana-mana lebih banyak menjual barang second ketimbang yang baru. Banyak property dijual ketimbang dibeli.

Beliau mengindikasikan, situasi seperti ini sebenernya bagus. Karena diatur perlahan. Listrik. Air. Dan beragam kebutuhan pokok lainnya. Secara tidak langsung masyarakat belajar memahami dan menyesuaikan kebutuhan hidupnya dengan ekonomi yang berjalan. Bulan Februari ini adalah bulan sepi-sepinya pembelian. Seakan sudah menjadi ritme perdagangan di Indonesia. Sepinya kegiatan beli menyebabkan sejumlah penjual kalang-kabut dan menerima berapapun penawaran yang ditawarkan.

Kondisi seperti ini dimanfaatkan banyak orang yang terbiasa membaca peluang di dalam kesempitan. Dengan iming-iming hadiah besar dan transfer sejumlah kecil uang. Dari metode sms undian berhadiah, pemberitahuan menang via bungkus biskuit atau sabun. Dan sekarang menjarah kalangan pemasang iklan. Iklan-iklan yang dipasang di koran sepertinya semakin mengkhawatirkan keamanannya. Orang-orang yang sama sering memanfaatkan kelengahan.

Modus awal : menelpon penjual rumah dan bilang sudah mentransfer sejumlah uang DP. Minta kita cek via atm apa sudah ditransfer kemudian proses hipnotis mulai dilancarkan. Pemilik atm tidak sadar sudah diminta PIN dan rekeningnya pun dijebol dengan mudah. Lebih baik kita memakai internet banking atau mobile banking untuk cek transferan. Efektif. Jangan mudah percaya dengan alasan penelpon. Jika hendak cek ke atm, ajak orang lain untuk menemani.

Modus kedua : membawa kendaraan curian untuk mencoba kendaraan yang dijual. Meninggalkan kendaraan yg dibawa dan membawa lari kendaraan yang dijual. Tips selalu waspada, jangan mudah menawarkan untuk dicoba ke jalan. Atau ikutlah bursa jual beli langsung yang bisa mempertemukan pembeli dan penjual di satu tempat.

Tips berjual-beli lebih aman : gunakan media online. Tapi juga jangan mudah tergiur dengan harga murah bagi pembeli, dan jangan terburu menerima penawaran tinggi bagi penjual. Teliti lebih dulu track record nama yang bersangkutan. Hal itu bisa dicari dengan mudah via online.

Lebih baik kita berhati-hati daripada menyesal kemudian. Jangan sampai barang melayang uang hanya bayang-bayang. Hati-hati, orang jahat pikirannya lebih luas daripada orang yang lurus.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *